01. - Serangan Balik

Magsimula sa umpisa
                                    

Kyra yang sadar akan bola basket di tangan Aldenatra mengerutkan keningnya. "Kamu dapat itu darimana?"

"Gak apa apa bun. Alden cuman ambil biaya sekolah yang sempet Alden bayar kemarin. Tapi karna Alden keburu berhenti sekolah disana jadi aku ambil bola ini sebagai ganti uangnya. Ini juga gak seberapa kok bun"

Kyra hanya menggeleng dan kembali melihat ke arah kiri dan kanan mencari taxsi. Namun tak seperti biasanya taxi taxi Itu sampai sekarang belum juga terlihat. Entah kenapa.

Bola basket yang di mainkan Aldenatra entah bagaimana caranya lepas dari tangan anak itu dan berguling ke tengah jalan. semakin lama semakin ketengah "Sebentar bunda ambilkan"

"Gak usah bun biar Alden aja"

Kyra menggeleng menahan tangan Aldenatra "Kamu diam disini biar bunda yang ambil. Gak lama kok" Kyra segera menyebrang mengambil bola basket milik Aldenatra.

Detik berikutnya Aldenatra hanya terdiam saat melihat sebuah mobil mulai melaju kencang dan menghantam bundanya hingga terpental keudara. Waktunya seakan langsung berhenti. Anak laki laki itu hanya bisa terdiam melihat jasad bundanya yang mulai di kerumuni banyak orang.

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun itu Aldenatra mengutuk dirinya sendiri akan kejadian hari ini, ia tak akan pernah menyayangi siapapun lagi di dunia ini jika yang ia sayangi selalu saja pergi. Aldenatra juga telah membenci semesta karna telah mengambil orang yang paling ia cintai di dunia ini. Entah kenapa semua yang ia cintai pergi meninggalkan dirinya dan tak pernah kembali.

Katanya bunda tadi akan pergi sebentar mengambil bola, tapi nyatanya dia pergi selamanya.

"BUNDAAAAAA!!!"

-oOo-

"Selamat malam pemirsa. Di kabarkan geng ALDAKSGAR ditangkap karna lagi lagi membuat keributan di tengah tengah perumahan masyarakat ....."

Rehan mematikan televisi malas menonton berita tentang tauran yang lagi lagi dilakukan oleh anak anak perusak bangsa itu. Terlebih lagi nama geng motor ALDAKSGAR yang jika di perhatikan sudah menjadi langganan disebut sebut dalam berita manapun. Mereka selalu saja membuat kericuhan di kota.

Laki laki paruh baya itu berdiri saat melihat anak keduanya barupulang ditengah malam begini.

"Siapa yang bebasin kamu dari penjara?"

Aldenatra berhenti dan menoleh ke ayahnya. Cowok ini menunjuk pak Jen Sekertaris Rehan yang baru masuk kedalam rumah. Pak Jen yang ditunjuk sedikit menundukan badannya memberihormat pada atasan.

"Saya tuann"

"Kenapa kamu bebaskan dia, seharusnya kamu biarkan saja dia membusuk di dalam penjara. Karna ulah dia juga Kyra meninggal beberapa tahun yang lalu"

Aldenatra memainkan lidahnya di dalam mulut lalu terkekeh pelan, menatap ayah yang sejak kejadian itu selalu menuduhnya sebagai pembunuh ibunya.

Aldenatra menyayangi Kyra lebih dari dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia tega untuk membunuh bundanya, padahal itu sudah jelas hanyalah sebuah kecelakaan.

Namun itulah Rehan, ia tidak pernah menyukai Aldenatra sejak kecil. dengan alasan yang cukup membuat ia kecewa.

"Ayah selalu saja menuduh aku atas alasan kematian bunda"

"Karna jika bukan ulah nakal kamu di sekolah Kyra gak akan bolak balik untuk mengurus kamu yang selalu masuk BK dan pasti dia masih hidup sekarang. Tidak bisakah kamu bersikap seperti kakak kamu sendiri, selalu membuat ayah bangga tidak seperti kamu, yang malah bergabung dalam geng motor yang tak jelas itu!!"

ALDENATRA (TELAH TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon