KISS

121 28 12
                                    

Aiy memandang gedung besar yang di cat dengan warna putih itu. Senyum Aiy terukir dengan indahnya saat melihat banyak orang yang berlalu lalang dari rumah sakit itu.

Rumah sakit itu diberi nama Alison Hospital. Alison Hospital sudah dibangun sejak 3 tahun lalu oleh Sean. Sean sengaja membangun rumah sakit itu untuk Aiy sebagai hadiah.

"Kenapa melamun? Ayo masuk," ajak Arez.

Aiy mengangguk lalu segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit itu. Bau khas rumah sakit langsung menyapa hidungnya dan Aiy sangat menyukai bau itu.

Tidak seperti orang-orang biasa yang masuk, ketika Aiy masuk berbagai pandangan menuju ke arah mereka. Seolah mereka tau bahwa Aiy bukanlah orang biasa di rumah sakit itu.

Bisikan-bisikan sudah mulai terdengar di telinga Aiy. Aiy meneruskan langkahnya dan berhenti di depan meja resepsionis.

"Saya Dokter Aiy Agatha Alison, pemilik rumah sakit ini. Dimana ruangan saya?" tanya Aiy dengan santainya.

Seorang dokter menghampiri Aiy dengan senang. Dari wajahnya, dokter itu tampak masih muda. Usianya masih 25 tahun. "Ah, dokter. Akhirnya anda datang juga. Bisakah saya hantarkan anda ke ruangan anda?" tawar dokter itu.

Aiy mengangguk sekali dan mengikuti dokter itu dengan tangan tetap berada di genggaman
Arez.

"Silakan masuk, dokter." Aiy dan Arez masuk mengikuti dokter laki-laki itu. "Ini ruangan anda."

"Terimakasih."

"Saya permisi."

"Dokter tunggu," cegah Aiy.

"Ada apa dokter? Apakah dokter membutuhkan sesuatu?" tanya dokter itu ramah.

"Anda belum memperkenalkan diri anda."

"Oh, maaf. Perkenalkan, saya Dokter Rian. Saya adalah pemimpin utama di rumah sakit anda."

"Dokter, bisakah saya meminta bantuan?"

"Tentu saja."

"Saya akan magang mulai lusa. Jadi saya menitipkan rumah sakit ini pada anda," kata Aiy.

Dokter Rian tersenyum. "Saya kurang mengerti, mengapa dokter muda seperti anda sudah memiliki rumah sakit. Padahal anda belum magang, dan saya rasa anda belum paham mengelola rumah sakit ini."

"Apa maksud anda?" Arez tiba-tiba menyela ucapan dokter itu dengan wajah sangarnya.

"Rez," tegur Aiy.

"Saya tidak bermaksud apa-apa. Saya akan menjaga rumah sakit ini."

Aiy mengangguk dengan wajah datarnya. "Terimakasih, anda sudah bisa keluar."

Sepeninggal dokter Rian, Aiy meletakkan tasnya di meja dan duduk di sofa bersama Arez. "Arez kenapa kamu bersikap seperti tadi?"

"Dia sudah menyepelekan kamu," ujar Arez.

"Dokter itu benar. Tidak seharusnya, aku sudah memiliki rumah sakit saat ini. Karena bahkan saat ini pun, aku masih harus melewati beberapa tahap untuk bisa bekerja di sini."

"Tapi Ay--"

Aiy menyentuh lengan Arez dan tersenyum hangat. "Jangan pikirkan itu. Aku sudah melihat rumah sakit ini. Sekarang, mari kita ke makamnya Auzora dan menemuinya."

🌱🌱🌱

Arez mengelus batu nisan dengan tulisan Putri Auzora Dania. "Hai Zora. Sudah berapa lama aku tidak mengunjungi kamu. Aku sangat merindukan mu. Beristirahatlah dengan tenang."

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang