BREAK

43 8 0
                                    

Aiy memandangi jalanan dari balik kaca mobil. Pikiran Aiy masih berkutat pada sebuah nama yang belakangan ini menghantui dirinya. Zian Dare Vian. Sebenarnya siapa orang pemilik nama itu? Nama itu seperti tidak asing buat gue.

Arez melirik pacarnya sejenak lalu kembali fokus pada jalanan. "Kamu kenapa, Sayang?"

Aiy tersadar dari lamunannya dan menoleh pada Arez. "Aku bingung. Waktu aku lihat profil anak hilang itu, nama ayahnya adalah Zian Dare Vian. Aku kaya nggak asing sama nama itu. Tapi aku nggak tau kapan. Aku beneran mau tau orang tuanya Sasa," tutur Aiy.

"Kamu gak usah khawatir, kita pasti bisa temui orang tuanya Sasa."

Aiy melirik wajah Arez sejenak, lalu dia menghela napas pelan. "Iya, deh."

"Sampe rumah langsung bersih-bersih dan istirahat, Ay. Kamu kelihatan lelah," pinta Arez.

"Iya, Rez. Makasih buat perhatiannya."

Aiy mengambil tangan Arez yang tergeletak dan menggenggamnya erat. Wanita itu menyunggingkan senyum tipisnya.

"Kamu gak perlu berterima kasih, karena itu adalah tugasku sebagai pacar kamu."

🌱🌱🌱

"Gimana kerjaannya kamu?" tanya seorang wanita cantik sambil memasukkan daging panggang ke mulutnya.

"Ya gitu," jawab pria di hadapannya sambil menghela napas.

"Kenapa? Ada masalah?"

Wanita itu menghentikan makanannya dan menatap pacarnya serius. Sepertinya pria itu sedang mengalami masalah di pekerjaannya.

"Kamu tau kan Za, klien aku sekarang?"

Wanita yang tidak lain adalah Zara, mengangguk tiga kali. "Tau, Arsha sama Nenek Lampir, kan?"

"Sayang, dia bukan Nenek Lampir. Dia punya nama, dan namanya adalah--"

"Nenek Lampir! Namanya adalah Nenek Lampir!" tegas Zara. Dia memotong ucapan Jevan sebelum pria itu menyelesaikan ucapannya.

"Terserahnya kamu, deh. Jadi gini, Arsha sama Elina itu rencana mau prewedding, tapi pas aku ketemu Arsha kemarin, dia bilang bakal undur rencana pernikahan mereka."

Zara meletakkan sendok dan garpunya lalu menyunggingkan smirk di bibirnya. "Aku tau. Pasti karena Aiy. Temen kamu itu nggak tau diri banget ya, Van. Dia yang buat Aiy pergi, tapi sekarang malah dia yang ngejar-ngejar Aiy kaya orang gila," hujat Zara. Jika sudah membahas Arsha, rasanya mulut Zara akan gatal kalau tidak menghujat.

"Kok kamu ngomongnya gitu, sih, Za? Ingat, aku ini sahabatnya orang yang baru saja kamu hina. Hargain, dong."

Zara menggeleng kecil sambil menyesap minumannya. "Males, deh, menghargai dia. Kamu aja sana. Heran ya, bisa aja kamu sahabatan sama cowok kaya gitu."

"Salah, Za? Aku sahabatan sama Arsha udah lama banget."

"Enggak salah, sih. Asal kamu nggak ikutin sifatnya dia, nggak akan jadi masalah buat aku," tutur Zara.

"Za ...," peringat Jevan.

Zara menaikkan kedua bahunya, tidak mau peduli. Pandangannya kini sudah dia alihkan ke pintu restoran. "Panjang umur banget, sih," ujar Zara.

"Kenapa, Za?" tanya Jevan ketika mendengar helaan napas kasar dari mulut kekasihnya. Jevan mengikuti arah pandang Zara, dan menemukan Arsha yang baru saja masuk bersama dengan Elina.

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now