RESET : 7

318 143 14
                                    

Main cast : Lee Do hyun as Arjuna DanendraHan so eun as Rantya amumara clever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Main cast : Lee Do hyun as Arjuna Danendra
Han so eun as Rantya
amumara clever

-Selamat Membaca-

Pagi

Siang

Sore

Malam

Aku habiskan dengan belajar, menghafal, menghitung.

Pelajaran anak IPS khususnya Sosiologi, Ekonomi, dan Antropologi aku pelajari secara lebih karena akan dipertandingkan dalam olimpiade.

Buka buku, lafalkan, lalu tutup lagi.

Buka buku, menulis dan menghitung, lalu tutup lagi.

Buka buku, baca materinya, lalu tutup lagi.

Begitu saja terus sampai tibalah waktu test seluruh anak kelas 12 IPS untuk penyisihan perwakilan sekolah olimpiade. Sekolah ini memang sudah dicap baik alias termasuk sekolah favorit yang mampu meluluskan murid dengan nilai diatas rata-rata. Namun sekolah ini semakin naik namanya, ketika Juna dan Ranty memasuki sekolah dan berlangganan juara olimpiade secara berturut-turut.

"Duhhh, jantung gue rasanya dangdutan nih ...." ucap Dira sembari mengetuk-ketuk jarinya diatas meja.

"Apaan sih, Lebay." ketusku. Pokoknya aku masih kemusuhan dengan Dira yang meremehkanku waktu itu.

"Eh, katanya lo belajar bareng Juna dan Ranty, ya?" tanya Dira, tiba-tiba wajahnya menjadi serius ketika bertanya seperti itu.

"Iya." jawabku singkat.

"Apa gak pusing lu belajar sama orang pinter dan ambisius kayak mereka?"

"Enggak lah, kan guenya juga pinter!" balasku dengan sombong.

"Dih ...." ucap Dira dengan wajah yang sulit dijelaskan. Pokoknya dia itu ratunya ekspresi, sulit untuk mendeskripsikan segala bentuk wajah yang ia keluarkan.

30 menit berlalu, waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Semua murid terlihat setres sembari memberikan ekspresi wajah yang berharap akan mewakilkan sekolah. Setahuku, olimpiade kali ini jika menjadi juara satu akan ada kesempatan untuk berkuliah disalah satu universitas ternama di Amerika, Harvard University.

Setiap ruangan akan diisi sepuluh murid yang duduk sendirian berjarak. Dan akan diawasi ketat oleh dua guru yang masing-masing berjaga didepan dan belakang kelas. Ada juga satu guru yang akan bertugas membagikan soal dan kertas jawaban. Hal yang diperbolehkan dibawa ke meja hanyalah pensil, penghapus, dan rautan. Segala macam peralatan lainnya tidak diperbolehkan seperti tempat pensil bahkan papan jalan sekalipun.

"Waktu pengerjaan 45 menit, jika waktu sudah habis tangan tidak diperbolehkan berada diatas meja lagi. Tidak ada kata menyontek dalam test penyisihan ini, budayakan hidup jujur untuk kemajuan diri sendiri, jangan lupa baca doa sebelum memulai test. Ujian penyisihan olimpiade dimulai dari sekarang." instruksi salah satu pengawas diruangku.

Aku dan murid lain pun segera mengerjakan soal ini, tidak lupa juga diawali dengan berdoa. Aku tidak seruangan dengan Dira, tetapi aku satu ruangan dengan ayahku. Ayah duduk dengan jarak dua meja didepanku. Tampaknya ayah sudah serius mengerjakan dan terlihat sangat siap untuk menjawab semua pertanyaan didepannya. Sedangkan murid lain masih dengan wajah yang setres sembari menggaruk-garuk tengkuk leher belakangnya. Ada juga yang sibuk lirik sana sini sampai bisik bisik demi mendapatkan suatu jawaban atas pertanyaan pada soal yang menjengkelkan ini.

Ada 50 soal dengan waktu renggang 45 menit, mengesalkan bukan? 20 soal Ekonomi, 15 soal Sosiologi, dan 15 soal Antropologi. Bocoran dari sistem penyisihan kali ini akan terpilih 20 orang dengan nilai tertinggi dari 367 murid kelas 12 IPS. Dan nantinya akan dibagi pertim isi dua orang untuk melanjutkan babak penyisihan selanjutnya.

Untuk babak selanjutnya akan di test secara lisan dengan melawan tim lainnya. Test lisan itu akan menggunakan Bahasa Inggris dan Jepang.

10 menit telah berlalu.

Murid masih dengan tenang mengerjakan soal didepannya.

20 menit telah berlalu.

Masih dengan tenang, namun beberapa sudah mulai menunjukkan rasa frustasi.

30 menit telah berlalu.

Aku melihat Juna sudah bersantai ria, alias dia sudah selesai mengerjakan soal ini. Wah, ayahku memang hebat ya, aku saja belum selesai mengerjakan soal soal menyesatkan ini didepanku. Rasanya aku insecure dengan ayahku sendiri.

40 menit telah berlalu. 5 menit lagi menuju batas waktu.

Tentu saja kali ini aku sudah menyelesaikannya dengan baik. Aku melihat sekeliling, semua murid mengeluarkan keringat dan wajah panik yang amat besar. Sepertinya diruangan ini hanya aku dan Juna yang sudah menyelesaikan testnya.

45 menit. Waktu telah berakhir.

Rambut para murid yang berada diruangan ini sudah tidak karuan bentuknya akibat digaruk terlalu berlebihan karena frustasi mereka yang juga muncul berlebihan.

"Waktu habis. Semuanya lepaskan pensil kalian dan jangan ada tangan yang berada diatas meja sampai soal dan jawaban kalian diambil oleh pengawas." perintah guruku.

-oO0Oo-

"Ah, gila ...! Test olimpiade kali ini susah banget sih." keluh Dira selepas ujian.

"Gak sesusah itu kok, termasuk masih batas wajar." ucapku.

"Apaan sih lu, Nay. Jangan sok iye deh. " desisnya.

"Berarti babak selanjutnya test lisan bahasa inggris dulu ya ...." gumamku.

Dira berdecak kecil, "pede amat lo, kayak lulus aja."

"Lahh ..., ampe gue lulus lo traktir gua mie ayam selama sebulan ya dikantin!"

"Dih, gak ngeri usus buntu lu?"

"Bodo, berani gak lo. Kita taruhan sekarang."

"Oke! Tapi kalau lo gagal, lo traktir gue kebab mang jajang selama sebulan." Katanya.

"Deal!"

Lihat saja, aku akan kekenyangan makan mie selama sebulan.









...

Vote yaaa.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang