ALONA (e) 22

110 19 0
                                    

"Kamu, salah satu orang yang Ana pikirkan selain orang yang Ana sayang. Padahal kamu tidak termasuk di dalamnya."

Alona Ray Zeena

Seperti biasa, Ana menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan atau di taman belakang.

Dan saat ini Ana berada di salah satu dari dua tempat itu.

Ia membuka kotak bekal buatan mamanya tadi pagi. Aroma ayam goreng, tumis kangkung dan sambal tomat langsung menyeruak ke indra penciumannya.

Ditambah semilir angin lembut yang membuat suasana makan semakin nikmat.

Ia mengunyah makanannya dengan pelan, menikmati pemandangan alami di depannya saat ini.

Pohon-pohon rindang menjulang tinggi, bahkan tempat ia duduk tidak terkena sinar matahari karena tertutup oleh banyaknya daun dari pohon yang ada di sekitarnya.

Terlihat beberapa meter di depannya ada anak sungai yang airnya nampak jernih. Bahkan, sesekali Ana berada di sana. Hanya untuk melihat pantulan bayangannya di atas air yang jernih dengan memperlihatkan senyumannya.

Tiba-tiba ia menghentikan aktivitas makannya. Ia jadi teringat percakapannya dengan Leo tadi pagi.

Apa Ana terlalu jahat menolak ajakan makan bersama dengan keluarganya?

Bagaimana dengan Mama Leo yang katanya sedang hamil menginginkan Ana untuk datang?

Apa iya, Ana harus ke sana? Bahkan Ana tidak cukup dekat dengan keluarga Leo.

Kenapa Ana memikirkannya? Bukankah Ana tidak pernah peduli dengan orang lain selain orang yang Ana sayang?

Apa iya, Leo salah satu dari daftar orang yang disayang Ana?

Uh, tidak-tidak!! Jangan memikirkan itu lagi Ana. Dia bukan orang yang Ana sayang! Pikir Ana dengan penuh penekanan di kalimat akhir. Seolah mengingatkan dirinya bahwa Leo hanyalah orang asing dan bukan orang yang Ana sayangi.

Tukk

"Aduh!" Ana mengusap kepalanya yang beberapa detik lalu terkena jatuhan ranting pohon.

Tidak terlalu sakit, tapi cukup membuatnya mengaduh. Karena ranting yang jatuh ke atas kepalanya cukup keras walaupun tidak terlalu besar.

Lucunya.

...

Leo, Reno, Galang, Rose dan Febi saat ini sedang berada di salah satu cafe yang berada di dekat kampusnya.

"Sena sama Adam ke mana ya? Jarang banget aku lihat mereka?" Rose berseru setelah menyesap minuman vanillanya.

"Mereka juga udah jarang banget kumpul sama kita," sahut Febi menambahi. "Akhir-akhir ini Sena juga agak susah dihubungi. Aku rasa ia semakin berubah sejak putus dari Leo." Tepat di kalimat terakhir Febi menatap ke arah Leo.

Sedangkan Leo yang ditatap seperti itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

"Kita harus buat persahabatan ini utuh kembali!" celetuk Reno.

ALONA (e) | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang