4. SuHope: Melamun

468 53 2
                                    

Jung Hoseok mengucapkan terima kasih pada semua awak kabin yang bekerja sama dengannya dalam penerbangan dari Sydney ke Barcelona via Dubai. Ia akan menginap semalam di Barcelona kemudian terbang ke Dubai, melapor pada atasannya di sana sebelum cuti selama dua minggu karena pernikahan sepupunya di Pulau Jeju.

Pramugara senior itu memeriksa surel yang ia terima, berisi manifes penerbangan ke Dubai besok. Ia mengangguk lalu menutup laptopnya dan bersiap-siap tidur. Rasa lelahnya pun mengambil alih kendali. Dirinya terlelap tak lama setelah kepalanya menyentuh bantal.

---

Jung Hoseok memeluk sepupunya, Min Yoongi, yang sehari lagi akan menikahi highschool sweetheart-nya, Kim Taehyung. Jung Hoseok belum pernah bertemu langsung, hanya melihat fotonya sebab Yoongi dan Taehyung belajar di Amerika dan menetap di sana.

"Ini kado untukmu, Yoongi-ah. Maafkan aku jika ini biasa saja."

"Kau tahu, kau datang saja sudah sebuah kado untukku. Kau sibuk sekali, tahu?" Yoongi menerima amplop dari sepupunya dan membukanya. Matanya melebar dan mulutnya membentuk huruf O besar. "Tidak...tidak. Apa-apaan ini, Hyung? Kau gila!"

"Hahaha! Apanya yang gila?"

"Kau tahu liburan ke Bali tidak murah. Kau memberi tiket first class dan memesan resort untuk kami! Hyung, aku tidak bisa menerimanya. Gajimu pasti habis karena ini!"

Jung Hoseok tertawa keras. Ia mengambil amplop di tangan Yoongi, memasukkan hadiahnya, lalu menyerahkannya kembali pada Yoongi.

"Kau tahu, aku hidup sendiri. Orang tuaku sudah tidak ada dan kakakku sudah makmur dengan suaminya. Tidak ada yang salah dengan ini. Tapi, kalau kau tidak mau, kau berikan saja pada orang tua atau mertuamu. Oke?"

Yoongi masih menatap tak percaya. Ia sadar bahwa sepupunya pasti kecewa jika ia menolak pemberiannya. Maka, Yoongi memeluk Hoseok dan mengucapkan terima kasih berkali-kali.

"Aku janji, saat kau menikah nanti, hadiahku akan membuatmu tercengang, Hyung."

Hoseok tersenyum. "Kalau aku menikah," gumamnya.

---

Pernikahan Yoongi dan Taehyung memang tampak biasa saja. Tak sampai seratus orang yang datang. Tetapi jumlah tamu bukan hal yang penting bagi kedua mempelai. Mereka tetap tampak bahagia dan tak berhenti mengumbar kemesraan. Benar-benar dimabuk cinta.

Hoseok mengangguk ke arah Yoongi yang menariknya mendekat. Ia dikenalkan kepada keluarga besar Taehyung yang semuanya dikaruniai gen cantik dan tampan.

"Semua orang di keluargamu sangat menawan, Taehyung-ah. Keturunan kalian pasti begitu. Atau manis seperti sepupuku ini kalau tidak sedang menggigit."

Taehyung tertawa dibuatnya. Ia mengabaikan lirikan maut Yoongi sebab ia tahu benar yang dikatakan Hoseok bukanlah kebohongan.

"Kau tahu, Hyung? Pertama kali bertemu dengannya, kepalaku kena tutup panci. Dia melemparnya."

"Itu gara-gara kau mengendap-endap seperti maling!"

"Hahaha! Untung Taehyung tidak kapok dan akhirnya menjadi suamimu, Yoongi-ah!"

"Maaf, Tae, aku terlambat. Tadi pesawatku sedikit terlambat."

Ketiganya mengalihkan perhatian kepada seorang pria yang baru saja tiba. Pria tersebut mengenakan setelan jas biru dengan rambut hitam tersisir rapi dan kacamata hitam. Hoseok sedikit mengerutkan dahi karena merasa tak asing.

"Tuan Jung Hoseok, kita bertemu lagi." Pria tersebut berucap sambil melepaskan kacamatanya.

"Tuan Kim."

"Hyung, kau kenal kakak iparku?"

"Tunggu sebentar. Kakak ipar?" tanya Hoseok tak percaya. Ia memandang Kim Junmyeon. "Kau sudah menikah dan kau masih berlagak single? Tidak tahu malu!"

Hoseok berdiri dan meninggalkan meja. Ia berjalan ke arah tempat yang sepi untuk mendinginkan pikirannya. Ia membenci orang-orang yang tidak mampu setia pada pasangannya. Seperti mantan kekasihnya beberapa tahun lalu.

"Hyung, maafkan Hoseok Hyung. Dia punya pengalaman buruk tentang perselingkuhan. Dia tidak tahu kau sudah duda," ucap Yoongi.

"Tidak apa-apa, Yoon. Aku akan menyusulnya. Doakan aku ya," jawab Junmyeon dengan wajah ceria.

---

Kim Junmyeon melihat pramugara yang telah menyita pikirannya sedang bermain-main dengan ombak yang menyentuh kaki telanjangnya. Rambutnya berkibar tertiup angin dan siluetnya berlatar belakang langit senjakala.

"Tidak ada duanya." Junmyeon mendongakkan kepala menatap langit biru-putih yang mulai berganti menjadi oranye. "Irene, inikah malaikat yang kau kirim dari atas sana untuk menemaniku?" Wangi harum menerpa indra penciuman Junmyeon, membuatnya terkekeh. "Aku anggap jawabanmu 'ya'."

Junmyeon mendekati siluet pria di hadapannya. Layaknya Hoseok, ia pun berjalan bertelanjang kaki.

"Hei, Tuan Jung. Masih menghindariku?"

"Kenapa ke sini? Menjauhlah. Aku tidak suka pengecut yang memilih berselingkuh sepertimu."

Junmyeon tertawa. Sudah lama ia tak tertawa lepas seperti itu.

"Kau benar tentang satu hal tapi salah tentang yang lain."

Hoseok tak bereaksi.

"Aku memang pengecut. Seharusnya aku tanya nomormu ke awak kabinmu lalu mendekatimu secara terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyi." Junmyeon berdiri di samping Hoseok dan menatap laut biru di hadapan mereka. "Istriku adalah kakak kandung Taehyung. Benar aku kakak iparnya. Kau mau lihat foto istriku, dia cantik lho!"

Hoseok ingin menampar wajah pria itu dengan sepatu pantofel yang berada di tangannya.

"Ini istriku. Namanya Kim Irene. Cantik, kan?" Hoseok ingin menahan diri namun ia tak kuasa untuk tidak melirik. Benar, cantik sekali.

"Dan, ini pusaranya."

Deg!

Junmyeon menoleh ke arah Hoseok. "Dia sudah meninggal empat tahun lalu. Aku seorang duda, Tuan Jung. Aku tidak berselingkuh."

"Saya tidak perlu mengetahuinya."

"Tentu saja perlu. Aku mendapat firasat, kita ditakdirkan bersama."

- Selesai (dulu) -

Monkey BusinessWhere stories live. Discover now