tiga puluh lima. (DARENZA)

96 19 4
                                    

Sebelum baca, jgn lupa vote dulu ya, komennya juga, hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, jgn lupa vote dulu ya, komennya juga, hehe.

Follow my wattpad and ig @sanitrasvtr

*
*
*

Ande berdecak tak suka, tapi, terpaksa ia menjatuhkan pistol dan sajamnya.

Darenza melempar Monica ke pelukan Bondan. "Setimpal." ia menyunggingkan senyumnya. Lalu, memasukkan pisau lipat itu ke saku celana. "C'mon!" Darenza berlari dan menerjang badan Ande.

Mahesa yang sudah kepalang kesal dengan Monica, menarik kerah bajunya dan mulai berduel.

Adit melawan Bondan, sedangkan Vi melawan Elis.

Lana, Gemi, dan Fiona sudah diamankan Afnan di sudut ruangan. Karena para ciwi itu tidak bisa bela diri.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Ande ingin terjungkal ke belakang namun Darenza menahan satu lengannya. "Lo nolongin gue?" tanya Ande heran.

Darenza menyunggingkan senyum.

Brukk...

Sangat amat keras suara itu. Darenza membawa Ande melayang di udara seperti salto, abis itu melemparnya ke lantai dengan kasar.

"Akhhh..." Ringisan Ande terdengar begitu kesakitan. Ia memegang pundak kanannya.

"Balesan karena anak buah lo udah ngehempas Lana,"

Lana yang mendengar percakapan itu, mencoba menelan ludahnya susah payah. Darenza memang benar-benar tidak tinggal diam kalau teman-temannya kenapa-napa. Tadi semuanya dijatuhkan kasar ke lantai, namun, cuma dirinya yang protes, jadi, Darenza mengira gue ngerasa sakit banget gitu?

Lana akhirnya cuma bisa mengembuskan napas kasar dan memijat kepalanya yang tiba-tiba sedikit pening.

Adit melawan Bondan di dekat tembok. Adit sedari tadi masih mencari celah untuk menemukan titik terlemah seorang Bondan. Dengan begitu, ia jadi lebih cepat melumpuhkan Bondan. Saking asiknya, tak sadar Bondan akan kabur dari jangkauannya. Adit buru-buru menarik kerah baju belakang milik Bondan.

Ada meja kecil yang tak jauh dari mereka, Adit menggeret meja itu menggunakan satu kakinya. Lalu, membenturkan keras kepala Bondan ke meja. Tangan kirinya masih menahan tengkuk Bondan dan tangan kanannya mengunci kedua lengan Bondan di punggung.

Memberontak percuma saja, Bondan tak akan bisa lari dari kungkungan Adit.

Adit mendekatkan kepalanya ke samping telinga Bondan. "Gua tanya sama lo ... apa hubungan Vi sama lo?"

Bondan diam.

"Lo tega nyelakain orang yang gak bersalah?"

"Ta-tau a-apa lo?" Suara Bondan sedikit terbata. Dadanya merasa sesak. "Vi pem-bunuh, anj!"

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang