24. SuHope: Blue & Grey

268 47 13
                                    

Ibu Junmyeon akhirnya berhasil membuka pintu kamar putranya. Ia terkejut setengah mati melihat kamar Junmyeon yang berantakan dan serpihan kaca berserakan di mana-mana. Ingatannya kembali pada saat putranya berpisah dari Hoseok. Junmyeon hanya diam, menangis, dan berteriak tanpa mempedulikan sekelilingnya. Ia hanya memanggil nama Hoseok, meminta maaf, dan memohonnya untuk kembali.

Semua keterpurukan Junmyeon kala itu membuat Sang Ibu memutuskan membawanya ke seorang ahli jiwa di Amerika yang mengobati trauma dengan cara cuci otak. Sebuah hal yang belum sepenuhnya legal namun saat itu terlihat sebagai jalan keluar satu-satunya.

Nyonya Kim melihat Junmyeon yang duduk di lantai sambil memeluk lutut dan mengayunkan tubuh ke depan dan ke belakang. Tangan dan kakinya dipenuhi goresan luka, bahkan beberapa serpihan tertancap di kulitnya.

"Kenapa begini lagi, Nak?"

---

Dua minggu lamanya Hoseok mengurung diri di dalam apartemennya. Ia tak ingin bertemu siapapun juga tak ingin mendengar bujukan apapun. Zico dan Vernon menyempatkan diri mampir ke apartemennya. Namun, mereka hanya bisa berdiri di depan pintu karena Hoseok menolak membukanya.

Bukan tanpa sebab Hoseok memutuskan menarik diri dari semuanya. Telepon dan pesan dari mantan ibu mertuanyalah yang menjadi alasan.

"Hoseok-ah, kumohon bantu Junmyeon. Dia kehilangan akal sehatnya seperti saat kau menceraikannya."

"Apa yang dia lakukan dan bagaimana keadaannya sekarang tidak ada hubungannya dengan saya lagi, Nyonya."

"Hoseok-ah...." 

"Nyonya, terakhir kali hal ini terjadi, Anda pun meminta saya mencoba menemui dan bicara dengannya. Anda tahu kan yang terjadi setelahnya? Biar saya ingatkan kalau Anda lupa. Putra Anda hampir membuat saya mati seperti kakak dan keponakan saya. Nyonya, saya beruntung masih bisa hidup dengan beberapa besi menyambungkan tulang saya. Tapi, hanyaa orang bodoh yang melakukan kesalahan yang sama dua kali."  

Hoseok mengira Nyonya Kim akan menyerah. Salaah. Wanita itu mengiriminya foto atau video Junmyeon yang penampilannya acak-acakan dan sorot mata kosong. Hoseok tak pernah sekalipun melihatnya. Ia langsung menghapus semuanya. 

---

"Apa aku jahat? Apa aku masih layak disebut manusia setelah membuatnya seperti sekarang?"

"Hoseok-ah, dia hanya terlalu mencintaimu."

"Kurasa tidak, Yoongi-ah. Jika memang begitu, ia tidak mungkin mengikuti taruhan dan meniduri kakakku. Menurutku, dia hanya takut kehilangan pemujanya." Hoseok mendengus. "Kau pasti masih ingat aku bekerja belasan jam setiap hari mulai dari pegawai magang sampai menjadi karyawan tetap. Harus bermanis-manis di depan orang lain, menerima semua perkataan yang menjatuhkan harga diriku, kehilangan waktu dengan keluarga dan teman. Dan ketika aku berhasil naik, apa yang mereka katakan di belakangku? 'Dia itu tunangan Kim Junmyeon'."

Hoseok memandang ke arah jalan macet di bawah sana. 

"Tidak ada gunanya."

"Apa kau pernah melihat dari sisi Junmyeon?" Hoseok menoleh ke arah Yoongi. "Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa perbuatannya pada Eunji Noona, Myunseok, dan dirimu bisa dibenarkan. Tapi, apa kau tahu yang terjadi di kepalanya? Kenapa sampai dia melakukan semuanya?"

"Tidak pernah dan tidak ingin."

"Hoseok-ah, apa kau tahu aku pernah hamil anak Taehyung?"

"Apa?"

"Waktu kami baru berpacaran mungkin dua bulan, aku hamil. Bukannya memberi tahu Taehyung, aku menyimpannya sendiri karena terlalu takut mengakuinya. Aku kehilangan janinku saat dia berusia empat minggu. Aku baru mengatakan ini pada Taehyung tahun lalu. Kau tahu reaksinya? Dia memukulku sampai hidungku patah. Dia marah seperti orang gila dan menyebutku pembunuh. Kami tidak bertemu selama tiga bulan dan saat bertemu lagi dia memohon padaku untuk memaafkannya."

Monkey BusinessWhere stories live. Discover now