Petrichor

By Gocrazymae

6.3K 795 45

Another [NamJin] story Angst, harsh words More

1. Pink Umbrella
2. Farewell, Hello
3. First Sight
4. [Love at] First Sight
5. Finally Meeting You
6. At The Bus Stop
7. I Think...
8. See You Monday Morning
9. There For You
10. Distraction
11. Hostage
12. See You Tomorrow
13. Somebody Misses You
14. Rain Drops
15. Good Night
16. Baby
17. Say My Name
18. Hope
19. That I Love You
20. Reason To Come Home
21. Dark Side Of You
22. Captured Memories
23. Senior
24. Riot
25. Survival's Guilt
26. Remedy
27. Yours
28. Story Of You
29. You Deserve More
30. Madly In Love
31. Who?
32. Closer
33. Concern
34. Visitor
35. White Box
36. Late Confession
37. Cold
39. Hide And Seek
40. Regrets
41. Left Out
42. In Between
43. For The Best
44. Give You Time
45. Cuddly
46. Empty
47. See You
48. Missing
49. Get To You
50. Not Here
51. Wait For Me
52. Promised
53. Petrichor
54. Never Leave Your Side

38. That Name Again

76 13 1
By Gocrazymae




Seokjin mengerang terbangun dari sofanya.

Ia mengerjap dan meregangkan tubuhnya yang kaku, berjalan lunglai membawa selimut juga bantalnya kembali ke kamar.

Malam itu ia memilih untuk duduk mengenang sang pria di layar televisinya hingga tertidur.


Bergegas membereskan barang-barang peninggalan Ken kembali ke dalam box, Seokjin segera berangkat menuju tempat kerjanya.

Beberapa pesan di ponselnya pun tak sempat ia tengok.





"Ya ampun Seokjin!" Moonbyul membulatkan kedua matanya.

"Berapa puluh jam kau menangis?"

Ia tertawa menatap Seokjin dengan kedua mata sembab dan bibir mengerucut juga dahinya yang berkerut.

"Bagaimana ini Moonbyuuuulll...." Ia mengerang menepuk-nepuk pipi bulatnya.

Wanita itu terbahak lalu merangkul lengannya. "Sebentar ya...aku ambil tas makeupku"

"Seokjin....." Ia berbalik saat akan berjalan ke meja kerjanya.

"Berhentilah menyakiti dirimu sendiri...."

"Kau punya Namjoon sekarang"



DEG



"Namjoon....." Ia tertunduk.

"Namjoon yang telah bersedia menjadi pelarianku"

"Namjoon yang bersedia berubah demi aku..."

"Namjoon yang selalu ada saat aku membutuhkannya"

"Namjoon....."

Seokjin terburu-buru merogoh tasnya, mencari ponsel yang tak ia sentuh sejak terakhir mereka berbicara kemarin malam.


"Hmm?"
Ia memiringkan kepalanya bingung.

Tak satupun pesan-pesan itu berasal dari sang pria.

"Oh.....Moonbyul....." Ia kembali mengerang pelan.

"Sepertinya Namjoon marah....."


"Seokjin......" Ia meraih kedua tangan yang menutupi wajahnya.

"Please....lupakan Ken...."

"Mungkin sekarang Namjoon menyangka kau benar-benar sakit dan memberimu waktu istirahat..."

"Mungkin ia sangat merindukanmu, tapi kau malah menjauhinya"

"Kumohon, Seokjin...."

"Jangan membuatnya sakit hati seperti yang kau rasakan terhadap Ken dan Eunji..."


Kalimat terakhir itu memukul hatinya keras. Ia kembali menutup wajahnya sambil mengerang pelan.

"Ini...kompres matamu dengan ini okay..."

"Lalu hubungi dia...." Moonbyul menyerahkan sebuah kantung kompres dingin kemudian tersenyum dan pergi ke meja kerjanya.





"Dia tidak menjawab..."

"Namjoon.....angkat teleponnya"

Berkali-kali nomor itu dihubungi namun tak juga diangkat.


'Namjoon?'
'Kau dimana?'
'Maaf aku tidak mengabari jika aku sudah kembali bekerja'

Pesan itu terkirim. Seokjin meletakkan kotak bekalnya di samping dan menunggu balasan.

Siang itu Seokjin harus ditemani oleh angin dan tetes hujan di lantai teratas kantornya.

Tempat biasa mereka menghabiskan jam istirahat untuk makan siang.

Sekarang tempat itu terasa sangat luas.

Hening yang biasa ia nikmati pun tak lagi membuatnya tenang.

Sepi.






'Namjoon?'
'Apakah kau marah?'

'Namjoonie?'

Pesan berselang beberapa jam itu tetap tak terbalas.



'Namjoonie...'

'Aku tidur duluan ya...'
'Sampai bertemu besok'

'Aku kangen Namjoonie....'

'Good night'

Benda kotak itu diletakkan di sampingnya, seandainya sang kekasih yang tiba-tiba menghilang itu membalas.

Matanya melirik pelan ke atas meja. Box itu masih terbuka dengan foto mereka di tumpukan teratas.

Seokjin bangun dan menutup kotak putih itu lalu kembali ke atas tempat tidurnya.

Tak lama ia pun tertidur.






"......Jin...."
"Seokjin....."

"Ken?"
Ia mengerjapkan mata dan menoleh ke sekitar.

Sepi, tak seorang pun berada di dalam kamarnya.

"Ken....aku bermimpi...." Kedua mata itu kembali tertutup.


Namjoon meremas ponselnya sekuat tenaga.

Menopang kepala dengan kedua lengannya di sisi bawah tempat tidur sang pria yang baru saja menggumamkan nama itu.

Nama yang ia kira sudah menjadi masa lalu.

Nama yang tak lagi Seokjin sebut walaupun tak sadar.

"Kukira kau benar-benar merindukan aku Seokjin..." Hatinya perih.


Ia pun pergi meninggalkan rumah itu.

Continue Reading

You'll Also Like

11.8K 1K 26
"So.. what we had wasn't real?" "Buat MEREKA jatuh cinta sama kamu, bukan salah satunya aja." Gyujin / RiGyu / BinHaoBin / Gongtang / Woongbin / Mor...
16.2K 1.1K 11
hanya sebuah kamar, sempit yang terdapat ke hidung indah di dalamnya happy reading all, and sorry cerita yang kemarin di hapus. semoga yang ini lanju...
1.1M 51.3K 35
Obsesi terhadap sebuah novel bergenre romance membuat Thalia ingin mengalami hal yang sama seperti yang dialami oleh pemeran wanita dalam novel terse...
36.9K 2.5K 24
Kisah cinta seorang Jeon Namjoon ketika pertama kali melihat Kim Seokjin si senior omega yang sok sok galak. . Cerita ini menceritakan awal pertemuan...