delapan belas. (DARENZA)

242 59 9
                                    

Seminggu kemudian... Tepatnya hari sabtu. Darenza dan Vi sudah sampai di Mall mewah kawasan Jakarta. Sekarang keduanya sedang duduk-duduk di cafe dan ditemani segelas milkshake. Mereka menunggu orang yang mengajak ke Mall ini.

"Lu mah gila Dar! Sumpah dah ampe sekarang gue gak habis pikir!" cetus Vi merengut.

"Udah sih Vi katanya lo udah move on dari Mahesa. Masa cuma diajak nonton doang baper," celetuk Darenza.

"Ya--"

"Bentar Vi!" sambil minum milkshake Darenza memainkan handphone.
"Si Mahesa ngechat!"

"Hm?"

"Dia sama Fiona dah di bioskopnya,"

Refleks Vi menaruh kepalanya di atas meja.

Darenza yang melihatnya terkekeh. "Jangan di meja. Bahu gua aja sini elah! Siap nampung kepala dan air mata lo!"

"Lebay!" Vi bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Darenza.

"Jeh ngambek," ujar Darenza mengikuti langkah Vi.

Sedangkan di tempat bioskop... Mahesa dan Fiona sedang mengantri membeli popcorn.

Tak lama Vi dan Darenza dateng.

"Lo bantuin mereka tuh. Kesusahan keknya," ucap Vi ke Darenza lalu ia menuju tempat duduk kosong.

Darenza hanya melirik Vi lalu menghampiri Mahesa dan Fiona.

Vi duduk sambil memainkan handphone. Ia sama sekali tidak tertarik dengan sekitarnya bahkan berada di tempat ini saja ia tak ingin.

Asik scroll-scroll tiktok, Mahesa lebih dulu menghampiri Vi.

"Hai," sapa Mahesa menaruh segelas minuman dan popcorn ke hadapan Vi.

Vi hanya membalas dengan senyum kecut. "Gue baru minum sama Dar-- aww!" Darenza menyenggol Vi. "Minum es krim! Mangkanya ini gue sama Vi seret banget sekarang dan beruntungnya lu beliin kita beginian," ujar Darenza sambil menggaruk lehernya.

"Ohh gitu," Mahesa hanya terkekeh mendengarnya.

"Emm, halo!" sapa Fiona yang lebih spesifik ditujukan ke Vi.

Masih dengan posisi Vi duduk, mereka bertiga berdiri. Vi hanya mendongak ke arah Fiona.

"Vi? Kita belum kenalan resmi loh. Kenalin, gue Fiona." ucapnya mengulurkan tangan.

Kali ini dengan terpaksa Vi harus menjabat tangan Fiona. "Gausah gua sebut lagi kan? Tadi lo udah tau nama gue." ucap Vi.

Fiona mengangguk miris. "Lo kenapa jutek banget sih Vi sama gue?" batin Fiona.

"Elah tegang amat! Santai aja kali, hahaha." lagi-lagi Darenza mencoba mencairkan suasana.

"Yodah yuk lah masuk! Tadi pintu teaternya dah dibuka. Pada gak denger kan lo?" Darenza merangkul Vi untuk berdiri.

"Apaan sih anjrit pegang-pegang!" ujar Vi.

"Lo pasti bisa Vi! Gua selalu ada di samping lu!" bisik Darenza di telinga Vi.

Vi berdiri dan jalan lebih dulu.

"Vi!?"

Dengan malas Vi membalik badan dan hanya menaikkan satu alisnya untuk bertanya.

Mahesa berjalan ke arah Vi.

Vi kaget dan otomatis mundur. "Kirain gua Darenza anjir yang manggil." batin Vi. Ia melotot saat jarak Mahesa semakin dekat ke arahnya.

DARENZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang