28. SuHope: Sepanjang Malam

222 36 7
                                    

A/N:

Aku baru tahu kalo Juice WRLD yang nyanyi All Night sama RM dan Suga ternyata sudah meninggal tahun lalu 😨

******

Hari itu, tumben sekali Johan memilih tidur siang. Namun, saat bangun, Johan merasa kepalanya sakit sekali. Cenat-cenut. Tubuhnya pun ikut merasa tak enak.

"Mid," panggilnya lirih. Ia tak punya tenaga untuk bangun. Namun, tampaknya suaranya tak terdengar.

"Miidd." Ia mencoba lagi agak lebih keras dan berakhir dengan rasa nyeri di kepalanya. Untungnya, pintu diketuk dari luar sebelum dibuka dan menampakkan wajah bingung pembantunya.

"Tuan manggil saya?"

Johan mengangguk lemah. Handoko heran melihat majikan yang sering menjadi teman ributnya itu tergolek lemas. Ia pun mendekat.

"Tuan sakit?"

"Ngg."

"Maaf ya, Tuan." Handoko menyentuh kening Johan dan ternyata suhu tubuhnya meningkat. "Aduh, demam kayaknya ini. Sebentar ya, Tuan, saya ambil air sama obat."

Handoko segera mengambil air lalu mencari obat penurun panas di kotak P3K. Ia menemukan satu namun sayangnya sudah kadaluarsa. Ia lalu kembali ke kamar Johan dan membantu majikannya duduk perlahan.

"Tuan minum airnya dulu sebentar ya. Obatnya sudah kadaluarsa. Habis ini saya ke apotik deket sini sebentar ya."

Johan meminum airnya walaupun tak menjawab. Ia hanya ingin kembali tidur.

"Saya tinggal sebentar ya, Tuan. Jangan ke mana-mana."

Handoko mengambil kunci motor matic yang dibelikan Johan untuk operasional sehari-hari dan meluncur menuju apotik. Di jalan, ia melihat sebuah warung yang menjual sop ayam dan memutuskan membeli satu bungkus agar Johan tak perlu menunggunya membuat bubur.

Saat Handoko kembali ke kamar Johan, ia melihat pria tersebut tertidur. Walaupun tak tega, ia harus membangunkannya.

"Tuan, makan dulu ya. Terus minum obatnya."

"Nanti. Pusing."

"Makanya bangun dulu sebentar, makan, terus minum obat. Habis itu baru istirahat. Sampai besok juga boleh."

"Nggak mau."

"Ya sudah, saya telepon Ibu dulu sebentar."

Johan menahan tangan Handoko. Ia tak ingin ibunya yang tengah berada di Singaraja kuatir berlebihan lalu memutuskan pulang mendadak.

"Berisik, Mid." Johan mengerutkan dahi kala rasa sakit kembali menyerang. "Sini makanannya."

"Bisa makan sendiri, Tuan?"

"Mana ada orang sakit bisa makan sendiri."

"Demam masih aja sengak omongannya," gumam Handoko.

"Cepet suapin."

"Ditiup dulu, Tuan."

Handoko meniup-niup sop dan menyuapkan perlahan ke arah mulut Johan.

"Nggak enak. Udah."

"Itu karena Tuan sakit. Lidahnya pahit pasti. Udah makan aja biar bisa minum obat."

"Nggak mau."

"Mana ada orang sakit bawel. Ayo makan lagi."

"Nggak."

Handoko meletakkan mangkuk di meja dan bersedekap.

"Kalau nggak mau yang ini, tunggu sebentar saya masakin. Saya buatkan bubur ya."

Monkey BusinessWhere stories live. Discover now