ALONA (e) 24

93 19 0
                                    

"Karma is real! Dulu mungkin tidak percaya, tapi sekarang kamu sedang mengalaminya."

ALONA (e)

"Adam pasti suka banget aku bawain ini." Sena berseru senang. Ia berjalan memasuki kawasan rumah mewah bernuansa abu-abu. Terlihat sepi seperti biasanya saat Sena datang ke sana.

Ia mendekat ke pintu utama berwarna putih dengan ukiran khas di atasnya. Sena menekan bel yang ada di sana, berharap Adam segera membukanya.

Sena tidak sabar melihat reaksi Adam, karena Sena datang dan membawa makanan kesukaannya. Sena memang sengaja tidak memberitahu Adam sebelumnya.

Ting tong

Sena menekan bel berulang kali, tapi tidak ada tanda-tanda Adam akan membukanya.

"Apa Adam nggak ada di rumah?" tanya Sena entah kepada siapa. "Tapi tadi Pak Bino bilang Adam ada di rumah." Karena sebelum memasuki area rumah, Sena sudah menanyakan keberadaan Adam ke Pak Bino-satpam rumah Adam.

"Apa aku buka aja langsung?" Sena memang sudah terbiasa datang ke rumah Adam. Tapi, sebelumnya pasti Sena akan mengabari lelaki itu jika ia akan datang, dan pasti langsung masuk ke dalam rumah karena Adam pasti membiarkan pintunya tidak terkunci. Dan untuk kali ini, ia sengaja tidak memberitahu karena akan memberinya kejutan. Dan Sena sangat berharap Adam segera membuka pintunya. Kakinya terasa pegal jika harus berdiri lama di depan pintu.

"Loh, pintunya nggak terkunci?" Sena menatap binggung, awalnya ia hanya ingin mencoba membukanya dan ternyata tidak terkunci. "Ck, dasar ceroboh! Kalau maling yang datang gimana?"

Sena memutar knop pintu yang tidak terkunci. Ia berjalan masuk ke dalam. Suasana rumah Adam sangat sepi, karena Adam memang tinggal sendiri.

Nuansa rumah itu serba abu-abu dengan kombinasi lantai dan furnitur berwarna putih.

Sena semakin masuk ke dalam area rumah. Ia meletakkan barang bawaannya di atas meja makan. Kemudian menatanya sedemikian rupa. Sena memang sengaja datang pagi ke rumah Adam agar bisa sarapan bersama.

"Okey, udah beres, tinggal cari Adam. Pasti masih tidur di kamar, tumben banget jam segini belum bangun. Biasanya juga dia yang bangunin aku pagi-pagi," ujar Sena. Ia lalu tersenyum mengingat Adam yang selalu meneleponnya dini hari.

Aku bisa jadi apa aja buat kamu. Termasuk jadi alarm tepat waktu!

Sena terkikik mengingat ucapan Adam beberapa waktu lalu. Adam itu lucu, dan Sena menyukai itu.

Dan sekarang apa masih bisa jadi alarm tepat waktu, saat alarm itu rusak dan mati karena keegoisannya sendiri?

"A ... dam! Ka--" Sena menutup mulutnya tidak percaya dengan penglihatannya.

"Aku bisa jelasin Sen!"

"Nggak perlu!!" teriak Sena.

Sena keluar dari kamar milik Adam. Ia berlari menuju pintu keluar rumah. Sena tidak menghiraukan panggilan Adam, pikirannya saat ini sangat kacau.

Sena menyesal datang sepagi ini, menyiapkan makanan kesukaan Adam. Tapi, setelah melihat kejadian di kamar Adam tadi, Sena benar-benar menyesal.

"SENA!!"

Adam berteriak keras mengejar pacarnya itu. Sena segera membuka mobilnya dan menguncinya. Ia menyalakan mobilnya dengan gerakan kacau. Pikiran dan hatinya sangat kalut.

Bahkan Sena hampir menabrak tubuh Adam, jika ia terlambat mengerem mobilnya.

"Sena, dengerin penjelasan aku dulu!"

ALONA (e) | ENDWhere stories live. Discover now