ALONA (e) 6

203 38 26
                                    

"Karena apa yang kamu lihat, belum tentu yang sebenarnya terjadi."

Alona Ray Zeena

Drttt ... Drttt ....

Sebuah pesan masuk di ponsel Ana. Tertera nomor yang tidak dikenalnya.

0831xxxxxx98
Hay Ana,
Tau dong aku siapa?
Cowok paling ganteng sedunia.
Save no aku ya,
jangan lupa kasih nama Leo Ganteng.Btw, aku mau bilang makasih lagi, sama minta maaf juga soal kemarin.

Ana hanya membacanya. Sama sekali tidak berniat untuk membalas pesan tersebut, apalagi menyimpan nomor cowok itu. Sangat tidak penting.

Ana menghembuskan nafasnya pelan, menyandarkan punggungnya di kursi taman. Sesekali matanya terpejam menikmati angin yang menerpa wajah putihnya.

Hanya ada Ana sendiri di taman belakang, tempat yang selalu menjadi favoritnya selain perpustakaan.

Ia memejamkan mata karena rasa kantuk menyerangnya. Ana sudah tidak mampu lagi menahannya dan berakhir dirinya tertidur di taman.

cantik.

...

Di sisi lain Leo hanya mendengus kesal. Saat dilihatnya layar ponsel tanpa balasan dari Ana. Hanya ada tanda centang biru, yang artinya Ana sudah membaca pesan darinya.

"Cewek lain ngantri mau dapat nomor aku. Terus kalau udah dapat pasti spam chat terus. Ini cewek udah dikasih nomor dengan mudah, aku yang chat duluan, tapi cuma di-read doang. Memang beda!" gerutu Leo kesal dan mengelengkan kepalanya pelan.

"Lagian, aku chat dia hanya sebagai tanda terima kasih aja."

"Sayang, kamu kenapa kesal gitu mukanya?" tanya Sena yang baru saja datang ke meja kantin sambil membawa makanan Leo dan dirinya.

"Nggak ada apa-apa, Sayang," ucap Leo lembut.

Syukur deh Sena nggak dengar aku ngomong apa. Batin Leo.

"Sayang," panggil Sena lembut, tangannya meletakkan sendok dan garpunya, kemudian menatap cowok di depannya dengan lekat.

"Kenapa, Yang?" tanya Leo masih sambil mengunyah makanannya.

"Nanti malam keluarga aku ada buat acara gitu. Kamu datang ya, sekalian ajak orangtua kamu juga. Biar mereka tahu hubungan kita, terus sekalian pendekatan keluarga gitu," ucap Sena antusias.

Sebenarnya Leo bisa aja buat datang ke acara Sena. Tapi untuk pendekatan dengan keluarganya Leo kurang yakin.

Ada semacam perasaan tidak nyaman dan gelisah, tapi Leo tidak tau apa itu. Namun, sebagai lelaki yang baik dia harus tetap menghadiri acaranya. Bagaimanapun Sena pacarnya. Dan dia tidak mau lihat pacarnya sedih.

"Yang, kok bengong!?" tanya Sena saat Leo terdiam lama setelah mendapat pertanyaan darinya.

Apa jangan-jangan Leo nggak mau datang? Batin Sena khawatir.

"Hah!"

"Kamu dengerin omongan aku nggak sih!?" Sena mulai kesal saat Leo meresponnya seperti itu.

ALONA (e) | ENDWhere stories live. Discover now