The Wolf Devil's (END)

By fahhh28

282K 20.6K 1.9K

(Follow akun author dulu yuk:) . . . . . . Apa jadinya jika seseorang bertransmigrasi ke tubuh seorang pembul... More

Perkenalan
Prolog
01. Awal dari semuanya
02. Melepas rindu
Perkenalan 2
03. Back To School
Kian High School
04. Markas TWD
05. Bikin Esmosi
06. Flashback
07. Flashback 2
08. Status kakak adik
09. Pindah rumah
10. Keributan
11. Jalan-jalan
12. Alicia bikin esmosi
13. Pertengkaran keluarga Elbiozsan
14. Back To California
15. Barra Elergi Seafood
16. Priya anak indigo
17. Pertengkaran di meja makan
18. Baby Giyyo
19. Syana Aquella
20. Baby Agam
21. Bully
22. Bully Syana
23. Liburan?
24. Bangkok
25. China
26. Hampir celaka
27. Korea
29. Tembakan
30. Dewa dan Priya
31. Orang misterius
32. Andrea kecelakaan
33. Sadar
34. Camping
35. Camping 2
36. Sungai
37. Angga
38. Sedikit berubah
39. Keluarga Alicia?
40. Pesta
41. Lily dan ?
42. Kecewa
43. Siapa YMH?
44. Diusir?
45. Kabar buruk
46. Pencarian
Epilog
INFO!
SAQUEL?
BACA YAAAA!!!

28. Sebuah pelukan

4.1K 340 19
By fahhh28

Happy Reading

Saat akan memasuki mobil mata priya tak sengaja mematap pemandangan yang membuat hatinya bergemuruh.

"Kenapa ya? Ayo masuk." Ucap Alicia saat Lriya hanya berdiri di depan pintu mobil. Karena tidak mendapat jawaban dari Priya, Alicia mengedarkan pandangan untuk memcari apa yang di tatap Priya.

"Yak! Priya suka bang de!" Ucap Alicia heboh sendiri membuat mereka yang berada di dalam mobil menatap Priya yang sedang menatap Dewa yang berjalan bersama Syana.

"Santai aja kali ya, bang de gak suka sama syana itu cuma kepaksa aja." Ucap Lily membuat Priya menatap gadis itu.

"Yang bener?" Tanya Priya, ia langsung duduk di samping Lily. Lily hanya menganggukan kepala membuat Priya bersorak girang di dalam hati.

Asekkk! Bakal gue rebut bang de dari lo syana Batin Priya. Viona yang mendengar batin Priya hanya tersenyum tipis.

~☆~☆~☆~
Pagi ini Agam terlihat lebih aktif dari biasanya, membuat Viona harus bersabat. Bagaimana tidak? Saat sudah bangun Agam tak mau di mandikan membuat Viona harus bersabar hingga akhirnya Viona berhasil membawa Agam ke kamar mandi namun saat akan di mandikan Agam berlari keluar kamar tanpa menggunakan baju.

Tak hanya itu Agam juga merecokki para maid yang tengah sibuk di dapur. Setelah berhasil naik ke meja dapur Agam menumpahkan bumbu-bumbu dapur ke lantai dan meja membuat dapur berantakan sedangkan para maid tak bisa berbuat apa-apa karena jika maju satu langkah Agam akan menangis.

"No no no, agam gak boleh nakal kasihan mamanya sayang." Ucap Priya yang tiba-tiba datang dan menggendong Agam membuat anak itu sedikit terkejut.

"Agam mau mama sedih?" Tanya Priya.

"Ndak au, anti agam doca." Jawab Agam menatap Priya. "Nah kalo agam gak mau agam harus mandi dulu, mama udah nunggu agam lho di kamar." Ucap Priya lalu membawa Agam pergi namun sebelum itu ia meminta maid untuk membereskan kekacauan di dapur.

"Makasih ya udah bawa agam ke sini." Ucap Viona mengambil alih Agam untuk di mandikan.

"Sama-sama kak."

~☆~☆~☆~
"Ihhh anak mama gantengnya." Ucap Viona mencium pipi gembul Agam.

Hari ini Viona dan yang lainnya berada di dalam mobil untuk menuju ke Bukchon Village.

Bukchon Village salah satu destinasi wisata di Korea Selatan yang menawarkan sensasi kehidupan masa lalu masyarakat Korea Selatan yaitu Bukchon Village.

Sesampainya di Bukchon Village mereka turun dan mulai menyelusuri setiap tempat yang ada di Bukchon Village ini.

"Rizal, nanti foto in kita waktu kak bi ketawa atau apa lah abil aja foto." Ucap Priya berbisik tepat di telinga Rizal yang mengangguk patuh.

Setelah dari Bukchon Village mereka melanjutkan perjalanan ke Istana Gyeokbok, Istana Changdeok dan Jongmyo Shrine.

"Agam mau makan?" Tanya Viona saat mereka berada di dalam mobil, Agam hanya mengangguk antusias.

"Rizal tolong bilang ke sopir untuk mampir ke tempat makan ya." Ucap Viona yang di angguki Rizal.

Mobil melaju menuju salah satu tempat makan yang terkenal di sana, mereka memasuki restoran dengan anggun. Hanbok yang mereka pakai belum mereka lepas karena terlalu malas menggati pakaian layaknya keluarga kerajaan mereka duduk di salah satu meja yang khusus untuk keluarga.

"Pesan makanan terenak aja li biar gak ribet." Ucap Viona kepada Lily yang di angguki gadis itu.

Tak lama pesanan mereka tiba, mereka langaung memaka- makanan yang mereka pesan hingga habis. Setelah habis dan membayar makanan mereka langsung masuk ke dalam mobil untuk pulang.

Priyandya

❤️💭🏷️
Disukai oleh Aliciabraham, Lilysofia, AndreaOdeya_ dan 560.906 lainnya

Priyandya akhirnya bisa liat kak vi ketawa thanks mas rizal😗

Komentar telah di nonaktifkan

~☆~☆~☆~
"Mau kemana vi?" Tanya Lily saat melihat Viona terun dari tangga.

"Mau ke acara rekan bisnis." Jawab Viona sambil merapikan dress selututnya.

"Mau gue anter?" Tanya Lily yang mendapat gelengan kepal oleh Viona.

"Gue berangkat, titip agam ya." Ucap Viona yang di angguki Lily.

Viona memasuki mobil Alphard miliknya, mobil melaju menuju salah satu hotel tempat acara di laksanakan.

"Rizal, apa ada masalah selama saya tidak ada di sini?" Tanya Viona kepasa Rizal.

"Ada nona, namun bisa saya atasi." Jawab Rizal.

Mobil telah sampai di depan pintu lobby hotel. Mereka berdua memasuki hotel di mana acara itu di gelar.

"chughahabnida." Ucap Viona sambil menjabat tangan Tuan Ryonal sang pemilik acara.
(Selamat tuan).

"Anna yang gamsahabnida." Balas Tuan Ryonal.
(Terima kasih nona anna).

"eumsig-eul jeulgiseyo." Lanjutnya
(Silahkan menikmati makanan yang ada).

Saat sedang asik memakan kue Viona melihat Barra dan Anindira yang duduk tak jauh dari mejanya. Namun tak lama Anindira pergi meninggalkan Barra membuat Viona penasaran, ia mengikuti kemana Anindira berjalan hingga ia kehilangan jejak Anindira.

"Ngapain lo?" Tanya Barra yang tiba-tiba datang membuat Viona terkejut.

"Bukan urusan lo." Jawab Viona dengan cuek, ia masih memperhatikan sekitar hingga ia melihat ruangan yang terbuka.

Tanpa basa-basi Viona memasuki ruangan itu, Barra yang penasaran apa yang di lakukan Viona pun mengikutu gadis itu.

"Lo? Ngapain ngikutin gue?" Tanya Viona dengan kesal.

Blam

Suara pintu tertutup membut Viona dan Barra melihat ke arah pintu yang tertutup. Viona mencoba membuka pintu namun tidak berhasil.

"Sialan, BUKA WOYY!!" Ucap Viona menggedor-ngedor pintu.

Tak lama suhu ruangan menjadi dingin membuat Viona mengusap-usap lengannya untuk memberi kehangatan.

Cold storage adalah suatu tempat yang memiliki mesin refrigerasi yang di gunakan untuk menyimpan suatu produk dalam suhu tertentu. Dan sialnya Viona serta Barra terjebak di ruangan itu, di tambah suhu yang kian meningkat membuat tubuh Viona menggigil hebat membuat Barra melepas jas miliknya.

"Lo pakai aja." Ucap Barra memberikan jas kepada Viona yang menggigil hebat.

"G-gak usah, l-lo pakai aja s-sendiri." Ucap Viona menolak mau bagaimana pun Barra pasti juga merasakan dingin.

"Ck! Pakai!" Ucap Barra namun di balas gelengan kepala oleh Viona membuat Barra kesal, tanpa permisi Barra memakaikan jasnya ke tubuh Viona yang mulai terlihat pucat.

"Hei! Jangan pingsan dulu." Ucap Barra saat melihat mata Viona akan menutup.

Barra mencoba mencari alat untuk membuka pintu yang terkunci, ia berteriak dan membuat suara namun sepertinya ruangan ini kedap suara. Barra menoleh ke arah Viona yang sudah menutup mata, ia menggosokkan tangannya ke tangan Viona untuk memberi kehangatan.

Namun tubuh Viona semakin menggigil, Barra tak kehilangan cara ia membuka kemejanya membuat ia telanjang dada. Tanpa ragu ia memberi Viona pelukan walau hanya sedikit mengurangi rasa dingin.

Tak lama Barra menangkap seseorang yang tengah memcari sesuatu, ia mendekat ke arah pintu menepuk-nepuk pintu sedikit keras hingga orang itu tak sengaja menoleh ke arah Barra.

"Tolong bukakan pintu!" Ucap Barra saat orang itu mendekat. Seakan tau orang itu membuka pintu, dengan segera Barra Menggendong Viona ala bridal style berjalan mendekat ke arah pintu.

"NONA?!" Pekik orang itu yang ternyata Rizal, ia terkejut saat Viona berada di genggongan Barra.

"Bisa antar saya ke rumah sakit?" Ucap Barra kepada Rizal ia sungguh khawatir jika terjadi sesuatu dengan Viona.

"A, bisa mari ikut saya." Ucap Rizal yang di anggukki Barra.

Sesampainya di mobil Barra, Barra meletakkan Viona di pangkuannya ia masih memeluk Viona yang sudah pingsan sejak tadi. Sedangkan Rizal menyetir.

Sesampainya di rumah sakit Rizal memakirkan mobil di parkiran sedangkan Barra sudah berlari memasuki rumah sakit.

~☆~☆~☆~
Ceklek

Barra berdiri dari duduknya saat dokter keluar. "Bagaimana keadaannya?" Tanya Barra.

"Sudah membaik, sebentar lagi akan sadar saya akan memindahkan pasien ke ryang rawat." Jawab Dokter itu.

"VVIP." Ucap Barra yang di angguki dokter itu.

Barra memasuki ruangan Viona ia duduk di kursi samping brankar rumah sakit yang di tempati Viona. Ia menatap wajah pucat Viona dengan teliti, tangannya terangkat mengusap pipi gadis itu dengan lembut. Namun tak lama ia menarik kembali tangannya.

Tak lama pintu di buka secara kasar membut Barra berdiri dari duduknya.

Bugh

"Lo apain vivi?!" Tanya Lily dengan murka, ia mendapat telfon dari Rizal bahwa Viona masuk ke rumah sakit membuat Lily dan yang lain langsung menancapkan gas ke rumah sakit.

Barra mengusap sudut bibirnya yang berdarah karena pukulan Lily tak main-main. "Gue gak apa-apain temen lo." Jawab Barra.

"Lo? Kok gak pake baju?" Celetuk Andrea yang menyadari Barra tidak memakai baju.

Sial, Barra baru menyadari bahwa tak memakai baju karena terlalu khawatir dengan Viona.

"Eughh."

"M-minum." Ucap Viona dengan segera Lily memberikan segelas air ke Viona.

"Gimana vi, udah baikan?" Tanya Andrea kepada Viona, Viona hanya mwnjawab dengan anggukan kepala, tatapam Viona bertemu dengan Barra yang berdiri tak jauh dari brankar.

"Lo-

"Maaf mengganggu, tuan ini jas dan kemeja anda." Ucap Rizal memotong ucapan Viona, Barra mengambil jas serta kemejanya dengan cepat ia memakai kemeja serta jasnya.

"Gue pergi." Ucap Barra lalu meninggalkan ruangan Viona.

"Em, bisa bicara sebentar." Ucap Barra kepada Rizal.

"Tentu tuan."

"Tolong jangan katakan apapun kepada viona." Pinta Barra membuat Rizal mengerutkan dahinya.

"Tapi kenapa?" Tanya Rizal.

"Turuti saja perintahku." Ucap Barra lalu pergi begitu saja.

•••
Spoiler:

"BARRA!" Pekik Viona membuat langkah Barra terhenti, Viona berlari kecil menghampiri Barra.

Barra menaikkan alisnya menatap Viona bingung. "Hehehe." Viona hanya terkekeh membuat Barra merotasi bola matanya.

Tatapan Viona tak sengaja menangkap seseorang berbaju hitam yang berdiri di balik pohon dengan sebuah pistol yang mengarah ke Barra membuat Viona langsung memeluk pemuda itu saat pelutu pistol di tarik oleh orang itu membuat bahunya terkena tembakkan, dengan gerakan cepat Viona menutup bahunya dengan tangan.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Hiii

Jangan lupa vote komen and share ke teman-teman kalian ya

Papay

Terima kasih
-AliffahEchiAprillasari

Continue Reading

You'll Also Like

380K 19.6K 30
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
12.2M 753K 56
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
534K 63.6K 8
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
2.2M 78.1K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...