PERUBAHAN ZARA

25 2 0
                                    

Kenyataan itu harus diterima, bukan diperdebatkan.

🌱🌱🌱🌱🌱

Angin sore yang menerpa wajah seorang gadis membuat beberapa helai rambutnya berterbangan. Dia menatap matahari yang hampir terbenam di ujung sana. Perlahan matanya pun melirik ke bawah.

Gadis itu menarik napas dalam melihat suasana di bawah sana. Matanya terpejam, mencoba menetralkan pikirannya.

"Sasa!"

Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang hingga terjatuh dari atas kursi.

"Sa, lo gak apa-apa?"

Sasa menatap wajah orang yang menariknya. Dia msnggeleng pelan. "Gue gak apa-apa, Van."

Jevan mengulurkan tangannya dan membantu Sasa berdiri. "Maaf, lo jadi jatuh karena gue. Habisnya lo bikin gue takut. Maafin ucapan Zara, dia gak bermaksud kaya gitu sama lo. Lo tau dia masih dalam keadaan shock."

"Gue ngerti," jawab Sasa.

"Lo jangan sampe pikir pendek gitu, dong. Lo gak kasihan sana tante Ify, Aiy, kak Sean, cowok lo Dika, papa lo? Lo gak kasihan?" cerocos Jevan.

Sasa menatap Jevan aneh. Mengapa tiba-tiba cowok itu memarahinya? Memangnya dia salah apa?

"Inget Tuhan, Sa. Banyak yang lebih besar masalahnya daripada lo. Lo jangan mau langsung akhirin hidup lo."

"Eh, bentar-bentar. Maksud lo apaan, sih? Siapa yang mau bunuh diri? Gue cuma mau netralin pikiran gue. Gue juga masih sayang nyawa."

Jevan tiba-tiba diam. Dia mengira Sasa sudah sangat putus asa karena ucapan Zara hingga memilih untuk mengakhiri hidupnya.

"Maaf, gue kira lo bakal ngelakuin hal yang--"

"Udah-udah. Gue gak bakalan loncat. Gue cuma tenangin diri gue aja. Lo ngapain di sini, Van? Ntar Zara liat bisa ngamuk dia."

Sasa kembali menatap pemandangan di depannya, membuat Jevan juga melakukan hal yang sama. Pekerjaannya yang sedikit sibuk, dan persiapan pernikahannya cukup membuat Jevan kelelahan. Ia membutuhkan ketenangan seperti saat ini.

"Wakto lo pergi abis berantem sama Zara, gue ngikutin lo. Soalnya lo lari-lari sambil nangis gitu, gue khawatir aja sama lo," jujur Jevan.

Sasa menolehkan kepalanya ke arah pasangan Zara tersebut. "Makasih udah khawatir sama gue, ya, Van. Gue kira lo bakal nyalahin gue kaya Zara."

Jevan menatap Sasa kembali. Tangannya menepuk pelan pundak gadis itu. "Gak apa-apa, Sa. Lo gak salah, yang salah itu perlakuan orang tua lo dan Zara di masa lampau. Gak usah dipikirkan. Semua udah terjadi. Mau lo stres pun, gak akan mengubah apapun," pesan Jevan.

Sasa membalas senyum Jevan dengan tulus. Zara sudah mendengar ucapan tersebut hampir sepuluh kali. Namun mendengarnya dari orang yang berbeda membuat Sasa tau bahwa masih banyak orang yang mengerti keadaannya.

"Jevan!"

Sasa dan Jevan sontak membalikkan tubuh mereka saat mendengar teriakan dari seorang gadis. Mata Sasa membulat ketika melihat Zara mendekati mereka dengan langkah cepat dan wajah penuh amarah.

Jevan langsung menarik tangannya dari bahu Sasa dengan cepat. "Sayang, kok kamu di sini?"

Plaak!

Tanpa sepatah katapun, Zara langsung menampar pipi Sasa dengan kuat. "Ternyata lo gak jauh beda sama ibu lo. Ngapain lo berduaan sama cowok gue? Lo mau rebut Jevan dari gue? Setelah ibu lo ngerebut papa dari mama, sekarang lo yang ngerebut Jevan dari gue? Murahan!"

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now