Note: Baca SEPATU dulu.
Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat masa lalu, berarti membuka kembali luka di masa itu.
Tapi hal yang Aiy tidak tau adalah, masa lalu bisa menjadi sebuah sejarah indah di dalam...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aiy membereskan beberapa berkas-berkas yang ada di mejanya. Seorang pasien baru saja keluar dari ruangannya. Sekarang dia berencana untuk pergi ke ruangan dokter Ari untuk menanyakan sesuatu.
Aiy beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangannya. Beberapa suster yang melewatinya melemparkan senyum ramah pada Aiy. Aiy sadar dia bukan lagi gadis remaja yang dulu beku, jadi Aiy membalas senyuman ramah mereka.
Tok ... tok ... tok ....
Aiy mengetuk pintu ruangan dokter Ari sejenak sebelum akhirnya suara bariton terdengar dari dalam sana untuk mempersilakan dirinya masuk.
Dengan perlahan Aiy menurunkan kenop pintu dan mendorongnya. Kepala Aiy masuk duluan ke dalam ruangan itu untuk melihat keberadaan dokter Ari. "Dokter?"
"Aiy? Silakan masuk. Ternyata kamu." Dokter Ari menurunkan kacamatanya lalu menatap Aiy yang kini sedang menutup pintu.
"Silakan duduk Aiy."
"Terimakasih dokter." Aiy menyunggingkan senyum tipis lalu duduk di kursi di depan dokter Ari.
"Ada apa, Aiy? Apa yang membawa kamu datang kesini?" tanya dokter Ari sambil menatap Aiy.
"Dok, di rumah sakit ini, kalau bayi hilang di buku laporan namanya apa? Kan gak ada namanya," tanya Aiy.
"Mm ... bukannya kemarin kamu sudah lihat berkasnya?"
"Sudah, dok. Tapi Aiy temuin ada dua bayi yang hilang, bersamaan dengan hilangnya Dika malam itu."
Dokter Ari mengingat sejenak peristiwa yang umurnya kurang lebih 20 tahunan yang lalu. "Saya sih, kurang ingat. Tapi setau saya memang ada waktu itu bayi yang memang hilang. Untuk yang satu ini, kami belum tau keberadaan dia dimana sekarang. Kenapa Aiy? Apakah ada yang aneh?"
Aiy menggelengkan kepalanya sejenak. "Enggak, dok. Hanya, di malam saat Dika hilang, Papi, Mami, sama kedua kakak kembar Aiy menemukan bayi perempuan di balik tanaman hias," jelas Aiy.
Dokter Ari sedikit terkejut mendengar cerita Aiy. "Serius kamu?"
Aiy mengangguk dengan yakin. "Iya, dok. Bayi itu kemudian diangkat jadi anak tiri sama Papi Mami. Anyway, bayi itu sempet di kasih ke temennya Mami, tapi waktu dia umur 17 tahun, dia kembali lagi sama kami, dan menjadi saudara tiri Aiy hingga saat ini."
Aiy menjelaskan dengan cara dan bahasa yang mudah di mengerti oleh dokter Ari. Aiy sengaja tidak menceritakan secara detail mengenai Sasa, karena Aiy tau itu bisa memakan banyak waktu. Lagipula, itu bukan merupakan sesuatu yang penting hingga publik harus tau. Cukup poin-poin pentingnya saja.
"Jadi maksud kamu, wanita itu tinggal di rumah kamu?" tanya dokter Ari memastikan. Raut wajahnya masih tidak berubah ketika dia terkejut seperti tadi.
"Iya, dok. Bahkan dia dan Dika menjalin hubungan sudah sangat lama. Dika gak pernah kenalin ke dokter, kah? Atau Dika gak pernah bawa gadis itu ke rumah dokter?" tanya Aiy memastikan.
