THE FOURTH FACT

21 5 0
                                    

Fakta apalagi ini? Apakah semesta memang selalu sebercanda ini?

🌱🌱🌱🌱🌱

Sasa memasuki sebuah kafe sendirian tanpa ditemani siapapun. Ini sedang jam makan siang dan Sean tengah makan di kantornya.

"Eh, Za!"

Sasa menghampiri seorang wanita yang juga tengah ingin masuk ke dalam kafe itu. Dia Zara, sahabat Aiy yang juga menjadi temannya.

"Za, lo ngapain di sini?" tanya Sasa ketika sampai di depan Zara.

"Gue disuruh ke sini sama Aiy. Lo? Ada meeting, ya?"

Zara menggeleng. "Gue juga disuruh kesini sama Aiy. Kenapa, ya?"

Sasa menggeleng pelan. "Mungkin hanya ingin makan siang bersama doang. Udah lama juga gak makan bareng."

Zara mengangguk. "Udah, yuk, masuk."

Sasa dan Zara masuk bersama ke dalam kafe. Mereka mencari tempat dimana Aiy duduk.

"Ay," sapa Zara.

Aiy yang sedang memandang berkas-berkas di hadapannya, langsung berdiri menyambut Sasa dan Zara.

"Duduk," pinta Aiy.

Mereka berdua duduk lalu memandang Aiy.

"Kenapa ngajak kita ketemu, Ay?" tanya Sasa.

Aiy mengulum bibirnya sejenak. "Mau mesen dulu, gak?" tawar Aiy.

Zara mengangguk. "Boleh."

Mereka berdua memanggil pelayan kafe untuk memesan minuman. Setelah memesan, mereka bertiga diam dalam keheningan. Baik Aiy, Sasa dan Zara tidak ada yang buka suara.

"Ini pesanannya, silakan dinikmati."

Pelayan itu menyimpan minuman Zara dan Aiy di atas meja lalu kembali ke dapur.

"Ay, kok diem aja? Ada apa?" tanya Sasa tak sabaran.

Aiy menarik napasnya dalam sebelum berbicara.

"Gue mau kasih tau sesuatu sama kalian."

"Apa?"

Aiy mengeluarkan beberapa berkas dari dalam amplop coklatnya.

"Gue nemuin orang tua lo, Sa. Sebenarnya selama ini gue menyelidiki orang tua lo buat nemuin mereka."

"Lo nemuin orang tua Sasa?"

Aiy memberikan berkas itu pada Sasa untuk membiarkan gadis itu melihatnya.

Sasa membaca berkas itu dengan seksama. Kerutan muncul di dahinya.

"Ini orang tua gue?"

Aiy mengangguk, membenarkan.

"Gue gak kenal sama mereka, bahkan gue gak pernah merasa kenal dengan mereka. Gimana gue bisa ketemu sama mereka?" lirih Sasa.

"Gue tau siapa mereka. Bahkan gue udah ketemu sama salah satunya, dan gue tau di dimana."

"Serius? Lo tau?" Sasa tampak antusias mendengarnya.

Aiy mengangguk. "Gue tau."

Namun tiba-tiba, keantusiasan Sasa berubah. Wajahnya tampak dingin dalam sekejap. Dia meletakkan berkas itu tanpa minat.

"Gue gak perduli. Mereka udah buang gue. Biarinlah, Ay. Mereka gak sayang gue."

"Sa, lo gak boleh kaya gitu. Gue tau lo kecewa, tapi mereka tetap orang tua lo," ujar Zara mencoba memberi pengertian.

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now