My Beloved Monster (TAMAT)

By FireFirena

9.1K 1.5K 258

Alert 18+ Mengenalmu membuatku sadar, bahwa hidup tidak hanya abu-abu saja. Irene Arlandria. Kau orang pertam... More

1. Monster Itu Bernama Yuu
2. Bodoh, Berandalan & Pahlawan
3. Alasan Tidak Melepaskan
4. Dibenci Itu Sebuah Pilihan
5. Berkunjung
6. Manunggaling Aku dan Kamu
7. Kau Adalah Hiburan Bagiku
8. Dia Milikku Pribadi
9. Berada Disisimu Adalah Keputusanku
10. Rumor
11. Pernyataan Cinta
12. Sisi Rapuh Yuu
13. Bersama Terluka, Berpisah Binasa
14. Dia, Grizzy Avelon
15. Supremasi Cinta
16. Semua Demi Yuu
17. Guardian and Monster
18. Cinta & Hujan
19. Waktu Bersama
20. Malaikat dan Monster
21. Marketing Hati
22. Dia Yang Disangka Tak Pernah Ada
23. Goresan Hati
24. I'll Be Here
25. Yang Tak Terabaikan
26. Diambang Batas Kegilaan
27. Masih Disini, Tidak Akan Pergi
28. Harapan Yang Bermunculan
29. Kebahagiaan Yang Direnggut
30. Sebuah Perlindungan
31. I Love You
32. Malam Bersama
33. Aku, Kamu, dan Hantu Malam Minggu
34. Krisis Hati
35. Retak
36. Teruntuk Mu, Cintaku
37. Monster Pelindung
38. Dongeng Penenang
39. Pilihan Hati
40. Sebab Cinta
41. Hero
42. Hadiah
43. Rencana Masa Depan
44. Neurotik
45. Pengagum Rahasia Lainnya
46. It's Only Me
47. Jangan Berharap Tuk Pergi
48. Touch him
49. Deklarasi Permusuhan
50. Penolakan Untuk Pergi
51. Secercah Cahaya
52. Pemenuhan Harapan
53. Terlelap
54. Bahagia Dan Luka
56. Extra : Langkah Yang Tak Sampai
57. Extra : Akhir Bahagia

55. Kebenaran Yang Mengganggu

37 14 0
By FireFirena

Dentuman musik saling bersautan terdengar mengguncang gendang telinga. Pencahayaan remang-remang yang bisa membuat sakit mata dapat Irene saksikan di setiap sudut ruangan. Aroma kuat alkohol juga rokok berpadu jadi satu, membuat tenggorokan Irene kian tercekat.

Irene berjalan perlahan, sebisa mungkin jangan sampai menyenggol orang disekitarnya. Genggamannya kian erat pada jemari besar Yuu.

"Gue ngerasa gak nyaman." Racau Irene untuk kesekian kalinya. Yuu menoleh sebentar, mengulum senyuman lembut lalu kembali menarik lengan Irene menyusuri setiap lorongnya.

Disepanjang mata memandang, Irene menjumpai tidak sekali-dua kali orang bercumbu. Mereka sedikit banyak membuat Irene kian tidak nyaman. Melakukan hal memalukan di tempat umum seperti ini.

"Kita ngapain, sih kesini?" Irene menghentak tangan Yuu. Sejak seminggu pengelihatannya ia dapatkan, Yuu mulai jarang bicara. Cowok itu menjadi sosok tak tersentuh seperti sebelumnya, hanya saja, Yuu tidak pernah mencoba meninggalkannya.

"Hari ini bakal gue selesain semuanya."

Apa maksudnya?

Disana!

Yuu menarik tangan Irene, menghentak tubuh cewek yang terlihat lebih ringkih dari beberapa bulan lalu. Yuu membalikkan tubuh Irene, memerangkap sosok rapuh diantara dinding dan lengannya. Yuu menunduk, menekuri wajah pucat sang pacar. Lagi-lagi Yuu hanya mengulas senyuman lembut.

"Ke-kenapa?"

"Ssstt!" Yuu meletakkan jari di depan bibir Irene.

Kali ini Yuu mendekatkan wajahnya pada tengkuk leher Irene. Irene yang merasa terganggu hanya terus menepis semua pikiran negatifnya, mepet pada tembok dan menahan napasnya. Berhenti. Yuu tidak meneruskan upayanya.

Kali ini apa?

"Sorry. Gue gak akan macem-macem dulu."

Irene meneleng. Sorot matanya menerawang setiap pergerakan transparan perubahan raut Yuu. Kenapa minta maaf kalau tidak melakukan apa-apa?

Yuu melirik ke belakang. Saat semua dia rasa aman, Yuu kembali menarik Irene untuk mengikutinya. Mereka kali ini masuk ke dalam ruangan yang sedikit mencurigakan.

Irene mengedarkan pandangannya. Saat hendak istirahat tadi, Irene justru dipaksa ikut masuk ke dalam bar. Tempat ladang dosa. Saat dirinya bertanya alasan kenapa Yuu mengajaknya kesana, cowok itu hanya tersenyum dan mengatakan akan menemukan apa yang selama ini ia cari disana.

Alunan lagu melankolis yang digubah profesional ditangan DJ piawai membuat setiap insan yg dapat menjangkau musiknya dibuat takluk, meliukkan tubuhnya -sejenak dibuat melupakan semua permasalahan.

"Lo yakin udah singkirin semua bukti-bukti?"

"Lo gak usah khawatir, bahkan korbannya kayak seneng aja nyawanya hilang." Yuu tidak bisa menangkap lebih jelas visual orang yang kini bercakap membelakanginya.

"Syukur kalo gitu. Kita gak boleh biarin insiden ini nyebar karena kalo sampai kita ketahuan. Ada 2 kemungkinan;" Cowok yang Yuu curigai sejak awal berbicara. Tampak santai dengan kedua kaki yang menyilang, "pertama kita bakal dipenjara, kedua cowok itu bakal bunuh kita."

Brak!!!

"Lo pikir bisa kabur dari gue?" Yuu mendobrak pintu. Menyeringai setan saat Irene di sisinya justru gelagapan.

"Yuu!"

Cowok itu!

Irene tidak paham dengan situasi saat ini. Jauh di depannya Yuu menghajar dua orang secara bergantian, membanting tubuh orang yang sepadan. Menendang beberapa kali sampai akhirnya Yuu berhenti. Napasnya putus-putus, Yuu mendekat lagi. Kesepuluh jemari mencengkeram kerah baju salah satunya. Pupil Irene melebar tepat setelah visual tampan wajah cowok yang familiar mulai tampak jelas.

Farel.

"Kenapa lo ada disini?" Farel membuah muka ke arah lain. Saat Irene menahan tangan Yuu agar tidak lagi jatuh menghajar orang yang bahkan untuk berdiri saja tidak mampu. Sekali lagi Irene melontarkan pertanyaan yang sama, "Kenapa lo ada disini, Farel?"

"Jawab! Lo punya mulut, kan? Atau mau gue lebarin mulut lo biar bisa ngomong?" Jemari kuatnya meremat rahang Farel keras, membuat sang korban kian meringis kesakitan. Yuu bahkan tidak peduli walau kukunya menancap dan menimbulkan luka baru yang mengalirkan darah segar.

Anyir, namun manis.

Yuu mendorong rahang Farel mundur, membuat si pemilik rahang juga terbentur meja di belakangnya. Yuu mendekat pada sang kekasih, mengambil segelas whiskey lalu duduk di pinggiran sofa. Yuu mengarahkan telunjuknya pada Farel beriringan dengan gulir kelereng cokelat milik Kirena.

"Ada apa ini, Yuu? Kalaupun lo gak suka sama Farel, lo gak seharusnya begini ke dia." Irene murka, bahkan Irene merasa tercekat kala menyebut nama sang pacar barusan.

Baginya, Yuu benar-benar kelewatan.

Irene paham betul dendam pribadi yang dimiliki Yuu pada Farel. Kecemburuan tanpa batas yang cowok itu miliki, hanya saja itu bukan alasan yang pantas untuk melakukan kekerasan seperti ini.

Yuu terkekeh sebelum akhirnya membanting gelas. Yuu menarik lengan sang pacar, tidak sengaja sampai menghentak tubuh kecil itu hingga bergetar.

"Mungkin setelah tahu, lo sendiri yang datang buat nampar mulut sok manisnya itu."

Apa maksudnya?

Kenapa Yuu tidak langsung berterus terang?

"Dia- cowok itu yang udah tega nabrak tante Adelia dan bahkan ngebuang surat terakhirnya. Pesan yang gak sempet tante ucapin secara langsung." Yuu mengeluarkan selembar kertas kusut dari sakunya. Melempar pada cowok lain yang kini hanya sendirian setelah temannya kabur.

Irene berjongkok. Memungut kertas yang tidak hanya kusut, bahkan ujungnya sudah sobek dengan beberapa bercak noda kotoran. Tangannya bergetar, kian tremor saat Irene mengenali tulisan tangan yang tidak akan mungkin dirinya salah mengenali.

Irene menelan salivanya berat. Tenggorokannya sakit bahkan sebelum sepatah kata berhasil lolos. Seolah mengabur entah kemana kata yang susah payah dia susun semula.

"Gue bisa jelasin, Ren."

Tercekat.

Bahkan tamparan jauh lebih baik daripada diabaikan.

Irene berlalu pergi, berlari menjauh dengan banyak air mata yang lagi-lagi mengalir keluar. Seolah enggan walau sedetik memastikan bagaimana ekspresi Farel setelah rahasianya terungkap.

Irene tidak peduli.

Cewek itu seolah hilang kewarasan berlari tanpa melihat sekitar. Di sepanjang lorong Irene bahkan menabrak orang dengan sengaja. Beberapa botol minuman kaca juga pecah karena ulahnya. Tidak masalah, Yuu bisa menyelesaikannya.

Hanya saja,

"Irene! Irene!" Yuu berteriak. Mengatakan berhenti tapi tidak sekalipun digubris. Yuu sendiri langsung menyusul Irene sepeninggal cewek itu. Masalah Farel bisa dia selesaikan kapan saja, yang terpenting saat ini untuk menyejukkan kembali uap panas yang kini mengepul mengekang hatinya.

***

Irene tidak menyangka.

Dia benar-benar salah sangka. Dan saat dirinya menyadari, semua itu terlambat. Sekali lagi Irene merasa dipecundangi di akhir. Kalah oleh ego sendiri. Dan kini, hanya penyesalan yang akan mengiringi langkah beratnya. Nasib buruk yang kelak akan menjadi instrukturnya.

Untuk Putriku, Irene

Saat itu tangis pertamamu menjadi tawa paling bahagia bagi Ibu.
Rambut tipis yang membalut kulit putih halus, mata bulat besar, dan hidung kecil terlihat makin menggemaskan.
Kamu hadiah paling indah.
Meski ayahmu dulu tidak sesenang ibu, dia tetap menyayangimu.
Meski hubungannya tidak begitu baik dengan ibu, dia tetap ayahmu.
Ibu mencintainya dan kamu.
Saat pertama masuk tk kamu mendapat medali pertama.
Ibu tidak menyangka kamu sepintar itu.
Wajar saja karena kamu anak ayahmu.
Dan saat ayahmu pergi, ibu tidak tahu lagi bagaimana caranya dekat denganmu.
Semakin ibu mencoba semakin sering ibu mengacuhkanmu.
Maaf, ibu memang ibu yang payah.

Cara tidurmu tidak pernah berubah, selalu ada satu sampai dua guling yang terjatuh karena kamu tidak sengaja menendangnya, bahkan saat kamu sebesar sekarang.
Maaf, ibu jadi seperti penguntit.
Cara makanmu juga tidak berubah.
Ah, ibu harap setelah ini kamu akan makan lebih banyak lagi.

Tes. Tes.

Irene tidak sanggup membendung air matanya. Dia bukan satu-satunya yang mengharapkan pelukan. Adelia selama ini juga mengalami penderitaan serupa. Menahan rasa rindunya agar tidak sampai melukai Irene, sekalipun hal tersebut justru menghancurkan dirinya sendiri.

Saat kamu membaca ini mungkin ibu tidak lagi bisa melihatmu.
Kamu pasti sangat cantik dengan mata itu.
Ibu harap kamu akan melihat lebih banyak kenangan indah dengan mata ibu.
Maaf karena ibu kamu menderita.

Irene menggeleng kuat. Menggigit bibir bagian dalamnya hingga berdarah demi meredam isakan tangis yang kian menjadi.

Rasanya sakit sekali.

Sakit. Sakit. Sakit.

Seolah Irene sendiri yang saat ini akan mati.

Ibu tidak perlu khawatir lagi.
Sekarang kamu punya orang yang bisa menjagamu lebih baik.
Sosok yang bisa menjadi apapun untukmu.
Yuu, awalnya ibu khawatir karena dia pria kasar meski begitu itu lebih baik daripada ayahmu yang hanya baik diluar.
Ibu akan terus mengawasimu.
Ibu sangat mencintaimu.
Sangat. Sangat. Sangat.

Adelia Rahmawati.

"Tolong jangan pergi! Irene bakal jadi anak yang penurut. Tolong, jangan tinggalin aku sendirian." Tangisannya tidak sampai. Angin dengan cepat menghapusnya, menerbangkan harapan-harapan cewek yang kini ditundukkan oleh takdir.

Lagi-lagi dia ditinggalkan seperti ini.

Walau sudah berlatih, dan berjanji tidak akan peduli. Yang terjadi justru sebaliknya.

Irene dipaksa memupuk banyak luka.

"Gue gak akan ninggalin lo. Gue-"

"Lo jahat!"

Yuu mundur selangkah. Tubuhnya kian gemetar saat kaki dia paksakan melangkah mendekat.

"Lo jahat. Cowok paling jahat karena terus nakutin gue pake janji gak akan pergi."

Karena kalau pada akhirnya dia akan pergi, lantas untuk apa janji itu dibuat?

Semua yang bertemu pasti akan berpisah, entah kematian atau kepahitan takdir lain yang mengharuskan mengambil jalan berlawanan arah. Meski dengan banyak persiapan, kemandirian yang dijalani sehari-hari, manusia akan tetap terguncang saat perpisahan itu datang. Mereka cenderung membutuhkan seseorang baru yang mampu memenuhi harapan-harapan orang sebelumnya, untuk terus dilanjutkan.

Dan bagi Irene yang sedang terguncang batinnya karena kehilangan orang tua tunggal. Dia memerlukan sosok baru untuk bisa melengkapi kembali hari-harinya.

"Gue bakal jadi therapist lo, jadi suami, jadi ayah dan banyak figur lainnya buat lo." Yuu mengulum senyuman ramah. Membawa Irene bersandar pada dadanya, Yuu mengimbuhkan, "Gue bakal jadi serba gunanya lo. Gue cinta mati sama lo."

Tamat.

***
Makasih buat kalian yg dari awal ikuti MBM sampe tamat. 55 chap itu menurut saya udah banyak banget loh. Jadi daripada ini makin mbulet kalo chap nya kebanyakan jadi saya nyiapin ending ini dengan banyak pertimbangan.

Gimana menurut kalian endingnya?
Ini di end karena emang cerita ini mengalami kebuntuan.
Tenang aja bakal ada bonus chap mungkin, bisa jadi saya bikinkan sekuel atau prekuelnya. Komen saja biar saya tau berapa banyak yg excited dan nge ship YuuxIrene.

Baca juga cerita saya yg lain bisa dilihat di wall karya saya. Follow for more.

Bagian mana yang kalian suka?

Jangan lupa tinggalkan feedback.

Thanks for coming.

Continue Reading

You'll Also Like

620K 1.9K 13
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
1.5M 13.1K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
8.2M 466K 25
SUDAH DIBUKUKAN. ATAU BACA KELANJUTANNYA DI KARYAKARSA : SITINURATIKA07 [Series #1 Dark Romance] Jika kalian mencari cerita yang penuh konflik lika-l...
556K 13.2K 7
Lama menghilang dan terpisahkan, Arka dan Dinara kembali dipertemukan sepuluh tahun kemudian dengan keadaan yang berbeda. Dulu, Dinara bisa lari da...