35. KookMin: Tarik Nafas

206 48 9
                                    

A/N:

Haaaiiii 😘😘😘😘

Bacanya sambil dengerin mulmed-nya ya. Kalo ada yang nggak tahu, yang nyanyi itu Park Hyo Shin (padahal jelas-jelas ada namanya di situ wkwkwkwk). Mas ini adalah satu-satunya penyanyi yang bisa menyamai cintaku sama Bang Namjoon. Untungnya Mas ini belum nikah. Mungkin dia juga nunggu aku ☺

*******

Jimin membuka mata kala alarm ponselnya menyala. Mengerjap-ngerjap sebentar sebelum menoleh ke kiri dan kanan.

"Aku sudah pulang ke Seoul belum?" ujarnya dengan suara serak.

Ia mencoba duduk sembari menahan sakit kepala dan mengutuk keputusannya minum alkohol semalam. Penyesalan yang sama untuk semua orang yang habis minum-minum.

"Oh masih di hotel."

Ia meraih ponselnya. Ternyata baru jam 07.30.

"Bagus. Belum terlambat ke bandara."

Jimin memutuskan mandi air dingin agar kesadarannya segera terkumpul sebelum berpakaian dan turun untuk sarapan. Ia kembali ke kamarnya setelah sarapan dan memeriksa ulang barang-barangnya.

"Eh tunggu sebentar. Bagaimana aku sampai sini semalam? Apa aku berhasil jalan kaki sendiri?"

Ia mengusak rambutnya kesal karena tak mengingat apapun.

"Aarrrggghhhh Park Jimin bodoh! Kenapa kau minum-minum?"

---

Sebulan berlalu sejak Jungkook bertemu dengan Jimin. Ia tak pernah berhenti merindukan sosok mantan kekasihnya itu. Terlebih lagi kata-katanya yang diucapkan saat Jimin mabuk.

"Ji, aku merindukanmu. Benar-benar merindukanmu," gumamnya sambil menatap deretan mobil yang melintasi jalan raya. Ia berdiri di puncak gedung kantornya selama istirahat makan siang. Kegiatan yang selalu dilakukannya sejak Jimin kembali ke Seoul.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Jungkook dan pria tersebut pun segera membukanya. Bola matanya membesar saat melihat surel dari atasannya. Jungkook mengusap matanya untuk memastikan bahwa ia tidak salah paham.

Jungkook-ssi,

Tolong gantikan saya ke kantor pusat Hari Senin. Saya harus ke Taiwan dan Namjoon-ssi akan mulai cuti.

"Park Jimin, aku akan memikatmu kembali!" teriaknya sambil meninju udara berkali-kali.

Sepanjang sisa minggu itu, Jungkook bertingkah seperti cacing kepanasan karena tak sabar menanti datangnya Hari Senin. Ia ingin segera melihat pujaan hatinya dan menjalankan misinya selama seminggu berada di Seoul.

"Jungkook-ah! Oi!" Yugyeom memukul bahunya.

"Aw! Kenapa sih?"

"Kau itu yang kenapa? Jadi berangkat tidak? Kita sudah di bandara tahu!"

Jungkook menatap sekitarnya. Benar saja, ia sibuk menyusun rencana dan tak menyadari mobil Yugyeom yang telah berhenti di bagian keberangkatan.

Monkey BusinessWhere stories live. Discover now