SHAMELESS BITCH

37 7 0
                                    

Tidak akan ada kebahagiaan yang bertahan jika kau mengorbankan kebahagiaan orang lain untuk membuat dirimu bahagia.

🌱🌱🌱🌱🌱

Elina memasuki kamarnya dengan perasaan hancur. Bagaimanapun, tidak akan ada perempuan yang tak terluka jika diperlakukan seperti itu.

Rasa sesak menggelayuti dadanya. Dia akan menikah dalam kurun waktu tak sampai dua bulan lagi. Namun sepertinya hanya dia yang menginginkan pernikahan itu, tidak dengan Arsha. Terlihat ketika Arsha yang selalu berusaha membatalkan pernikahan mereka.

"Sebenarnya gue dianggap apa, sih, sama Arsha? Kenapa gue selalu dinomor duakan. Kenapa dia selalu bela Aiy. Gue berstatus calon istri aja digituin," kesal Elina. Dia melemparkan tasnya kasar.

Untuk saat ini, Elina sangat membutuhkan sosok ibunya. Sosok yang selalu ada di saat dia sedang mengalami masalah seperti ini,

Mata Elina memandang sebuah foto yang terletak di atas nakasnya. Foto seorang wanita paruh baya yang tersenyum dengan tulus di dalam sana.

Elina mengambil foto itu lalu mengusapnya pelan. "Ma, aku kangen mama," lirih Elina.

Sedetik kemudian, Elina buru-buru mengganti bajunya dengan serba hitam lalu kembali menyambar tasnya. Dia akan pergi ke makam Rose.

🌱🌱🌱🌱🌱

Zara dan Aiy berjongkok di hadapan sebuah makam bertuliskan 'Dev Alison' di nisannya. Mereka kembali ke makam ini bersama setelah lama tak mengunjunginya bersama.

Aiy mengelus nisan papinya. Menaburkan bunga bersamaan dengan air matanya yang luruh. Rasa sakit itu kembali menyeruak di dadanya. Perasaan yang selalu ingin Aiy kembalikan.

Bisakah Aiy kembali ke masa ketika papinya akan pergi meninggalkannya? Bukan mau menentang takdir Tuhan. Aiy sudah ikhlas jika memang itu yang terbaik. Satu keinginannya. Aiy hanya ingin menemani sosok yang paling dia sayangi sebelum benar-benar pergi meninggalkannya.

"Hai, om. Ini Zara sama Aiy. Udah lama kita gak ngunjungi om Dev bareng-bareng," kata Zara bermonolog sambil memandang nisan putih itu.

Sama halnya seperti Aiy, Zara juga menangis. Dia kehilangan sosok yang menggantikan papanya selama ini. Papa yang pergi meninggalkannya dan sekarang entah di mana keberadaannya.

"Om, Zara bentar lagi mau tunangan. Setelah itu nikah." Suara Zara terdengar bergetar saat mengatakannya.

Zara menarik napas dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Om, besar harapan Zara om Dev hadir di acara penting ini. Menyaksikan Zara dipersunting oleh seseorang. Tapi Tuhan lebih sayang om."

Zara berhenti sejenak. Jujur ini terasa sangat menyakitkan. "Om, semoga om tenang di sana, ya. Om saksiin Zara dari atas sana. Zara ke sini cuma mau bilang itu aja."

Zara menghapus jejak air matanya. Dia beralih menatap Aiy yang masih menangis dengan tersedu. Zara mengusap pelan bahu Aiy. Memberikan kekuatan untuk gadis itu. Aiy memang selalu seperti ini ketika ke makam Dev.

"Pi, Aiy pengen papi ada di pernikahan Aiy suatu saat nanti. Melihat putrinya yang kini sudah menjadi seorang wanita dan akan menjadi ibu nantinya," lirih Aiy.

"Bahagia di sana, Pi. Semoga papi tenang di sana. Maaf Aiy gak bisa jadi anak yang membanggakan di saat-saat terakhir papi."

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now