tiga. (DARENZA)

525 164 55
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi nyaring sejak 10 menit yang lalu dan sekarang Vi, Afnan, dan Lana(teman kecilnya Vi) sedang duduk dikantin sambil memakan bakso dan menyeruput es kelapa muda.

"Darenza Rigo." ujar Vi tiba-tiba.

Lana yang mendengarnya terbatuk seketika. Segera Afnan memberikan minum untuk Lana.

"Pelan-pelan mangkanya Lan," ujar Afnan sambil mengusap perlahan tengkuk Lana.

"Iya-iya udah gua gapapa," ujar Lana sedikit memberi senyumnya.

Afnan menjauhkan tangannya dari tengkuk Lana. "Vi, lo kenapa?" tanya Afnan yang melihat Vi sedari tadi hanya menatap kosong dirinya dan juga Lana.

"Vi?" Lana juga ikut memanggil Vi sambil mencoba mengusap tangannya untuk menyadarkan.

"Hah?" Vi yang kaget jadi tergagap bicaranya.

"El--"

"Lo tau? Darenza! Satu angkatan sama kita dan dia anak 11 IPA 5, Lan!" ucap Vi menggebu-gebu.

"Ya trus?" ucap Lana menaikkan satu alisnya bertanya.

"Lu kok nggak kasih tau gue sih, dia sama kek lo anak IPA juga, trus kenapa coba gua baru tau sekarang? Gua se-nolep itu apa?!" Vi menampakkan wajah kesalnya ke arah Afnan yang duduk disebelahnya.

"Satu tahun woii, satu tahun! Dan gua baru tau, dia ternyata selama ini ada disekitar kita! Gilak, kemana aja gue?!" tanya Vi meledak-ledak.

"Gua juga baru tau si," ucap Lana perlahan. "Dua minggu lalu." sambungnya.

"Dih, lu kok nggak kasih tau gue? Jahat!" Vi memukul pelan lengan atas Lana.

"Yaa.. Lo sekarang udah tau kan?" Lana mengedikkan bahunya acuh.

"Maafin gue, Vi." batin Lana.

Untuk mengurangi rasa gugup, Lana memainkan sedotan dengan terus mengaduk-aduk minumannya. Dan Vi yang posisinya lagi menyantap bakso pedasnya jadi tidak terlalu menghiraukan Lana.

•FLASHBACK ON•

"Makasih ya udah bantuin bawa buku ke kantor," ujar Lana kepada teman perempuannya dari kelas lain.

"Iyaa santai aja Lan," ucapnya tersenyum ke arah Lana. "Yaudah gua duluan yaa."

"Sipp." Lana mengangkat satu jempolnya.

Ternyata temannya tadi diajak ngobrol oleh seseorang jadi Lana memilih untuk kembali ke kelas namun saat satu kakinya baru ingin menginjak kelas, Lana kembali menarik kakinya. Ia diam, terfokus pada satu objek yang berada tak jauh darinya.

"Hah?" Lana menaikkan satu alis dan membuka mulutnya, ia bingung. "Itu bener Darenza? Mata gue gak bermasalah kan?" tunjuk Lana ke dirinya sendiri.

Segera saja Lana menarik teman perempuannya tadi yang sempat membantunya. Dia yang sedang berbincang, kaget ditarik paksa oleh Lana. "Eh-eh... Apaansi Lan?!"

"Shutt diem!" ujar Lana memberi instruksi.

Terpaksa lawan bicara Lana jadi diam dibuatnya.

"Eh, lo liat deh, cowok awut-awutan yang seragamnya dikeluarin dari celana abu-abunya trus 2 kancing atas seragamnya dibuka. Liat gak lo?!" tunjuk Lana tepat ke arah Darenza yang sedang bercanda dengan teman-temannya.

"Iya gua liat, kenapa?"

"Lo kenal dia?"

"Kenal, dia Darenza Rigo anak 11 IPA 5. Pentolan SMA Grana."

"Lo sekelas sama dia?!"
"Jadi, yang sering di-diomongin i-itu.. dia orangnya?" Lana yang syok menutup mulut dengan satu tangannya.

"Hmm... Kenapa si lagian? Syok banget lo keknya,"

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang