sembilan belas. (DARENZA)

214 56 6
                                    

HAPPY READING!🤙


"Udah ayuk masuk!" Vi menarik tangan Darenza.

"Tap--"

"Bonyok gue lagi ke luar kota, kita gak berdua kok. Ada Bibi di dalem." ujar Vi sambil membuka pintu utama.

Saat sudah masuk, Darenza mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah Vi.

"Assalamualaikum. Bi May! Vi pulang!" teriak Vi untuk memanggil art-nya.

Bi May yang dipanggil itu langsung menghampiri Vi. "Iya Non, ada yang bisa Bibi bantu?"

"Buatin minuman yaa sama bawa cemilan ke ruang musik." ujar Vi.

"Oke siap Non tapi teh ini saha? Kasep pisan, seperti pemain film euy. Hideung tapi manis, rambutnya sedikit ikal kitu lagi, hehe. Maap Bibi jadi lancang gini." ucap Bi May menunduk merasa bersalah.

"Santai aja Bi sama saya mah," ujar Darenza menepuk bahu Bi May. "Nama saya Darenza, Bi. Temennya Vi."

"Oalah kitu. Yaudah Bibi ke dapur dulu ya." ucap Bi May berlalu pergi.

"Bi May mah emang gitu, suka ganjen ngeliat yang cakep dikit padahal mah di kampung ada suami sama anaknya yang setia nungguin dia, haha. Gak sih, gua tau Bi May bercanda tapi dia kocak aja gitu." Vi  tersenyum tipis sambil menaiki anak tangga.

Darenza mengikuti di belakangnya. "Emm, berarti lo secara gak langsung ngakuin juga dong kalo gua cakep?"

"Eh?" Vi menghentikan langkahnya.

"Ng--gak gitu..." gugup Vi. "Maksud gue-- ah yaudahlah apa kata lo aja."

"Cieee... Kok merah gitu pipinya," Darenza berdiri di depan Vi, ia menunjuk wajah Vi.

Vi menepis tangan Darenza. "Nggak! Mana ada!" Vi berjalan melewati Darenza.

Sampai di depan sebuah ruangan, Vi menarik tangan Darenza lagi. "Lo orang pertama yang gua ajak ke ruangan favorite gue. Bahkan orang yang ada di rumah ini aja gak gua izinin masuk." Vi menatap sekilas wajah Darenza.

Ceklek...

Vi memutar kenop pintu. "Welcome! In my music room!" pekik Vi riang.

Darenza sedari tadi hanya tersenyum simpul melihat antusias Vi yang terus memaksanya untuk masuk ke ruangan musik itu.

"Ada banyak alat musik, lo bisa apa? Gitar? Piano? Maenin aja sesuka lo." ucap Vi sambil menutup kembali pintunya.

Darenza mulai sibuk memainkan handphone untuk mencari lagu yang pas untuk dinyanyikan sekarang. Karena hujan baru saja turun, itu menambah suasana romantis bukan?

Eh, salah satu lagu malah kepencet.

Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
(Renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang
Di esok hari
Tubuh yang berpatah hati

"Gua tau lagu ini, go! let's play!"
"Eh tapi dari ulang dongg lagunya, siap-siap dulu!" perintah Vi.

Darenza memutar ulang lagunya dan tiba-tiba Vi memegang kedua bahu Darenza dan mulai melompat-lompat kecil lalu kakinya tak jarang juga mengayun-ayun. Darenza melingkarkan kedua lengannya di pinggang Vi dan melakukan gerakan yang sama dengan Vi.

Bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri
Mengais validasi

Keduanya mengambil napas dalam-dalam lalu bersorak bersama...

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang