RESET : 42

46 15 2
                                    

Untuk apa kau
Menunggu suatu hal
Yang tak pantas
Kau tunggu?

R E S E T

"bagaimana? Masih ingin berbicara dengan saya?" tanya Yohan dengan tersenyum manis.

Bu Ayu menurunkan tangannya yang mendorong Yohan. Dengan sangat terpaksa akhirnya dia mempersilahkan Yohan untuk duduk kembali.

"CCTV itu sudah lama diapus, bagaimana bisa?" keluh bu Ayu dengan wajah yang sangat bingung.

"saya punya seribu satu cara, oh bukan, Nayya punya seribu satu cara buat semua ini, bu. Jadi ibu gak usah kaget lagi," kata Yohan.

Bu Ayu mengerutkan keningnya, "siapa Nayya?"

"teman saya. Boleh ibu menceritakan kejadian yang sebenarnya ke saya? Saya akan merekam video untuk ibu." 

"saya gak mau. Kalau mau dengar cerita saya jangan pakai rekam segala!" tolak bu Ayu.

"oh yaudah kalau gitu, saya akan menyerahkan video ini ke polisi. Padahal tadinya, jika ibu ditangkap, saya akan membantu meringankan hukuman yang akan ibu tanggung bagaimanapun caranya."

"saya gak akan ditangkap! Keluarga Ranty sudah berjanji kepada saya."

"ngomong-ngomong putri ibu cantik-cantik ya? Kayaknya satu dari mereka sudah SMA? Kira-kira kalau saya sebar video ini disitus sekolahnya, bakal heboh gak ya? Perasaan anak ibu bakal gimana?" ujar Yohan dengan nada yang diayun-ayunkan.

Bu Ayu diam saja. Wajahnya semakin menunjukkan rasa kepanikan.

"mau kamu apa sih?!" bentak bu Ayu.

"gampang bu, tinggal cerita, lalu saya rekam." jawab Yohan.

"y-yaudah." kata bu Ayu dengan pasrah.

Yohan pun menyiapkan kamera ponselnya untuk menghadap ke wajah bu Ayu. Setelah bu Ayu sudah siap untuk bersuara, Yohan pun menyalakan tombol rekam video diponselnya.

"kejadian tujuh belas tahun yang lalu ..."

[17 tahun yang lalu. ]

Memiliki keluarga yang harmonis sudahlah pasti menjadi keinginan untuk Ranty. Awalnya keluarganya terlihat mulus seperti tidak ada cacat sedikitpun, ayahnya yang seorang pengusaha sukses, ibunya yang seorang dokter bidan terkenal, kakaknya yang menjadi murid terpintar disatu sekolah, dan juga Ranty yang mampu menghapal satu buah buku dalam waktu 30 menit pada usianya yang baru 4 tahun. Keluarga mereka tentu saja menjadi buah bibir orang-orang sekitar, selain harmonis, keluarga itu tampak sempurna.

Tapi semua itu hancur lebur ketika ayah Ranty membawa Seira dan anaknya untuk tinggal di rumah. Tak ada yang tahu bahwa selama ini ayah punya keluarganya yang lain. Sosoknya yang sangat lembut dan penuh kehangatan ternyata hanyalah sebuah topeng palsu yang selama ini dia perankan. Ibunya Ranty yang tak terima atas hal tersebut melakukan perlawanan terus menerus. Tapi sang ayah bagaikan tidak tergerak hatinya dan tetap mengutamakan keputusannya untuk membuat Seira dan anaknya yang bernama Angga untuk tetap tinggal disana.

Hari demi hari keluarga harmonis ini sudah berubah drastis, tak ada kata harmonis lagi dikeluarga ini. Ibu Ranty selalu menangis tengah malam di kamarnya, dan Ranty yang masih berusia 4 tahun selalu mengintip ibunya menangis dibalik pintu kamar itu. Rasanya sesak sekali ketika melihat ibu menangis, apalagi melihat ayah dan ibunya yang tampak saling beradu mulut dan diakhiri dengan barang sekitar yang pecah.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Where stories live. Discover now