PENGUMUMAN PERNIKAHAN

24 4 2
                                    

Hari ini pesta anniversary Andi dan Gina. Mereka merayakannya di balkon sebuah hotel mewah. Ada banyak tamu, keluarga, kolega dan juga karyawan yang hadir. Mereka mengadakan dengan begitu megah karena ini perayaan yang ke tiga puluh tahun sekalian mengumumkan tanggal pernikahan putra sulung mereka.

Arsha tampil dengan jas hitam dan celana bahan berwarna senada, dibalut dengan kemeja putih di dalamnya. Lalu di sampingnya ada Elina yang mengenakan gaun hitam panjang tanpa lengan dengan sepatu silver mewahnya juga perhiasan yang membuat dirinya semakin terlihat eksklusif. Ya, itu semua berasal dari Gina.

Arsha merasa risi ketika Elina terus menggandeng lengannya dan mendatangi beberapa tamu. Beberapa kali Arsha mencoba untuk melepaskan gandengan itu, namun Elina malah semakin mengeratkannya.

"Bersikaplah seolah kita baik-baik aja. Jangan bikin tante Gina dan om Andi malu," bisik Elina ketika Arsha kembali ingin melepaskan gandengannya.

Arsha menghela napas dan mencoba pasrah. Ini untuk kedua orang tuanya.

"Pak Arsha dan Bu Elina sangat mesra hari ini," sapa seorang karyawan di kantor Arsha.

Elina memberikan senyum manisnya. "Terimakasih. Arsha selalu membuat saya merasa spesial," balas Elina.

Arsha menoleh ke arah Elina dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Pak Arsha beruntung mendapatkan Bu Elina. Sudah cantik, model, berkelas, ramah lagi," celetuk karyawan lainnya.

Elina terkekeh sejenak. "Justru sayalah yang beruntung mendapatkan pacar seperti bos kalian. Dia sangat romantis dan memperlakukan saya layaknya ratu." Elina menekankan ucapannya di kalimat terakhir membuat Arsha terdiam.

"Kalian benar-benar pasangan ideal. Saya jadi iri," kata yang lainnya lagi.

Arsha tersenyum menanggapi. "Terimakasih. Saya dan Elina permisi dulu."

Arsha membawa Elina menjauh dari karyawannya menuju pojok yang jauh dari pandangan orang.

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu sama mereka? Mau nyindir aku dan membuatku merasa bersalah karena tidak menganggapmu?" tuntut Arsha dengan nada marah.

Elina hanya menghela napas dengan wajah santai. "Setidaknya mereka tidak tau hubungan kita yang jauh dari kata baik-baik ini. Emang kamu mau kalau aku bilang bahwa kamu masih mengejar mantanmu?"

Arsha terdiam. Benar juga, tidak mungkin Elina membeberkan kebrengsekannya kepada para karyawan. "Ya tapi gak seharusnya kamu mengarang cerita seperti itu."

Elina melipat tangannya di depan dada, menatap Arsha datar. "Ya terus kamu mau aku bilang yang seperti apa?"

Arsha menggusar rambutnya kasar. Mengapa semuanya jadi terasa sulit. "Pokoknya gak usah mengarang cerita lagi. Tanggapi orang-orang dengan senyuman dan balasan yang perlu!" putus Arsha.

Elina merasa ada sesuatu yang sakit di lubuk hatinya. Ucapan Arsha lagi-lagi melukai hatinya. Sampai kapan dia akan mendapatkan ucapan-ucapan seperti itu dari seseorang yang akan menjadi suaminya?

"Panggilan kepada Arsha dan Elina untuk naik ke atas panggung!"

Itu suara MC yang memanggil nama mereka. Arsha dan Elina berjalan dengan bingung menuju panggung, tentu saja dengan tangan tergandeng dan juga senyum tipis. Mereka berdiri di samping Gina dan Andi juga Risa.

"Jadi saya di sini ingin mengumumkan sesuatu yang sangat penting. Sebuah kabar bahagia mengenai kedua anak kami, bahwa pernikahan Arsha dan Elina dipercepat menjadi dua minggu lagi," kata Gina dengan lantang.

Hal itu membuat Arsha dan Elina terkejut bukan main, namun Elina langsung mengontrol ekspresinya agar orang tidak curiga dengan hubungan mereka yang terlihat seperti perjodohan.

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang