tujuh. (DARENZA)

374 126 29
                                    

Pagi hari, burung berkicau sangat merdu bersama hembusan angin yang menambah suasana pagi menjadi sejuk.

Di sebuah rumah megah berlantai 2 sedang menikmati pagi hebohnya. Sebenarnya kejadian ini tak asing lagi bagi seisi rumah, hampir setiap pagi ada saja kehebohannya.

"Ma, sepatu Darenza kemana yaa?" teriaknya dari lantai 2.

Nyonya rumah yang dipanggil mama itu ikut berteriak dari lantai dasar. "Coba kamu cari yang bener, Dar. Mama lagi repot masak nih nanti gosong,"

"Udah dicari tapi gak adaaa. Mama bantuin cariin, masakannya tinggal aja kan ada Bi Nani,"

"Aduh! Iyaa sebentar sayang!" ujar Chalya(mama Darenza).

"Mama buruan Darenza nanti telat, Adit udah nungguin di depan!" teriak Darenza lagi.

"Belom ada 5 menit, udah teriak lagi!"
"Bi Nani tolong lanjutkan masaknya yaa, saya harus melayani baby besar saya dulu." ujar Chalya sambil melepas celemeknya.

Bi Nani hanya bisa terkekeh geli mendengarnya. "Siap Nyonya!"

"Maaa cepetan!"

"Iya-iya ini mama naik!"

Sampai di atas, "Sekarang mau sekolah kelabakan, dari kemaren aturan siapin Darenza!" Chalya menjewer telinga anak badungnya itu.

"Aduh mama sakit!" Darenza meringis menahan perih. "Lagian Darenza udah cari bener-bener kok, sepatunya aja gak ada!"

"Kamu mangkanya kalo pulang sekolah tuh taro sepatu ya di rak sepatu jangan asal naro, seragam juga diganti dulu, naro tas juga yang bener! Jadi kewalahan kan sekarang?" Chalya melepas jewerannya. "Awas kalo mama cari sampai ada dikamar kamu, tak gantung nanti."

Tak sampai 10 menit, Chalya pun keluar dari kamar Darenza sambil menenteng sepasang sepatu sekolah. "Ini apa Darenza!?"

"Ya ampun ketemu! Mama pinter banget," Darenza mencium sekilas pipi Chalya lalu langsung merebut sepatunya dan memakainya.

"Darenza be--"

"Kamu bisa gak sih tiap pagi gitu gak bikin mama pusing? Ada aja kelakuan heboh kamu tuh,"

Darenza terkikik, "Hehe, keknya gak bisa ma, gak heboh gak nikmat!"

"Ada-ada aja!"

"Yaudah ma, Darenza bera--"

Lagi-lagi ucapan Darenza terpotong oleh pertanyaan Chalya. "Semalam kamu keluar yaa, main?"

"Hah?"

"Mama semalam sempet ke kamar kamu tapi manusianya gak ada di dalem,"

"Darenza pergi," ucapnya santai.

"Tapi kata Bi Nani kamu ada di rumah?" Chalya mengerutkan dahinya.

"Walaupun raganya pergi tapi hatinya tetap ada dirumah." dengan gerakan cepat Darenza mencium kening Chalya dan menyalaminya.

"Sarapan dulu!" perintah Chalya.

"Nggak ma. Darenza buru-buru."
"Yaudah, see you later, ma. Darenza berangkat! Mama juga buruan berangkat ngajar, take care!" ucapnya sekalian ngibrit menuruni anak tangga.

Jadi, Chalya adalah seorang guru PNS disalah satu sekolah ternama di kota ini.

"Cepat jalankan mobilnya, Dit." Darenza langsung menerobos masuk ke dalam mobil dan duduk disamping pengemudi.

"Abis maraton? Ngos-ngosan gitu," tanya Adit sambil melajukan mobilnya perlahan.

Darenza asal mengangguk saja. Ia masih mencoba mengatur napasnya yang tersenggal akibat berlari dari lantai 2 sampai ke depan gerbang.

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang