PERMINTAAN TERAKHIR

53 10 2
                                    

Papan bunga berjejer rapi disekitar hotel. Ada dari keluarga, rekan kerja, kolega-kolega, teman dan masih banyak lagi. Bahkan ada juga dari SMA Ganesha. Sepertinya sekolah itu sangat bangga saat mengetahui salah satu siswanya sudah memiliki hotel sendiri di usia muda.

"Baiklah, setelah beberapa rangkaian acara sudah kita lewati, kini kita akan memasuki acara puncak yaitu pemotongan pita oleh pemilik hotel sendiri, Hardika Antama!"

Seruan dari MC membuat semua orang disana bertepuk tangan dengan kencang. Dika maju mendekati pita yang terbentang didepan bangunan mewah itu.

Dika mengambil mic sebelum memotong pita. "Terimakasih buat semua hadirin yang ikut menyaksikan acara ini. Saya atas nama Hardika Antama sangat senang dengan kehadiran saudara semua."

Riuh tepuk tangan kembali terdengar mengiringi pidato singkat Dika. Dika memandang keluarganya yang memiliki tempat duduk khusus. "Hotel ini saya persembahkan buat mami saya tercinta, ayah dan ibu saya yang selalu mendukung saya, saudara saya, kekasih saya dan juga buat sahabat-sahabat saya. Saya tidak akan sampai dititik ini jika tanpa dukungan mereka semua."

Ify melirik bidan Lia yang duduk disebelahnya. Bidan Lia beserta suaminya baru saja sampai Bali subuh tadi. "Anak kita benar-benar membanggakan, Bidan."

Bidan Lia tersenyum haru. "Dika tidak akan ada sampai titik ini tanpa dukungan Ibu juga."

"Terimakasih sudah merawat Dika hingga dia dewasa, Bidan. Terimakasih sudah menjaganya dan memberikannya kasih sayang," ungkap Ify tulus.

Bidan Lia tidak dapat menahan tangis harunya. "Terimakasih sudah memberikan saya kesempatan itu, Bu. Saya sangat bersyukur."

Ify tersenyum menanggapinya. Semenjak kejadian beberapa tahun silam, justru keluarga dokter Ari dan bidan Lia semakin dekat dengan keluarga Alison.

"Baiklah, saya langsung saja pada acaranya."

Dika mengambil gunting dengan pita yang sudah tersedia. "Dengan segala syukur yang saya panjatkan pada Tuhan, hotel ini resmi dibuka."

Tepat setelah Dika mengucapkan kalimat terakhir, pita itu terpotong dan hotel Dika sudah resmi dibuka. Semua orang bertepuk tangan sambil berdiri ditempat mereka.

Ify, bidan Lia, dokter Ari, Sasa, Sean, Jevan dan Zara menghampiri Dika. "Selamat, ya, Nak." Bidan Lia memeluk Dika erat dengan air mata bangganya.

"Mami bangga sama Dika." Ify juga melakukan hal yang sama.

Dokter Ari menghampiri putranya. "Ayah benar-benar bangga sama kamu, Dika."

Dika tersenyum menatap ketiga orang tuanya. "Terimakasih udah bimbing Dika, Mami, Ayah dan Ibu."

Sasa menghampiri pacarnya dengan senyum manis. "Selamat, Sayang." Sasa menghambur ke pelukan Dika.

Dika tersenyum bahagia. "Makasih buat dukungannya, Sayang." Dika melepaskan pelukannya dengan Sasa.

Giliran Zara dan Jevan. Kedua pasangan itu mendekati Dika dan Sasa. "Selamat, Dik. Gue bangga jadi temen lo. Bisalah, ya, ntar kalau gue ke Bali nginep gratis, hehehe." Jevan memberikan cengirannya.

Dika terkekeh. "Bisa diatur."

"Peresmian hotel, udah. Peresmian hubungan kalian kapan?" tanya Zara dengan kedipan mata pada Sasa.

Sasa beralih menatap Dika. "Belum mikir kesana. Masih fokus sama kerjaan dulu, Za. Lagian belum mau buru-buru."

"Nikahnya bisa ntaran. Tunangan dulu, Sa. Ntar Dika digaet cewek lain gimana? Secara di Bali, kan, banyak bulenya."

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Onde histórias criam vida. Descubra agora