40. KEBENARAN

17 4 0
                                    


Setelah menunggu Kenza hingga sore, akhirnya merekapun pulang bersama dan sampai tepat depan rumah Kayla. Seperti biasa Kayla turun dari motor ternyamannya dan melepaskan helmnya.

“Lo pulangnya hati-hati ya” pesan Kayla pada Kenza sembari tersenyum.

Sendari tadi pikiran Kenza dipenuhi oleh Kayla sebenarnya. Bagaimana jika ini benar dan Kayla meninggalkannya? Sungguh ia tak mau itu terjadi. Jikalau benar yang pergi akan diganti tapi Kenza belum siap untuk itu.

“Gue masuk dulu, kabarin gue kalo udah nyampe rumah” pesannya lagi.

Ketika baru saja selangkah kayla berbalik dan berjalan, tiba-tiba kenza menarik tangannya dan membawanya pada pelukannya. Kenza mendekap Kayla penuh harap. Bahwa semoga untuk kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi Kayla akan tetap bersamanya.

Kayla tentu terkejut dapat perlakuan seperti itu.

“Kenza”

“Sebentar aja” lirih Kenza.

Kayla menepuk-nepuk punggung Kenza pelan, berharap Kenza bisa lebih tenang karena  ia tahu Kenza sedang tidak baik-baik saja. Kayla melihat banyak ketakutan dimatanya sedari tadi. Apa yang membuatnya takut?.

“Gue sayang banget sama lo”

“Iya Za, gue tau, kenapa sih?”

Kenza melepaskan pelukannya dan mulai menatap Kayla “Selepas dari gue yang bisa aja ga sengaja nyakitin lo gue mau lo inget bahwa gue orang paling sakit saat liat senyum lo ilang”.

“Kalau gue ikut ilang?”

“Gue bakal hancur”

Kayla tertawa mendengar jawaban Kenza yang sedikit alay. Bagaimana ia bisa hancur? Kayla yakin ada ataupun tidak ada dirinya Kenza akan selalu baik-baik aja. Mengapa? Karena Kayla selalu berdoa pada tuhan meminta untuk selalu menjaga seseorang yang ia sayang. Bentuk perduli dan kasih sayang tidak harus selalu kelihatan.

“Gue serius”

Kayla memegang pundak Kenza dan menatapnya “Za dengerin gue, lo itu tulus. Gue gak akan lepasin lo” ucapnya meyakinkan.

Kenza tersenyum. Ia sedikit tenang dan ia mendapat sedikit keyakinan dan keberanian bahwa Kayla tidak akan meninggalkannya. Takutnya sedikit berkurang walaupun tau ini masih bisa jadi hanya sebuah angan-angan. Karena ia tahu ga semua perbuatan akan selalu sama dengan apa yang diucapkan.

“Udah sana pulang, ntar lo nyampenya ke maleman”

“Lo masuk duluan” suruh Kenza.

“Lo aja yang duluan”

“Lo aja cepet”

“Kenzaaaa”

“Sayang”

Kayla tertawa dan mengalah. Kenza memang kepala batu “Yaudah iya”

“Good night” ucap Kenza.

Kayla tersenyum seraya melambaikan tanganya. Berharap agar pagi segera tiba. Pertemuan dengan Kenza akan selalu ia nantikan.

“Good night” balas kayla.

***

Kenza sampai dirumahnya pukul 9 malam ia segera memarkirkan motor kesayangannya di bagasi.

Dari kejauhan Kenza melihat Ibu tirinya sedang asik berbincang ditelpon. Ia penasaran siapa yang ia ajak bicara di jam seperti ini?. Kenzapun memikirkan ini lebih dalam. Ia tak mau membuang banyak waktu ia harus segera pastikan.

Someone in the viewfinderWhere stories live. Discover now