32. SuHope: Gue Epi Lo

242 44 93
                                    

A/N :

Paaaaaaaanjaaaaaaang dan laaaaaamaaaaaa 😉😉😉

*******

26

"1 2 3 4 5 6 7 8 yak putar!" Hoseok memberi aba-aba pada sekelompok siswa TK di hadapannya. "Pintarnyaaaa! Ayo, satu kali lagi ya."

"Ya, Ssaem!!!"

Hoseok merasa sangat gemas pada anak didiknya. Ia merasa sangat beruntung sebab dapat melakukan apa yang ia sukai dengan bonus anak-anak yang menggemaskan di sekitarnya.

"Ayo! 1 2 3 4 5 6 7 8 putar! Hebat sekali. Tepuk tangan!"

Semua anak bertepuk tangan dan beberapa segera menerjang Hoseok yang tengah berjongkok hingga tubuhnya terhuyung dan jatuh ke atas karpet.

"Ayo kita serang Jung Ssaem!"

Hoseok terbahak-bahak sambil menahan berat badan para kurcaci yang menindihnya.

"Anak-anak, ayo turun! Jung Ssaem bisa kehabisan nafas kalau kalian tindih." Kepala Sekolah TK Pelangi, Kim Seokjin, menginterupsi kegiatan mereka. Ia paham bahwa Hoseok tidak keberatan, namun jika anak-anak itu dibiarkan, mereka bisa menyakiti Hoseok.

Seokjin mengangkat tubuh-tubuh kecil itu satu per satu hingga pemandangan Hoseok yang sedang tertawa tampak di depan mata. Pandangan tegas Seokjin bertemu dengan pandangan kocak Sang Guru Tari dan terputus setelah Seokjin menggeleng-gelengkan kepala dan melanjutkan langkahnya ke meja Hoseok untuk meletakkan sesuatu.

"Kim Ssaem, kami main-main saja. Ya kan, Jung Ssaem?"

"Benar sekali, Haru."

"Ssaem tahu tapi tetap harus hati-hati ya," tutur Seokjin.

"Baik, Ssaem!"

"Aku keluar ya," bisik Seokjin. "Ada undangan untukmu di meja."

"Terima kasih, Hyung."

Hoseok menunduk kala merasakan tarikan di ujung kemejanya.

"Jung Ssaem masih ada nafasnya, kan?" tanya murid tersebut.

"Masih ada. Kalau tidak ada lagi, Ssaem tidak akan di sini."

"Ssaem akan di mana?"

Hoseok mengarahkan telunjuknya ke atas.

"Ke atap?"

"Lebih tinggi lagi."

"Awan?"

"Masih naik lagi."

"Luar angkasa?"

"Jung Ssaem meninggal kalau kehabisan nafas." Seorang siswa mengakhiri pertanyaan teman-teman sekelasnya tanpa rasa bersalah, membuat beberapa siswi mulai menunjukkan gelagat akan menangis.

"Sudah sudah." Hoseok berjongkok di depan siswa yang tadi. "Felix, tadi Ssaem hanya bercanda. Maaf ya. Lain kali Ssaem tidak akan bilang begitu lagi jadi Felix juga tidak perlu berkata seperti itu lagi. Oke?"

Siswa bernama Felix itu memperhatikan wajah guru tarinya sebelum mengatakan 'Oke' dengan singkat.

"Oke, Anak-Anak. Maaf ya, tadi Ssaem bercanda. Sudah, jangan sedih lagi ya. Ayo, sekarang siap-siap pulang. Orang tua kalian pasti sudah menjemput."

Semua siswa, kecuali Felix, berlarian ke tempat penyimpanan tas dan segera mengambil tas masing-masing lalu memberi salam pada Hoseok dan berlomba-lomba meninggalkan kelas. Hoseok dibuat terkekeh oleh tingkah mereka. Ia lalu menuju ke arah meja dan meraih undangan yang Seokjin letakkan. Ternyata undangan pernikahannya dengan Sang Kekasih yang bernama Kim Namjoon. Hoseok memeriksa tanggal serta tempat acara yang tertera di sana lalu memasukkannya ke dalam kalender ponsel lalu melangkah ke luar kelas.

Monkey BusinessWhere stories live. Discover now