Bagian: 25

100 32 7
                                    

[05.00 AM, 3 Jam sebelum test final. ]

Memang masih pagi-pagi buta sekarang. Namun aku sudah duduk manis disebuah kafe 24 jam dekat sekolahku. Aku mengajak seseorang untuk bertemu sepagi ini sebelum test. Karena jika bertemu orang ini sesudah test, bisa saja aku kalah secara tidak adil.

Pas sekali orang yang aku sebut-sebut sudah datang, Ranty muncul dari arah pintu dan berjalan menuju meja yang aku tempati. Ranty duduk tepat di depanku, dengan wajah yang tampak sangat tenang.

"gak mau pesan sesuatu dulu?" tanyaku padanya.

"udah kok tadi." jawab Ranty sambil tersenyum tipis. Bisa-bisanya dia masih sok ramah padaku.

"gue yakin pengumuman hari ini lo yang akan jadi pemenangnya apapun hasil nilainya," kataku.

"gue gak salah, 'kan?" tanyaku dengan menaikkan sebelah alis mataku.

Ranty hanya diam saja, dengan wajah yang tenang ia menyeruput kopi yang baru saja datang di depannya.

"gue pengen kejuaraan ini dilakukan secara jujur, kalo sampe lo yang menang atas dasar kecurangan gue bakal-"

"bakal apa?" potong Ranty. Air mukanya kini berubah menjadi kecut.

"emang lo bisa apa? Cih." ketusnya dengan nada meremehkan.

Aku tertawa kecil mendengar remehannya itu. Sedikit lagi juga dia akan memohon ampun padaku setelah aku menunjukkan semua keburukan dia.

"bisa ini." kataku lalu menyodorkan ponselku langsung di depan matanya.

Ranty tampak membulatkan lingkaran matanya yang terkejut. Sedangkan aku hanya tersenyum puas melihat wajah terkejutnya itu.

"masih ada lagi, mohon tahan napas yaaa ..." kataku dengan nada meledek.

Akupun membuka kembali sebuah video CCTV sekolah yang menunjukkan bahwa Ranty yang mengunci pintu gudang.

"gue bisa aja laporin lo, karena membuat mental Angga terguncang hebat." ucapku. Ranty hanya diam saja memaku.

Lalu aku menunjukkan lagi beberapa foto kepadanya. Yaitu foto kartu keluarga miliknya, lalu foto saat ia menyogok sebuah pekerja pengirim barang untuk menabrak Yohan.

"darimana lo dapet ini semua?" tanyanya dengan suara yang sedikit bergetar.

"lo gak perlu tahu. Yang jelas, segala kebusukkan lo udah terungkap. Jadi, lo gak perlu repot-repot buat sok baik di depan gue." jawabku. Lalu aku bangkit dari duduk untuk segera pergi darinya.

"lo harus inget apa permintaan gue tadi. Kalau enggak, video ini akan tersebar dan sampai ke tangan polisi." ucapku sebelum pergi.

-oO0Oo-

[HARI - H PENGUMUMAN SELEKSI OLIMPIADE.]

Pengumuman olimpiade akan dibacakan beberapa menit lagi. Semua murid kelas 12 IPS sudah dikumpulkan di aula untuk menyaksikan siapa yang akan menjadi pemenang. Sementara peserta yang menunggu hasil pemenangnya duduk di atas panggung namun berada di pinggirnya.

Akhirnya sang kepala sekolah-yaitu ayahnya Ranty menaiki panggung kecil ini. Semua murid yang berada disana bersorak ria menandakan antusias mereka atas pengumuman ini.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Where stories live. Discover now