Aiy duduk di ruangannya sambil membaca beberapa berkas-berkas laporan di rumah sakit itu. Aiy baru saja selesai memeriksa dua orang pasien dan sekarang dia sedang memiliki waktu luang. Maka dari itu, Aiy membaca beberapa laporan-laporan di rumah sakit itu.
FYI, Aiy lahir di rumah sakit itu juga, dan mengapa dia memilih rumah sakit itu sebagai tempat magangnya, karena di rumah sakit itulah Dika kembali pada keluarganya.
Aiy membaca beberapa profil ibu-ibu yang melahirkan di tahun yang sama dengan tahun kelahirannya. Dia menemukan namanya bersama dengan bayi laki-laki yang saat itu belum memiliki nama. Senyum Aiy mengembang sedikit.
Lalu dia lanjut ke profil-profil yang berada di atas namanya. Aiy sedikit terusik dengan sebuah nama bayi yang cukup aneh. Nama itu sama dengan nama Dika yang tertulis di buku itu. "No name."
"Gak ada nama? Kenapa? Apa bayinya hilang juga, kaya Dika?" Aiy membaca nama orang tua dari bayi itu. "Kelly Meita dan Zian Dare Vian? Kok gue kaya merasa gak asing sama nama ayahnya?"
Aiy mencoba untuk mengingat-ingat mengenai nama itu, tapi entah kenapa otaknya tidak bisa menemukan siapa orang pemilik nama itu. Aiy menyerah. Alhasil, dia mengambil ponsel yang dia letakkan di meja, membuka kamera dan membidik profil itu. Aiy penasaran dengan profil itu, jadi dia mengambil gambarnya. "Siapa tau sewaktu-waktu gue bisa inget, kan."
Ceklekk!
Pintu ruangan Aiy terbuka, menampilkan seorang pria tampan dengan jas hitam yang menggantung di lengannya.
"Arez? Kamu darimana aja?" tanya Aiy. Gadis itu berdiri dari kursinya dan menyambut sang pacar.
"Maaf sayang, semalem aku lembur, dan aku jadi ketiduran. Maaf banget, aku gak bisa anter kamu," ucap Arez merasa bersalah.
Aiy menggeleng. "Gak apa-apa. Ayo duduk, aku buatin teh."
Arez duduk di sofa ruangan Aiy, sedangkan Aiy mengambilkan teh untuk Arez. "Kamu darimana, Rez?" tanya Aiy sambil membawakan secangkir teh hangat untuk Arez.
"Dari rumah. Kebetulan juga, aku ada klien di Indo jadi sekalian aja mau meeting. Tapi aku nyamperin kamu kesini dulu."
Arez meminum tehnya sedikit, lalu meletakkannya kembali di meja. "Maaf soal tadi pagi, ya."
"It's okay."
"Berangkat sendiri ya tadi?"
Aiy terdiam sejenak. Pertanyaan Arez tidak langsung di jawab oleh Aiy. Aiy bingung harus menjawab apa, karena dia takut ini akan menimbulkan masalah dalam hubungannya. Tapi kalau gue bohong juga, gak baik. Gue sama Arez udah komitmen.
"Sayang? Kok melamun?" Arez melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Aiy.
Aiy menggelengkan kepalanya pelan. "Sama Arsha."
YOU ARE READING
A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2
RomantikNote: Baca SEPATU dulu. Masa lalu bukanlah hal yang perlu diperhitungkan bagi seorang Aiy. Karena mengingat masa lalu, berarti membuka kembali luka di masa itu. Tapi hal yang Aiy tidak tau adalah, masa lalu bisa menjadi sebuah sejarah indah di dalam...