Bagian: 26

80 18 1
                                    

[tiga bulan sebelumnya.]

"Hari ini mau belajar bareng?" tanya Arjuna yang tiba-tiba saja menghampiri mejaku.

Dira yang melihat momen seperti ini tampak senyam senyum di sampingku, dengan tangannya yang terus menyenggol lenganku untuk sekedar menggoda saja.

"mau dimana?" tanyaku balik.

"mau di kafe buku dekat stasiun?" tawarnya.

Aku mengangguk setuju, lalu Arjuna membalas dengan senyum ramah sehabis itu pergi kembali ke mejanya.

-oO0Oo-

Aku dan ayah berjalan bersama saat jam sekolah sudah selesai, kami berniat langsung menuju lokasi seusai sekolah. Semua murid menatap kami tentunya, mereka semua terkejut sekaligus kagum karena aku adalah perempuan satu-satunya yang berhasil menggeser Ranty dari posisinya. Pandangan lumrah yang biasa mereka lihat saat Juna berjalan berdampingan dengan Ranty kini berubah menjadi aku yang berdampingan dengan ayah. Tidak ada pandangan merendahkan lagi dari mereka semua, semuanya memiliki perasaan takjub ketika melihat diriku.

Aku melewati kelas Ranty yang muridnya juga sedang berhamburan keluar untuk pulang. Pas sekali ketika kami melewati pintu, ada Ranty yang keluar kelas sembari sedikit terkejut melihat kami. Sebenarnya aku ingin mengabaikan Ranty, tapi langkah ayah tiba-tiba saja terhenti ketika melihat Ranty berada diambang pintu keluar kelasnya.

"Kalian mau belajar bareng, ya?" tanya Ranty tampak berbasa-basi dengan secarik senyum kecil diujung bibirnya.

"iya. Kamu mau aku anter pulang dulu?" tawar Juna. Ayah!! Kenapa kamu mengajak ibu pulang bersama, sih!

"gak usah, kok! Hehe, kalian belajar aja. Aku bisa pulang sendiri." jawabnya sambil menyunggingkan senyum yang terpaksa.

"oh gitu. Yaudah aku duluan, ya." ucap Juna, lalu pergi dari hadapan Ranty dengan segera.

Aku melihat wajah Ranty yang sepertinya sedikit jengkel karena mungkin Juna yang sama sekali tidak memaksa atau membujuknya pulang bersama seperti biasanya. Mata Ranty tidak bisa dibohongi oleh senyuman sok ramah yang ia keluarkan.

"Goodbye~" kataku sembari melambaikan tangan ala model-model miss universe ke depan wajah Ranty. Tidak lupa juga aku menyunggingkan sebuah senyuman kemenangan.

Aku yakin didalam lubuk hatinya pasti mengeluarkan banyak umpatan mengenai diriku. Ya, itu sih tidak masalah, yang penting aku bisa menang darinya.

"eh iya, gue lupa!" ucap Juna tiba-tiba saat berada di Halte bus dekat sekolah.

"kenapa?" tanyaku.

"adek gue Arsen ama Arsy gak ada yang jaga di rumah, gue lupa kalo Arfina ada les hari ini sampai malem," ucapnya.

Aku ingat sekali dengan adik-adik ayah, alias tante Fina, Om Arsen, dan tante Arsy. Walaupun dimasa ini terlihat aku yang lebih tua dari mereka, tapi tetap saja itu bukan alasan untuk tidak menghormati mereka. Para adik-adik ayah adalah orang yang sangat baik, mereka sangat perhatian serta sayang kepadaku.

"yaudah kalau gitu, belajar di rumah lo aja," kataku.

"sekalian jagain adek lo, 'kan." sambungku lagi.

"bener gak apa-apa?" tanyanya, sepertinya dia merasa tidak enak hati kepadaku.

Padahal aku memang ingin sekali melihat langsung om Arsen dan tante Arsy ketika masih kecil. Pasti mereka sangat lucu dan pintar.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Where stories live. Discover now