M A N U R I O S - 2 [THE END]

By apeneapple

248K 13.4K 334

[ π‘€π‘Žπ‘›π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘  βΈ» π΄π‘ˆ ] Manurios : No matter how long it takes, true love is always worth the wait. β€’β€’ Gw... More

Prolog
Part 9
part 10
part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 20
part 21
part 22
part 23
part 24
part 25
part 26
part 27
part 28
part 29
part 30
part 31
part 32
part 33
part 34
part 35
part 36
part 37
part 38
part 39
part 40
part 41
part 42
part 43
part 44
part 45
part 46
part 47
P E NG U M U M A N
part 48
part 49
part 50
part 51
part 52
part 53
part 54
part 55
part 56
part 57
Manurios + Gwen (End)
part 58
part 59
part 60
part 61
part 62
part 63
part 64
part 65
part 66
part 67
part 68
part 69
part 70
part 71
part 72
part 73
part 74
part 75
part 76
part 77
part 78
part 79
part 80
part 81
part 82
part 83
part 84
part 85
part 86
part 87

part 19

4.1K 215 4
By apeneapple

edited.
--
Manurios.

Akhirnya aku sampai di London. Cuaca saat ini sangat membuatku nyaman dan begitu tenang.

Saat sampai di kamar hotel, aku langsung membuka jendela dan melihat pemandangan kota. Langit masih begitu cerah dan masih banyak orang yang berlalu-lalang. Sebentar lagi aku akan menetap dan menjalankan aktivitas rutin ku disini.

"Manu, disini keren.." ujar Justin yang sedari tadi juga ikut memperhatikan jalanan kota London.

"ya, Justin.."

"aku iri padamu, sebentar lagi kau akan melihat pemandangan ini setiap hari, sedangkan aku hanya akan pergi ke sekolah, bermain di rumah bersama nanny atau pergi ke kantor ibu. itu sangat membosankan Manu."

Mengapa anak kecil ini bisa sangat cerewet sekali? Aku semakin gemas dengan tingkah lakunya.

Justin sama persis dengan Gwen, mereka berdua memang seperti kakak-beradik yang sesungguhnya.

"sebenarnya, akulah yang iri padamu Justin." kataku sambil berjongkok untuk menyetarakan tinggiku dengan Justin.

"kenapa?" tanya nya sambil menangkup pipiku dengan kedua tangannya.

"walaupun pemandangan disini sangat indah, tetapi.. aku tidak bisa memeluk mu juga mom, sedangkan kau? tentu saja kau bisa memeluk mom setiap hari. lalu, disana ada Gwen, sedangkan disini? tidak ada, kau masih bisa bertemu dengan Gwen setiap harinya, sedangkan aku tidak. bagaimana mungkin kalau aku tidak iri padamu?" kataku dengan mengulas senyum yang di hadiahi pelukan oleh Justin.

"aku sudah berjanji akan menjaga mereka Manu, kau harus belajar dengan baik disini supaya kau bisa cepat kembali."

"ya, tentu saja."

***

Keesokan harinya, aku langsung menuju kampus dan bersiap-siap mencari dorm, aku tidak membutuhkan dorm yang mewah, asalkan teman sekamarku tidak aneh dan tempatnya nyaman, aku akan sangat menerimanya.

"baiklah, disini kamar anda Manu." ujar Tatiana, seseorang yang membantuku mencari dorm.

"bagaimana menurut-mu?" tanya ibu saat aku sedang melihat-lihat isi dorm ku.

Ini tempat yang bagus, ini cocok untukku.

"dimana tempat aku tidur?" tanya ku pada Tatiana.

"kau yang di bawah Manu, karena untuk kasur yang di atas sudah ada yang menempati."

"ya aku ingin dorm ini." kataku dengan mantap.

Setelah memilih dorm, aku duduk menunggu ibu menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan dorm dan juga kampusku nanti.

Aku memperhatikan Justin yang sedang berlarian kesana kemari dengan sangat riang, hanya dengan memperhatikannya saja bisa membuat senyumku mengembang.

"hey buddy!" sapa seseorang sambil menepuk bahuku.

"ya?"

"em ngomong-ngomong, kau yang akan menempati kamar 319 itu?" tanya nya. "ah ya? lebih baik kita berkenalan lebih dulu, namaku Nash, Nash Grier." katanya sambil mengulurkan tangan.

"ah ya, namaku Manurios, kau bisa memanggilku Manu. by the way, aku memang yang menempati kamar itu."

"hahaha akhirnya sahabatku memiliki teman sekamar juga." katanya dengan tawa.

"maksudmu Nash?"

"ya, jadi aku mempunyai sahabat, namanya Niall, dia belum mendapatkan teman sekamar dari pertama kali dia menempati kamar itu. akhirnya sekarang dia mendapatkan teman.."

"jadi bagaimana Niall..." sebelum menyelesaikan perkataan ku, tiba-tiba saja seseorang berlari ke arah ku dan juga Nash.

"oyoyyyyy!!" teriaknya sambil berlari.

"hey Niall!" panggil Nash.

Aku langsung menoleh dan mendapati seorang laki-laki dengan tubuh tidak terlalu tinggi, memiliki rambut blonde, dan dia memakai behel di giginya.

Melihatnya mengenakan behel, tidak menunjukkan kalau dia seperti nerd, tetapi malah kelihatan lucu.

"who is he Nash?" tanya nya dengan senyum mengembang.

"your roommate Nialler!" jawab Nash.

"what? seriously? oh okay, hai, my name is Niall Horan, you can call me Niall or Nialler, but its up to you bro.." ujarnya sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan denganku.

"ya Niall, let's be a good roommate."

Disini aku harus mendapatkan teman baru, secepatnya, karna aku tidak ingin kesepian saat memulai perkuliahan nanti.

"ya! tentu saja, kau akan ku kenalkan juga pada Jhonson nanti." ujarnya.

"Jhonson?"

"ya, dia sahabatku dan Nash juga, dia adalah roommate Nash, tapi..." tiba-tiba saja Niall mendekatkan wajahnya pada telingaku dan berbisik, "hati-hati dengannya, dia sedikit liar," jelas Niall yang di hadiahi tawa oleh Nash.

"hey Ni, kalau ingin berbisik, buatlah suaramu itu mengecil, bahkan aku saja masih bisa mendengar ucapan mu." kata Nash dengan tawa yang disambut juga dengan tawaku.

"jadi Manu, kapan kau akan pindah kesini? lagi pula, perkuliahan akan di mulai dua bulan lagi." Nash menjelaskan.

"mungkin aku akan pindah bulan depan, aku belum membereskan apa-apa dan belum siap meninggalkan semua yang ada disana."

"aaaahh.." tiba-tiba Niall duduk di sebelahku sambil merangkulku, "kalau boleh aku tebak, pasti kau belum siap meninggalkan kekasih mu kan?" tanya Niall yang sukses membuat mataku membesar.

"ah tanpa kau menjawab aku sudah tau jawaban mu, hey buddy, dengarlah.. kau kesini bukan untuk main-main kan? jadi, jangan membuat dirimu berat hanya karna seseorang yang kau sayang disana, kalau kau berhasil, dia juga pasti akan tetap bersama mu."

"hah, Niall kau mulai lagi berpidato.. padahal kau saja single sudah lama sekali," ujar Nash.

"tapi aku selalu benar kan?" tanya Niall yang di hadiahi anggukan dari Nash.

"tenang saja buddy, untuk sekarang kau harus fokus pada studi mu dulu, baru wanita, itulah kuncinya." kata Niall sambil mengacungkan jempolnya.

"ya Niall terima kasih untuk pendapat mu."

Walaupun baru bertemu dengan mereka, tetapi aku sudah merasa cukup nyaman untuk mengobrol dan bercanda dengan mereka.

Di akhir perbincangan, aku baru mengetahui kalau aku, Niall, dan Nash berada pada studi yang sama, yaitu kedokteran. Ini akan sangat menyenangkan, aku akan menceritakan segalanya pada Gwen saat pulang nanti.

****

Foto teman barunya Manu nih.....
Niall and Nash


Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 24.7K 7
NEW COVER! 3 dalam Teenlit 28/10/2018 #Humoris βœ” #Rafi βœ” #Rara βœ” #10 dalam fiksi 26/02/2019 #8 dalam fiksi 06/03/2019 Siapa yang tak kenal dengan Ra...
VERO By Zxycaa Ica

Teen Fiction

329 50 22
Vero Brace Harison,seorang lelaki yang terpaksa menikahi seorang wanita bernama Keyla Anata Briana karna perjodohan dari orang tua nya
3.5M 27.2K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
NAREGA By Naa

Teen Fiction

4.5K 256 21
Gabriello Aldevaro Narega Seorang lelaki yang selalu mampu memikat semua gadis yang melihatnya. Siapa yang tidak akan tertarik dengan lelaki tampan y...