lima puluh lima. (DARENZA)

76 7 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

“Terus Vi bilang, cuma orang itu yang belum Adit selidikin,”

Vi paham sekarang. Ke mana arah pembicaraan Darenza tertuju.

“Siapa sih Dar?” tanya Mahesa geregetan.

“Orang yang gua maksud dari tadi tuh si Monica.”

“HAH?” Semua orang melongo mendengar penuturan Darenza tentang Monica.

“Lo nuduh Monica?” tanya Bondan akhirnya.

“Nggak nuduh sih, 'kan belum ada bukti. Cuma curiga aja,” sahut Darenza.

Atensi Mahesa terfokus ke satu orang. Seseorang itu sadar ditatap Mahesa, ia menangkap jelas dari sudut matanya. Gugup menguasai, ia meremas kedua tangannya.

“Lis?”

“Ah?”

“Lo ... serius gak tau?”

“Ngomong apaan sih lo?” Elis tak mengerti.

“Muka lo sendiri yang nunjukin, lo nyembunyiin sesuatu?” tanya Mahesa dengan tatapan intensnya.

“Emang wajah gue kenapa?” Elis bertanya balik.

“Kalo gak ada apa-apa, mata lu gak usah bergerak panik gitu kali.” Mahesa tersenyum miring.

“Sa? Lu mojokin Elis nih ceritanya?” tanya Bondan tersirat nada tak suka di dalamnya.

“Gak gitu. Tapi logika aja. Elis 'kan dulu dempet banget sama si Monica,” sinis Mahesa, “masa iya dia gak tau apa-apa. Kedengarannya mustahil banget.”

“Tapi cara lu ngomong bisa biasa aja 'kan? Gak usah nyolot gitu,” ucap Bondan.

“Biasa kok gue. Lu aja yang sensian,”

“Kok jadi kek ngajak ribut lo ya?” Bondan sudah mulai terpancing amarahnya.

Elis yang mengamati kedua temannya adu mulut, jadi bingung. Apa saat ini waktu yang tepat ia jujur ke semua orang? Di saat ramai seperti ini, pasti banyak yang bersuara nanti. Tanggapan mereka pasti berbeda-beda. Apa dirinya tidak akan terjerat oleh perbuatan kriminal Monica?

“Dih--”

“Stop!”

Ucapan Mahesa yang ingin membalas perkataan Bondan, terhenti saat Elis melerai keduanya.

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang