ALONA (e) 12

136 31 0
                                    

"Terkadang semua itu hanya topeng, untuk menutupi keadaan yang sebenarnya."

ALONA (e)

Sena baru saja selesai dengan riasannya. Ya, dia memiliki janji dengan seseorang yang sudah dikenalnya sejak lama.

Sekali lagi Sena menautkan dirinya di pantulan cermin. Memperlihatkan dirinya dalam balutan dress berwarna cream selutut dengan gaya rambut yang dibiarkannya tergerai dan sedikit dibuat curly di ujungnya. Tidak lupa olesan make up-nya yang sedikit berlebihan, yang sudah menjadi andalannya.

Sena segera meraih tasnya dan memakai high heels yang warnanya senada dengan bajunya. Dilihatnya jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 08.55. Ya, waktunya sisa 5 menit dari waktu yang telah dijanjikan. Segera Sena memasukkan ponselnya di dalam tas dan segera beranjak dari dalam kamar.

Tingg.

Suara notifikasi ponsel menghentikan aktivitas Sena yang sedang berjalan menuruni tangga menuju lantai 1.

Diambilnya ponsel tersebut dari dalam tas dan melihat si pengirim pesan. Dengan segera Sena mengirim pesan balasan untuk orang tersebut, tidak dibiarkannya untuk menunggu balasannya dengan lama.

Tunggu aku di depan, Yang. Aku pamit ke Mama dulu

Kalian pastinya sudah bisa menebak untuk siapa pesan itu, bukan?

...

Leo baru saja selesai dengan laptopnya. Sudah 2 jam Leo berada di perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugasnya yang menumpuk karena sering menunda-nunda untuk menyelesaikannya.

"Kantin yok, Ren? Laper nih! Gara-gara ngerjakan tugas sebanyak ini," ajak Leo sambil mengoyangkan badan Reno dengan kasar dan tanpa rasa kasihan. Ya, sekarang sudah menunjukkan pukul 9. Yang berarti Leo sudah berada di perpustakaan sejak jam 7 pagi.

"Ganggu tidur aja sih! Lagian tumben banget ngerjakan tugas, lagi kesambet?" tanya Reno kesal karena tidurnya terganggu. Reno memang berada di perpustakaan bersama Leo sejak awal, hanya cowok tersebut bukan mengerjakan tugas. Tapi, tidur dengan wajah yang ditutupi buku Kimia agar tidak ketahuan oleh Bu Asri, penjaga perpus yang dikenal jutek plus pemarah.

"Semalam dapat hidayah jadi rajin. Gimana? Keren nggak?" tanya Leo sambil menaikturunkan alisnya jahil.

"Jijik sih! Aneh, lihat seorang Leo belajar, apalagi di perpustakaan. Perlu dijadikan sejarah dan diabadikan," ujar Reno dramatis.

"Bener banget Ren. Harus dijadikan sejarah paling bersejarah di hidupmu," ucap Leo dengan bangga menyetujui ucapan Reno.

Heran juga sih kenapa aku bisa belajar selama itu. Aneh! Batin Leo.

...

Aroma rempah mie ayam langsung menyeruak indra penciuman mereka saat memasuki kantin kampus yang menjual mie ayam paling enak sedunia. Oke, itu terlalu lebay, tapi serius mie ayam milik Mbak Aya memang tiada duanya menurut Leo.

Leo dan Reno segera memilih tempat duduk yang paling nyaman. Mereka memilih duduk di bagian pojok kantin yang tidak terlalu ramai dan tidak berisik.

ALONA (e) | ENDWhere stories live. Discover now