R¹ : R E S E T. [END] ✔️

By Mutiara1210

8.1K 2.8K 380

Percayakah kamu tentang time traveller? atau Percayakah kamu tentang takdir yang bisa diubah? Ada pepatah b... More

Prolog.
Awalan.
RESET : 3
RESET : 4
RESET : 5
RESET : 6
RESET : 7
RESET : 8
RESET : 9
RESET : 10
RESET : 11
RESET : 12
RESET : 13
RESET : 14
RESET : 15
RESET : 16
RESET : 17
RESET : 18.
RESET : 19
RESET : 20.
Bagian ke 21.
Bagian: 22
Bagian ke 23
bagian: dua puluh empat
Bagian: 25
Bagian: 26
Bagian: 27
Bagian: 28
Bagian: Dua puluh 9.
Bagian: 30
Bagian: 31
Bagian: 32
Bagian: 33
bagian: 34
RESET : 35
RESET : 36
RESET : 37
RESET : 38
RESET : 39
RESET : 40
RESET : 41
RESET : 42
RESET : 43
RESET : 44
RESET : 45
RESET : 46
RESET : 47
RESET : 48
Epilog.

RESET : 2

415 169 25
By Mutiara1210

14 febuari 2020.

Aku tersentak kaget dan membuka mataku dengan cepat. Terdapat sebuah langit-langit atap yang tidak aku kenal sama sekali. Aku bangkit dari terlentang dan melihat sekelilingku. Dimana ini? Kamar siapa ini?

Ternyata yang barusan bukanlah mimpi, jangan-jangan aku memang masuk ke dunia masa lalu ayah dan ibu.

"Nayya...!" Seseorang masuk ke kamarku, aku sedikit terkejut ketika melihat seorang perempuan setengah paruh baya muncul begitu saja diambang pintu.

"Akhirnya kamu bangun juga, mama dari tadi bangunin kamu loh..., Ayo cepet mandi! Nanti telat! " ucapnya. Benar kata seorang pengucap anonim itu, kehidupanku disini sudah diatur beres semua.

Dan sepertinya, perempuan itu adalah ibuku dikehidupan ini.

"M-mah.." panggilku, aku sedikit ragu memanggil perempuan asing itu dengan sebutan mama.

"Kenapa?"

"Ini tanggal berapa?" tanyaku.

"14 febuari, kamu lupa ya? Tumben banget.."

"Terus sekarang tahun berapa?"

"2020, kamu tuh sekarang lagi bercanda hah? Sana cepat mandi!"

"I.. I-iya.. Mah."

Perempuan yang adalah ibuku itu menutup pintu kamar dan pergi. Sedangkan aku masih terdiam diatas kasur.

Wah! Ternyata aku benar-benar menjelajahi waktu. Ini tidak bisa dipercaya! Bahkan aku mendarat ditahun yang bahkan aku saja belum lahir. Aku melihat sekeliling, ada sebuah pintu lagi dikamar ini, sepertinya itu adalah Toilet kamar ini. Aku harus membersihkan diri lalu segara pergi ke sekolah.

"Mah sekolahku dimana?" Tanyaku saat duduk dikursi meja makan. Ibuku sibuk menyiapkan makanan diatas meja.

"kamu tuh abis kejedot meja, ya?!"

"ih kok ngamooookkk.. Kan.. Aku cuma nanya.."

"Di SMA 1 ciputat kan, nanya lagi nih ciputat dimana,"

"Tau kok itu mah.. Hehe.. Keep smile dong, mah.."

Sepertinya ada yang kurang disini. Kenapa dirumah ini hanya ada aku dan ibu? Dan terlihat sangat sepi disini.

"mah.. Papa mana?" tanyaku. Raut wajah ibuku langsung berubah drastis.

"beneran kejedot terus amnesia nih anak.." gumam ibuku.

Ah.. Sepertinya aku harus berhenti bertanya agar ibu tidak curiga. Walaupun sebenarnya banyak sekali pertanyaan tentang kehidupanku dimasa ini, Sialnya suara anonim itu tidak memberitahukan apa-apa tentang diriku ditahun ini. Aku mungkin harus mencari tahu secara perlahan.

-0OoO0-

"Nayya!"

"NAYYA! IH BUDEK YA?!" seorang perempuan menepuk pundakku dengan keras.

"Eh kaget.. Lu siapa?" Tanyaku dengan mengerutkan pangkal dahi.

"Dih? Setres lu ya, Nay?"

"Nay? Gue Dinda." ucapku.

"HAH? bukan waktunya bercanda, Nay!"

"Apaan sih, gue Dinda."

"Gak lucu! Lu nayya, NAYYARA ALMIRA!"

Mampus!

Aku lupa dengan fakta bahwa namaku Nayya dikehidupan ini. Ternyata dari tadi perempuan ini memang memanggil aku dari kejauhan, tapi aku tidak sadar bahwa orang yang dia panggil adalah aku sendiri.

"Eh.. Iya-ya.. Hehe, gue bercanda kok." kataku dengan tertawa renyah.

"Gak lucu tau, lu udah ngerjain PR ekonomi?" tanyanya.

Tapi tunggu, aku masih belum tahu nama perempuan ini.

"nama lo siapa?" tanyaku dengan ragu.

"Hah? Lu tuh abis kejedot, ya?"

Sudah dua orang yang mengatakan aku terjedot hari ini.

"Udah jawab aja, nama lo siapa?"

"Ih.. Terserah lo deh! Gue Dira.. Dira! Nanya lagi gue gampar lo."

"Ish sensi amat." gumamku.

"lu pasti udah ngerjain PR ekonomi kan? Gue liat dong!"

"Eh? Gak tahu.. PR yang mana?"

"Ah boong lu, ayo kita cepetan ke kelas. Gue pengen salin PR lu."

Aku dan Dira pun sampai dikelas. Sekolah ini bahkan kelas ini pun sangat asing dipenglihatanku. Rasanya aku seperti baru bangun didunia lain. Dan lagi, sepertinya di tahun ini teknologi masih jadul. Apa aku bisa terbiasa hidup dijaman ini?

"Mana sini PR lu gue lihat!" Dira merampas Tasku dan mengambil bukuku dari sana. Dengan cepat ia membuka buku itu dan menyalinnya dibuku miliknya.

"Hah? Ternyata gue udah ngerjain ya.. " kataku sembari mengerutkan dahi. Mungkinkah Nayya dikehidupan ini adalah orang yang rajin?

"Juna!" Panggil salah satu laki-laki kelasku saat baru masuk ke kelas.

Aku mengenal nama itu. Nama ayahku adalah juna, apa dia sedang memanggil ayahku? Aku mengikuti arah pandang laki-laki itu untuk menemukan Ayahku. Ternyata ayahku sudah daritadi ada dikelas ini dan duduk dipojok kelas sembari mendengarkan musik. Ketika namanya dipanggil, ia lepaskan earphone itu dan menaruhnya diatas meja. Ayahku bangkit dari duduknya dengan semangat lalu berjalan menghampiri temannya yang memanggil barusan. Aku sedikit menahan napas, ternyata begini wujud masa muda Ayahku. Bisa dibilang, Ayah termasuk ke golongan laki-laki tampan. Pantas saja Ayah punya putri cantik sepertiku, masa mudanya saja juga ganteng sekali seperti ini.


"Lu masih suka sama Juna?" tanya Dira secara tiba-tiba, tangan dan matanya masih sibuk menyalin jawaban dari bukuku.

Aku melebarkan mata, "HAHH??"

Mana mungkin aku menyukai ayahku sendiri.

"oh udah gak suka ya.." gumamnya.

"mana mungkin gue suka sama Ayah gue sendiri."

"Ayah?"

Mampus! Aku keceplosan. Bodoh sekali kamu dindaaaa!

"E-ehh.. En-engga.. Maksud gue, mana mungkin gue suka sama Juna." cetusku secara buru-buru. Semoga saja Dira tidak curiga sama sekali.

"Lahhh.. Gara-gara gak masuk dua hari lo banyak berubah ya, Nay."

"Emang gue kenapa gak masuk sekolah?"

Dira menghentikkan kegiatannya dalam menyalin. Lalu matanya beralih menatapku.

"Lo kan sakit. Gak inget ya lo nelpon gue malem-malem buat sampein ke guru?"

"Oh... Ehmm.. Inget kok inget." kataku. Jelas aku berbohong.

"Lo pas gak masuk sekolah pasti kejedot, 'kan? Makanya sekarang jadi aneh gini." ketusnya, lalu Dira kembali melanjutkan kegiatannya.

"coba ceritain, dari kapan gue suka sama Juna?"

"Lo suka sama Juna dari kelas 11, tapi Juna sukanya sama Ranty. Ya wajar sih, Juna kan pinter, Ranty juga pinter. Mereka berdua murid unggulan dimasing-masing kelas. Cocok juga mereka kalo beneran jadi."

Ranty. Itu nama ibuku.








...

Voteeeee. Ayooook. Voteeeee.

Always Smile, Pretty!

Continue Reading

You'll Also Like

14.5M 1.6M 67
Ini kisah Clarissa si Queen Racing yang memasuki Novel My Ice Boy, dia bukan memasuki tokoh Antagonis maupun Protagonis tapi dia memasuki tokoh Figur...
1.1K 67 10
FANFICTION ⚠️⚠️WARNING!!!! CERITA INI BAKAL RANDOM ALIAS GAK JELAS DAN PENUH HALU ⚠️⚠️ Charlize Winteria Grayon, seorang remaja SMA cantik yang ting...
991K 93.3K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
112K 6.2K 31
Ketika ia secerah matahari kemudian menjadi sedingin es. Ketika ia bisa menjadi Ratu kenapa harus menjadi rakyat biasa. Nb: Cerita ini hanya cerita f...