Bagian: 27

76 19 1
                                    

[H - 20 menuju olimpiade]

Kami belajar jauh lebih keras dari sebelumnya. Melatih skill masing-masing dengan memperhitungkan segalanya sangat matang.

[H - 18 menuju olimpiade]

"menurut lu gimana soal kasus satu ini?" tanya Juna ketika kami sedang membahas salah satu topik suatu kasus.

"ya si cewe ini bisa laporin cowoknya dong, terkait masalah pengancaman?" kataku.

"walaupun video ini direkam dan sudah disetujui kedua belah pihak?"

"tapi, 'kan tidak ada omongan terkait penyebaran. Pihak si cowok bisa dijatuhin pasal berlapis loh. Selain kena pasal 29 ITE, si cewek juga bisa menggunakan pasal 351 KUHP sebagai bukti kekerasan saat mereka menjalin hubungan."

Ya memang selalu seperti ini jika kami mempelajari ilmu Antropologi. Semua jalur terkait kemanusiaan akan selalu menjadi diskusi matang untuk dipelajari.

[H - 15 menuju olimpiade.]

Waktu tersisa tidak banyak lagi. Aku sibuk dengan buku ekonomi, sedangkan Arjuna sibuk dengan buku geografisnya. Tidak ada pembicaraan lagi diantara kami kecuali mengenai materi belajar.

[H - 13 menuju olimpiade.]

"pedoman perencanaan manajemen?"
Tanyaku dengan cepat.

"5 W, 1 H"

"Syarat penyerahan barang?"

"FOB Shipping Point dan FOB Distinationt Point."

"persyaratan dasar wirausaha?"

"8K dan 7P."

[H - 10 menuju olimpiade.]

Aku dan ayah masih dalam kegiatan yang sama. Bergelut dengan pikiran agar bersatu dengan hati dan juga logika. Selalu melafalkan setiap kalimat yang kami ingat matang-matang diotak.

Bolak-balik mencatat segala hal yang penting sekiranya untuk bahan dadakan belajar sebelum mulai olimpiade. Tidak ada yang kami bicarakan lagi selain hal penting sekarang.

"pulpen gue abis, lo ada?" tanya Juna.

"ada." jawabku, lalu memberi dia pulpen tanpa mengalihkan pandanganku dari buku.

Lalu pernah juga obrolannya seperti ini.

"kemarin bu ida kasih catatan revisi waktu tanggal berapa?" tanyaku.

"Hm, tanggal 11 mungkin?"

"oke."

Setelah itu kami berdua langsung berlanjut sibuk untuk menghapalkan segala materi yang ada. Begitulah proses kerja keras kami berdua selama dua minggu ini. Olimpiade sudah semakin berada di depan mata, tidak ada waktu lagi untuk kami sekedar berleha-leha.

[H - 7 menuju olimpiade.]

Tidak terasa sudah seminggu lagi aku dan ayah akan bertanding olimpiade. Ada hal aneh sebenarnya hari ini, entah mengapa kepala sekolah menyuruh seluruh murid untuk berkumpul di lapangan. Katanya sih, ada pengumuman penting terkait olimpiade. Padahal sebelumnya juga tidak ada omongan apa-apa. Semua murid SMAN 1 sudah ramai berkumpul menunggu pengumuman dari kepala sekolah. Aku dan Dira berdiri sebelahan dan tentu saja kami ingin sekali mendengar pemberitahuan apa sebenarnya. Sekitar lima menit kami menunggu, kepala sekolah pun mulai memunculkan batang hidungnya dan berdiri di depan mic. Suara batukan pembukanya menandakan bahwa ia akan segera berbicara sekarang.

"selamat siang semua, semoga kalian masih tetap bersemangat dan sehat sejahtera."

Salah satu kebiasaan kepala sekolah disetiap sekolah ya seperti ini, terlalu banyak basa-basi pembuka.

R¹ : R E S E T.  [END] ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora