RASA

95 19 14
                                    

"Kamu ngapain sih, ajak mereka buat makan bareng kita?" tanya Aiy sarkas.

"Lah, emang salah ajak mereka makan bareng?"

"Ish, bukan gitu. Aku gak suka, kalau kita makan se-meja bareng mereka. Aku muak, Arez," kesal Aiy.

Arez meletakkan pisau dan garpunya di piring, lalu menatap Aiy dengan tenang. "Nih, minum dulu."

Arez memberikan minuman milik Aiy untuk gadis itu minum. Aiy menurut saja. Dia mengambil minuman itu dan meminumnya.

"Udah tenang? Tenangin diri kamu dulu, Ay."

Aiy menurut. Dia menarik napas sejenak untuk menenangkan diri dan pikirannya.

"Nah, udah tenang? Jangan marah-marah, nanti kamu cepet tua." Arez menyelipkan anak rambut Aiy ke belakang telinga wanita itu.

"Iya."

"Kamu kenapa gak suka banget lihat mereka berdua? Ada masalah?" tanya Arez.

"Ya kamu tau, dia itu mantan aku, Arsha. Dan cewek di sebelahnya tadi, itu cewek yang udah rebut Arsha dari aku. Dia PHO. Kecentilan, sok kecakepan. Gara-gara dia hubungan aku sama Arsa rusak!" cicit Aiy.

Arez mengerjapkan matanya beberapa saat mendengarkan celotehan pacarnya. "Kamu masih sayang sama Arsha?"

Mata Aiy terbuka lebar saat Arez menuturkan kalimat itu. Bagaimana bisa Arez dengan entengnya menanyakan sesuatu yang sudah jelas-jelas dia tau jawabannya.

"Ya, enggaklah. Aku udah muak sama dia, aku kan udah bilang. Aku gak ada perasaan apapun sama dia lagi."

"Kalau kamu sudah move-on, harusnya kamu biasa aja kalau ketemu dia. Gak marah-marah, gak kesal, biasa aja. Karena perasaan kamu udah biasa aja ke dia. Tapi kalau kamu masih ada rasa, sikap kamu akan kaya gini ke mereka. Karena kamu menganggap bahwa mereka khianatin kamu, dan kamu masih belum terima dengan semuanya." jelas Arez lembut.

"Tapi kan, aku belum ikhlas, Rez."

"Kamu belum ikhlas hubungan kamu sama Arsha berakhir? Berarti kamu masih cinta sama Arsha?"

"Eh, bukan gitu."

"Lalu?"

"Aku hanya masih gak terima perlakuan mereka. Aku gak terima di bohongin, aku gak terima di khianati. Aku gak terima!" tentang Aiy.

Arez tersenyum lembut untuk menenangkan Aiy. "Ay, harusnya kamu bersyukur. Karena Arsha khianatin kamu, kamu jadi ketemu aku. Karena Arsha khianatin kamu, kita berakhir dalam sebuah hubungan. Karena Arsha khianatin kamu, kamu bisa mencintai aku."

Aiy terdiam. Perkataan Arez benar. Namun masih ada sesuatu di dalam dirinya yang menentang. Entah apa itu, Aiy juga tidak mengerti. Yang jelas, Aiy masih belum bisa terima perlakuan Arsha yang sudah meninggalkannya.

"Rez, ayo pulang. Aku lelah."

Aiy mengambil tasnya dan beranjak dari kursinya untuk meninggalkan restoran. Wajah Aiy tidak seperti sebelumnya. Wajah kesalnya menyiratkan bahwa dia tidak terima dengan ucapan Arez tadi.

Arez hanya tersenyum kecil saat melihat punggung Aiy yang semakin menjauh. Kamu belum move-on sepenuhnya, Ay. Aku tau rasa itu masih ada. Jika kamu memberikan sedikit saja celah untuk dia masuk, maka rasa itu akan menguar kembali. Kamu hanya menguburnya, bukan menghilangkannya.

🌱🌱🌱

Arez duduk menatap bintang-bintang di balkon kamarnya. Mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang sungguh luar biasa.

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now