ALONA (e) 1

573 86 166
                                    

"Sendiri itu, NYAMAN!!"

Alona Ray Zeena

Satu hal yang sangat ia benci, yaitu keramaian.

Itu menjadi alasan ia sudah berada di kampusnya saat ini. Pagi hari adalah hal terbaik untuk menghindari keramaian. Saat mahasiswa lain mungkin masih asyik bergelut dengan selimut, maka lain halnya dengan Ana. Gadis itu sudah ada di kelasnya. Untung saja gadis itu datang saat matahari sudah menampakkan cahaya kebesarannya. Jika belum, mungkin ia akan dianggap menginap di gedung kelasnya tersebut.

Ia tidak memiliki teman selama hampir 4 bulan menjadi mahasiswi Fakultas Ekonomi di salah satu universitas yang ada di Kalimantan Barat. Tidak ada yang mengajaknya berteman selama ini. Ana terlalu menutup diri, tidak memberikan akses pertemanan untuk orang lain.

Tentu saja mereka tidak akan mau berteman dengan Ana. Tatapannya terlalu tajam, wajahnya selalu datar tanpa senyuman. Selalu singkat dan dingin saat ia berbicara.

Siapa yang mau berteman dengan gadis aneh seperti itu?

Tentunya mereka akan berpikir berulang kali untuk menjadi teman Ana. Ah, bukan-bukan. Tidak harus menjadi teman Ana, menyapanya saja perlu untuk berpikir berulang kali.

Dan, Ana mensyukuri hal itu. Mereka tidak perlu tau tentang Ana. Karena Ana juga tidak perlu mereka sebagai teman. Saat ini, teman bukanlah hal yang penting dalam hidupnya. Apalagi setelah kejadian itu ....

Ana menghembuskan napasnya perlahan untuk menghilangkan rasa kesal, tentunya masih dengan wajah datar. Sepertinya, mode wajahnya memang sudah diatur seperti itu, datar tanpa ekspresi yang berarti.

Ia masih diam di tempat duduknya saat beberapa mahasiswa memasuki kelas, menjadikan kelas yang semula hanya ada Ana saja, sekarang terlihat sedikit ramai.

Ia tau apa yang akan terjadi setelah ini.

Ana memasang earphone di kedua telinganya. Membuka ponsel dan mulai mencari lagu yang ia sukai.

Ia hanya perlu bertindak biasa saja, tidak memedulikan hal-hal yang menurutnya tidak penting. Ia sudah terbiasa seperti ini dan Ana menyukai alur hidupnya saat ini.

Setidaknya, Ana nggak akan mengulangi kejadian dulu. Batin Ana.

Seorang dosen dengan kacamata bulat berwarna hitam yang bertengger di hidungnya yang tidak terlalu mancung, memasuki kelas dengan beberapa buku di tangannya.

Untuk sesaat, Ana tidak mendengar lagi umpatan mereka.

"Selamat pagi semua," sapa Pak Seno, Dosen Akuntansi yang katanya sedikit killer. Tidak masuk di kelasnya tanpa keterangan dua kali saja, dosen itu akan memberikannya nilai C, apalagi jika tidak mengerjakan tugasnya, sudah dipastikan akan mendapat nilai D. Tapi, semua itu tidak berlaku untuk Ana.

"Pagi, Pak," sahut mereka serentak kecuali Ana. Gadis itu memang irit berbicara. Pak Seno juga tidak mengetahui dirinya diam saja. Karena posisi duduknya yang berada di pojok belakang dekat jendela.

"Baiklah, hari ini kita akan membahas tentang Penyusunan Laporan Keuangan. Sebelum membahas lebih jauh tentang laporan keuangan, ada yang tau laporan keuangan ada berapa?" tanya Pak Seno, matanya menatap seluruh mahasiswa yang ada di kelas 1A saat ini.

ALONA (e) | ENDWhere stories live. Discover now