RESET : 11

263 114 10
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum baca, terimakasih^^

~~R E S E T~~

"oh ... Lo satu tim sama gue, 'kan?" tanyaku langsung. Lalu Angga mengangguk.

"Mau belajar bareng?" tanya Angga, lalu aku mengiyakan dan mengekori tubuhnya menuju meja perpustakaan. Ruangan khusus hari ini sudah terjadwal semua, jadi mau tidak mau aku dan Angga belajar diluar ruang khusus itu.

Sebelum duduk dikursi, Angga terlihat menaruh sebuah kain diatas tempat duduk itu. Aku sedikit bingung saat itu, setelah menaruh kain itu barulah Angga duduk dengan nyaman diatasnya. Mungkin Angga punya penyakit tulang yang membuatnya lelah jika duduk terlalu lama, jadi aku juga tidak memperdulikannya saat itu.

Tapi kelakuan anehnya lagi muncul ketika ia menyemprotkan sebuah disinfektan ke udara lingkungan kami. Lalu Angga menyemprotkan kedua tangannya dengan hand sanitizer lalu dia adukan kedua telapak tangan itu.

Angga itu ternyata orang yang sangat bersih, ya.

"Lo kelihatan apik banget, ya ...." kataku dengan wajah sedikit bingung.

Angga hanya tersenyum tipis lalu membuka bukunya.

"Lo punya metode belajar?" tanya Angga.

"ada, mau pake cara gue?" tawarku, walaupun aku sedikit ragu bahwa Angga akan bisa mengikuti gaya belajarku.

"Boleh, coba jelasin caranya."

"Jadi kita masing-masing bakal ngehapal 10 perkata dari pelajaran dibuku ini. Lalu kita akan nyebutin secara bergantian hingga membentuk kalimat materi dari buku ini, dan diulang sebanyak 3 kali. Semakin diulang, durasinya akan semakin cepat. Gimana?" jelasku, Angga terlihat menyimak penjelasanku dengan wajah yang tenang.

Walaupun terasa sedikit canggung, tapi setidaknya Angga memancarkan aura yang positif. Sehingga aku merasa sedikit nyaman ketika berbicara dengannya, berbeda ketika aku dengan Yohan tadi pagi.

"oke gue ngerti, kita langsung coba aja," ucapnya, "Gimana kalau sekaligus satu paragraf aja?" tanyanya.

"Hm? Emang mau yang mana?"

"Coba buka halaman 66 diparagraf 9." perintah Angga, akupun menurut dan langsung membuka halaman yang ia maksudkan.

"oh, ini. Boleh, hapalin dari sekarang, ya."

"2 menit, bisa?" tanyanya. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padanya. Dari tadi aku sedikit ragu, tapi sepertinya Angga memang orang yang pintar.

"Bisa."

Kami berdua pun mulai menghapal setiap kata dari kalimat paragraf itu.

Dalam buku Sosiologi: Menyelami Sosial di Masyarakat (2007), pada abad ke-19 seorang filsuf asal Prancis bernama Auguste Comte mengemukakan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah pecahnya Revolusi Prancis.

Seperti itulah isi satu paragraf yang kami hapalkan. Dua menit bukanlah waktu yang lama. Sudah saatnya kami saling menyetor hapalannya.

"dalam ...." ucap Angga tiba-tiba. Dia sudah sangat siap ternyata.

"buku ...."

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Där berättelser lever. Upptäck nu