RESET : 46

47 17 1
                                    

Yohan membawakan makanan bubur untuk ibunya Nayya. Ibunya Nayya tampak terlihat kacau dengan pandangan kosongnya sembari mendekap sebuah foto dirinya bersama dengan Nayya. Arjuna yang menyuruh Yohan untuk membawakan ibunya Nayya makanan karena Arjuna tidak kuat jika harus berhadapan dengan ibunya Nayya. Hati Arjuna sangat terluka tentunya, ia gagal menjaga putri satu-satunya yang dimiliki ibu Nayya.

Ibunya Nayya sudah tidak makan selama tiga hari, badannya semakin kurus, penampilannya semakin kacau. Kelopak matanya menghitam karena terus menangisi kepergian Nayya. Tak ada yang mampu menandingi kesedihan seorang ibu yang kehilangan putrinya.

"Tan ... Bayinya Nayya terlahir premature, tapi dia terlihat cantik seperti ibunya." ucap Yohan.

Yohan tersenyum dengan tatapan yang sendu, ia mengusap-usapkan tangannya dipunggung ibunya Nayya yang tampak tidak merespon omongannya sedikitpun.

"Nayya udah bahagia, tante. Gak ada yang bisa ganggu dia di surga. Yohan bisa jamin semua itu." kata Yohan.

"tante harus makan, supaya Nayya bisa tenang ninggalin tante disini. Gak ada yang perlu disesali apalagi ditangisi, Tante. Nayya udah buat keputusan paling baik untuk kembali ke tuhan." ujar Yohan sebelum pergi dari sana.

-oO0Oo-

"bayinya lolos dalam masa kritis, sekarang lagi masa perawatan ditabung." ucap Dira kepada Juna. Sekarang mereka berdua sedang menatap seorang bayi kecil yang memiliki wajah sangat bersinar.

"dia kuat seperti Nayya." sahut Yohan yang baru saja datang lalu bergabung bersama mereka.

Mereka bertiga berdiri sejajar menatap sang bayi lewat kaca laboratorium yang menghalanginya.

"siapa kira-kira nama yang cocok untuknya?" tanya Dira.

"Dinda, wanita yang memiliki kemauan keras, pintar, dan penyayang yang selalu memikirkan orang lain." ucap Arjuna.

"bagus, namanya cocok untuk bayi cantik yang tangguh seperti dia." kata Dira.

"Tambahin, Dinda Denisa. Denisa sang dewa anggur yang pantang menyerah dan memiliki bakat apapun." kata Yohan.

-oO0Oo-

Setelah sebulan kepergian Nayya, akhirnya Arjuna, Dira, dan Yohan kembali bergerak ke tujuan awal mereka. Setelah perasaan mereka cukup tenang mengenai rasa duka terhadap Nayya, akhirnya mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan rencana yang sudah Nayya bangun.

"lo udah siapin semua yang gue minta?" tanya Juna kepada Dira.

"udah dong," jawab Dira. Lalu Dira mengeluarkan sebuah nametag serta beberapa berkas.

"name tag, profil, dan juga identitas lo sebagai pengacara akan terdeteksi di kepolisian kok, tenang aja." ucap Dira.

"oke, thanks."

"gue kemarin juga udah temuin pengacara yang Ranty sewa untuk membela supir yang nabrak Nayya, bisa dipastikan hari ini gak akan ada halangan apapun." ujar Yohan.

"good job all, kita gerak sekarang."

-oO0Oo-

Arjuna memasuki ruang kunjungan yang sudah ada pak Sutono—supir truk yang menabrak Nayya. Arjuna menyamar sebagai pengacara pak Sutono yang diutus langsung oleh Ranty, karena jika Arjuna tidak melakukan ini, dia akan sangat kesulitan untuk bertemu pak Sutono. Pak Sutono sudah dijaga baik oleh Ranty dan benar-benar dilarang untuk dikunjungi siapapun. Kunci terakhir yang paling pas ada dipernyataan pak Sutono, apapun caranya Juna akan tetap mengungkap kesaksian pak Sutono hari ini.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Where stories live. Discover now