tujuh belas. (DARENZA)

239 70 18
                                    

(Kata-nya panjang nih, pelan-pelan aja yaa bacanya, oke?😉)


HAPPY READING!💚

.
.
.

CITTTT....

Vi mengerem mendadak. Dan seseorang mengetuk jendela yang berada di samping bangku pengemudi. Vi melihat orang itu samar-samar karena lampu jalanan sedikit redup dan jalan ini benar-benar tidak ada yang melintas sama sekali.

Vi membuka kunci pintu mobil lalu seseorang itu langsung masuk.

"DARENZA!?"

"Lo ngapain ngebut-ngebut? Mampir ke jalanan sepi kek gini lagi." ujar Darenza.

"Ck, turun!"

"Ada masalah?"

"Bisa lo keluar dari mobil gue? Itu pintunya yang ada di--"

"Biar gue bantu." Darenza merebut handphone Vi yang tengah digenggam.

"Hei! Sopan kah begitu? Itu milik gue! Balikin sini!" Vi mendelik tajam.

"Ini nomor gak ada namanya. Cepet bilang lo butuh apa? Gue tau lo gak punya waktu banyak." ujar Darenza.

Benar!

Vi gak punya waktu banyak, ia harus cepat menolong anggota Savoly tapi Vi tidak mau melibat siapa pun lagi karena ulah dia yang kembali turun ke ring.

"Gue minta lo turun dari mobil gue. Sekarang!" putus Vi.

"Ck, bodoh. Sok belagak gak butuh lo," Darenza menoyor kepala Vi.
"Tingkah lu kebaca banget kali. Panik gitu sambil liatin hp."

"Ya terus lu mau apa?" tanya Vi sengit.

Darenza menyentil kening Vi. "Aturan gue yang nanya. Lu mau apa sama nomor unknown ini?"

"Oke kalo lu maksa!" Vi melipat kedua tangannya di depan dada. "Gue mau lo lacak lokasi nomor itu, bisa?" Vi tersenyum remeh memandang Darenza.

Darenza mengangguk. Dan mencoba menghubungi nomor itu tapi berkali-kali ia menelpon malah selalu operator yang menjawab panggilannya.

"Shit, nomornya udah gak aktif." gumam Darenza lalu beralih ke Vi. "Tadi nomor ini sempet aktif kan?" tanya Darenza.

"Iyaa."

"Jam berapa kira-kira?"

"Sekitar jam setengah 2 pagi." jawab Vi sambil menerawang.

"Bentar!" Darenza mengeluarkan handphonenya dari saku jaket yang di pakenya lalu jemarinya dengan lihai berselancar di atas keyboard.

18 menit kemudian... Darenza kembali mendongak untuk menatap Vi. "Maaf lama. Temen gua yang nanganin ini agak ngelag tadi katanya."

"Oke." kata Vi mengangguk sekilas.

"Gue dah dapet titik lokasinya. Sekarang lo ikutin gue dari belakang. Dan hp lo sementara gue yang pegang." titah Darenza lalu keluar dari mobil Vi dan menaiki kuda besinya.

Vi hanya menurut dan mulai mengikuti arahan tangan Darenza yang ada di depannya.

🔥🔥🔥

"Serius lo ini tempatnya?" tanya Vi yang jalan mengendap-endap di belakang Darenza.

Darenza juga melakukan hal yang sama. "Iyaa bener."

"Trus ini kit--"

"Gua dobrak pintunya dan lu tetep di belakang gue. Ngerti? Pokoknya jangan sampe lu bergerak sebelum gue kasih arahan." ujar Darenza.

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang