33. TaeGi: Décalcomanie

348 70 27
                                    

Taehyung memutuskan tidak pulang selama 24 bulan menjalani wajib militer. Ia bahkan meminta keluarganya untuk tidak berkunjung dan hanya berkomunikasi melalui telepon.

Sejujurnya ia takut dirinya tak ingin meneruskan tugasnya di Korps Marinir seumpama bertemu Yoongi. Saudara tirinya itu masih betah bercokol di dalam kepalanya. Sementara di hatinya? Entahlah. Sepertinya begitu pula. Hanya saja, Taehyung masih menolak mengakuinya.

Hari ini adalah hari pembebasan tugasnya beserta beberapa anggota Korps Marinir yang lain. Taehyung senang sebab ia sudah rindu dunia luar. Namun, ia juga was-was dengan reaksinya sendiri saat bertemu Yoongi.

"Hei, kau gugup?"

Taehyung menoleh dan melihat rekannya, Park Jimin, yang juga tengah menanti waktu pembebasan tugas mereka.

"Anehnya iya. Kau tidak gugup?"

"Tidak. Sebenarnya sangat bersemangat karena sebentar lagi bisa memeluk kelinciku hehehe!"

"Dia menjemput?"

"Katanya sih begitu. Dia bilang izin sehari dari sekolah demi menyambutku."

Taehyung mengamati raut bahagia Jimin.

"Mencintai seseorang, bukankah itu menakutkan? Kau tidak takut?"

Jimin menepuk pundak Taehyung. Ia paham maksud pertanyaan rekannya tersebut sebab ia sudah mendengar tentang adik tiri Taehyung sebelumnya.

"Hidup itu menakutkan, Tae. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi lima detik atau lima hari dari sekarang. Tapi, kita selalu bisa memilih, kan? Mau diam saja karena ketakutan yang hanya ada di kepala atau bergerak maju dan mencoba membuat kesempatan." Jimin tersenyum. "Mengerti maksudku, kan?"

Taehyung mengangguk. Ia mengerti. Namun, ia takut. Sebab memiliki perasaan pada Min Yoongi mungkin saja merupakan kesalahan.

---

"Taehyung-ah!" Seokjin menyerbu putranya yang tampak gagah dengan seragam militernya. "Appa rindu sekali padamu. Kau tidak kasihan pada Appa yang tidak melihatmu dua tahun, hah?"

Taehyung mendengus geli.

"Tidak kasihan sepertinya."

Seokjin memicingkan mata menatap Taehyung yang tersenyum.

"Tapi aku juga sangat merindukan Appa."

Tawa heboh khas Seokjin terdengar. Ia kembali memeluk Taehyung dan melupakan suaminya yang merasa dipinggirkan oleh keduanya.

"Apa hanya Abeoji yang tidak kau rindukan?" Namjoon, akhirnya, memeluk putranya.

"Hemm. Mungkin begitu, Abeoji."

"Dasar!"

"Sudah sudah. Ayo pulang. Yoongi sangat ingin ikut ke sini tapi dia ada ulangan. Jadi, tidak bisa ikut."

"Tidak apa-apa, Appa."

Taehyung sedikit bernafas lega. Setidaknya, ia dapat mengundur beberapa jam sebelum benar-benar bertemu Yoongi. Semoga hatinya siap.

---

"Aku pulang!"

"Yoongi-ah, Appa di dapur!"

Yoongi bergegas menuju dapur dan melihat ke sekeliling. Mengapa hanya Appa-nya yang ada di rumah?

"Appa, apa Tae Hyung tidak jadi pulang hari ini?" tanya Yoongi dengan nada kecewa.

"Hyung-mu sedang mengantar Abeoji ke kantor. Sebentar lagi mungkin sampai. Ganti baju dulu terus makan ya."

Monkey BusinessDove le storie prendono vita. Scoprilo ora