dua. (DARENZA)

674 171 71
                                    

"Ayo masuk," Vi menarik tangan Afnan.

"Iyaa Vi tapi gausah ditarik-tarik juga," kata Afnan.

"Berisik!"

"Tadi mellow sekarang marah-marah, dasar perempuan!" gumam Afnan terkekeh.

"Gua gak denger Nad. Lanjutin aja!" Vi memberikan tatapan tajamnya ke Afnan.

"Udah Vi, anak-anak udah pada manggilin tuh." ucap Afnan sambil mengetuk kening Vi lalu setalah itu ia dengan seenaknya berjalan saja.

"Nad, sialan lo. Ihh, pedih juga jitakannya." Vi ikut berjalan sambil mengusap-usap keningnya.

"Whats up, Men?" Afnan bertos ria dengan teman-temannya.

"Nad!" teriak Vi.

"Baby girl lo kenapa lagi?" ucap salah satu teman Afnan.

"Biasa, abis mellow dia." ujar Afnan lalu setelah itu menghampiri Vi.

"Lo liat gak nih? Sakit jidat gue, emang bener gak ada akhlak lu yee," ujar Vi bersungut marah.

"Awas tangan lo," titah Afnan.

Vi menjauhkan tangannya dari kening.

Afnan maju lebih dekat lagi lalu ia perlahan mengusap kening Vi yang tadi dijitaknya.

Mereka gak sadar, kalo interaksi mereka sedari tadi diperhatikan dari jauh oleh seseorang.

"Modus lo, hahaha." Vi terkekeh lalu menggelitik pinggang Afnan.

Afnan ikut tertawa sambil mundur-mundur untuk menghindari serangan Vi. "Ampun Vi, hahaha."

Terjadilah aksi kejar-kejaran kecil di cafe itu. Namun, saat mereka sedang asik-asik tertawa dengan dunianya, tiba-tiba saja mereka dikagetkan dengan sesuatu.

BRAK!

"HEH! Lo nyari gara-gara sama gue? Maksud lu apa nyenggol-nyenggol, hah?!"

Suara itu, Vi tau persis siapa orangnya. Vi membalikkan badannya dan langsung saja matanya mencari jeli tempat kejadian perkara.

"Vi, itu anak kelasan kita. Kenapa itu dia? Ayo samperin!" ujar Afnan lalu asal menarik tangan Vi.

"Gagu lo gak bisa ngomong? Jawab bangsat!"

Vi dan Afnan harus menerobos orang-orang yang juga ingin ikut melihat kejadian. Sampai benar-benar di tempat kejadian, Vi tercengang. Benar dugaannya, itu ulah Darenza dan saat ini dia sedang menarik kerah baju teman sekelas Vi.

"WOI!" Vi berteriak lantang untuk membubarkan.

Vi maju mendekat ke arah Darenza, "Lepasin temen gue," ujar Vi menatap tajam manik mata Darenza.

Kini.. Darenza, Vi, Mahesa dan teman sekelas Vi sudah dikepung didalam sebuah lingkaran manusia-manusia yang haus akan rasa penasarannya. Afnan yang melihat Vi coba memberontak tidak tinggal diam, ia juga ikut maju dan berdiri diantara 4 orang yang kini sedang jadi pusat perhatian.

"Bro calm, selesein masalah dengan kepala dingin." kata Afnan sambil menepuk sebelah pundak Darenza. "Ini ada apa sebenarnya?"

"Gausah sok asik lu jing," ucap Darenza menatap sinis ke arah Afnan sambil menghempas kasar tangan Afnan yang berada dipundaknya.

"Weits. Selow, Men." Afnan mengangkat kedua tangannya sambil tertawa renyah.

"Lo ada masalah apa sama dia?" tunjuk Vi ke temen satu kelasnya. "Lepasin!" ucap Vi lagi namun kali ini wajahnya terlihat sangat jutek dari yang sebelumnya.

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang