Session

6.8K 873 40
                                    

Chanyeol, Baekhyun dan juga Luhan kini tengah berada di ruang bimbingan konserling. Mereka di sidang akan perbuatan yang mereka lakukan kemarin.

"Jadi siapa yang mau menjelaskannya?"

"Saya pak. Saya korban di sini." Ucap Luhan dengan tangan mengacung.

"Korban katamu? Yang menjadi korban itu Baekhyun bukan kau!" Ucap Chanyeol dengan emosi.

Luhan yang mendengar itu berdecih. Ia lalu menggebrak meja di depannya dan menunjuk ke arah dirinya sendiri, lebih tepatnya ke arah luka yang ia miliki.

"Lihat aku disini juga korban karena kekerasanmu."

"Yang benar saja. Korban. Cih." Ucap Chanyeol berdecih.

Baekhyun yang sedari tadi berada di tengah keduanya hanya diam. Tangannya dengan setia menggenggam erat tangan Chanyeol agar kekasihnya itu tenang dan tak terbawa emosi.

Sang guru BK yang melihat itu hanya menghela nafasnya. Menurutnya anak-anak di depannya sama sekali tak menyesal akan perbuatannya.

"Baiklah Xi Luhan silahkan kesaksianmu."

"Saya kemarin sedang duduk di kelas untuk mendengarkan penjelasan ahn ssaem. Tiba-tiba Chanyeol masuk dan memukul saya begitu saja. Padahal saya tak membuat kesalahan apapun."

"Tak membuat katamu? Kekasihku terluka karenamu berdebah." Ucap Chanyeol geram. Bahkan ia tak segan-segan berkata kasar di depan sang guru.

"Diam Park Chanyeol!"

"Tapi dia membual ssaem. Aku memukulinya bukan tanpa alasan. Ia sebelumnya sudah menyakiti kekasihku."

Chanyeol tentu saja tak terima akan kesaksian Luhan yang mengatakan jika di sini yang salah hanya dirinya. Padahal jelas-jelas Luhan juga melakukan kesalahan. Luka yang ada di leher Baekhyun bahkan terpampang nyata sebagai bukti.

"Apa yang dilakukan Luhan pada kekasihmu?"

"Ssaem lihat. Leher Baekhyun luka. Dia berniat membunuh Baekhyun dengan mencekiknya." Ucap Chanyeol menunjukkan leher Baekhyun.

Guru BK itu menatap ke arah leher Baekhyun. Ia lalu menatap ke arah Luhan yang terlihat tenang.

"Lalu di leher Luhan juga ada luka yang sama persis."

"Itu karena dia mencekikku ssaem. Dia mencoba membunuhku." Ucap Luhan sembari menunjuk Chanyeol tak terima.

"Aku tak akan melakukan itu jika kamu tak melakukan lebih dulu pada Baekhyun ku. Kamu tak lihat? Ini benar-benar parah. Baekhyun bahkan kesakitan karenamu." Ucap Chanyeol dengan pandangan tajam.

Luhan yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Ia mulai bersedekap dada dan menatap Chanyeol tanpa minat.

"Kau buta? Bahkan aku disini juga terluka. Dan lukaku lebih parah."

"Itu karenamu yang memulai terlebih dulu."

"Seharusnya kau membalasnya dengan setimpal. Tapi kau malah membalasku dengan hukuman yang lebih dari apa yang ku lakukan pada Baekhyun. Kekasihmu ini mengadu bukan?"

Baekhyun terdiam. Ia perlahan menundukkan kepalanya karena tak enak. Ia merasa tak enak pada Luhan, karena dirinya Luhan mendapatkan banyak luka dari Chanyeol. Seharusnya ia tak mengatakan pada Chanyeol siapa dalangnya hingga kekasihnya emosi dan berakhir mereka di sidang oleh guru BK.

"Memangnya kenapa hah?! Tentu saja ia harus berani mengutarakan hal itu. Keadilan harus ditegakkan."

"Keadilan? Mananya yang adil? Lukaku berkali-kali lipat dari Baekhyun." Ucap Luhan dengan pandangan nyalang.

Chanyeol yang mendengarnya pun menggeram. Tangannya bahkan mengepal erat. Ingin sekali ia melayangkan tinjunya kembali pada sosok Luhan yang begitu menyebalkan. Sudah salah tak mau mengaku lagi.

"Diam! Aku akan meminta penjelasan Baekhyun."

Baekhyun yang mendengar itu mengangkat kepalanya. Ia menatap guru BK yang terlihat tengah menunggunya berbicara. Baekhyun lalu menoleh kepada Chanyeol yang mana dibalas anggukan oleh Chanyeol.

"Jadi bagaimana kesaksianmu Baekhyun?"

"Saya kemarin ijin ke kamar mandi ssaem. Saya ingin buang air kecil. Setelah selesai saya membasuh tangan dan wajah saya di wastafel. Saya dikejutkan oleh kedatangan Luhan."

Luhan yang mendengar itu berdecih. Yang mana itu sukses membuat Baekhyun mengeratkan genggamannya pada Chanyeol. Chanyeol yang tau Baekhyun gugup pun mencoba menenangkannya dengan membisikkan kata-kata penenang.

"Lalu?"

"Lalu Luhan tiba-tiba saja mendekat dan mencekik saya. Itu terjadi cukup lama hingga Luhan melepaskan cekikannya dan melempar tubuh saya hingga membentur pintu toilet."

Chanyeol terkejut. Ia tak tau jika Luhan juga melemparkan tubuh Baekhyun. Kemarin ia tak mempertanyakan kronologinya dengan jelas pada Baekhyun. Ia hanya mengambil kesimpulan Luhan mencekik Baekhyun karena leher kekasihnya itu dikelilingi warna merah yang melingkar.

"Bohong. Aku tak melakukan itu."

"Luhan melakukan itu. Tubuhku sangat sakit saat itu karenanya aku berdiam diri di toilet beberapa menit dulu."

"Apa alasanmu melakukan hal itu Xi Luhan?" Tanya sang guru kepada Luhan.

"Tentu saja karena aku membencinya ssaem. Dia itu cacat kenapa bisa diterima di sekolah ini "

"Sialan. Baekhyun ku tak cacat. Dia sempurna karena kebaikan hatinya. Tak seperti dirimu."

"Kebaikan hatinya katamu? Dia itu sombong dan hanya mementingkan dirinya. Ia mendapatkan peringkat 1 lalu ia juga berpacaran denganmu. Dia melakukan hal itu semata-mata agar ia terlihat sempurna dan orang-orang tak membulynya." Ucap Luhan tak mau kalah.

Baekhyun yang mendengar itu kembali menundukkan kepalanya. Dalam benaknya berpikir benarkah ia seperti itu? Ia tak menyangka ada orang yang berpikir jika dirinya seperti itu. Baekhyun bahkan tak pernah sekalipun memiliki pemikiran seperti itu.

Rasanya benar-benar sesak ketika kamu tau orang lain memiliki pemikiran buruk tentangmu. Ia hanya ingin hidup seperti orang-orang biasa yang menerima banyak kasih sayang, tapi kenapa Tuhan selalu membuat orang-orang membencinya. Appanya, teman-temannya di kelas A, Luhan, dan mugkin masih banyak lagi.

"Bukankah itu bagus jika Baekhyun memiliki pemikiran seperti itu? Itu tandanya ia cukup waras karena tak ingin di bully." Ucap Chanyeol dengan santai. Tentu saja ia tak masalah jika kekasihnya memiliki pemikiran jika berada di dekatnya Baekhyun akan aman. Lagipula yang menembak pertama kan ia bukan Baekhyun.

Chanyeol menatap remeh Luhan yang sepertinya terkejut akan ucapannya. Chanyeol cukup kesal dengan Luhan. Memangnya dia siapa hingga mengetahui kekasihnya sedalam itu? Ia bahkan bertemu dengan Baekhyun karena tak sengaja saat Chanyeol membawa Baekhyun ke kelasnya dimana dulu Luhan masih satu kelas dengan Chanyeol.

"Dengar ya Xi Luhan, kamu itu baru kenal dengan Baekhyun. Bahkan baru 1  tahun dan kamu sudah memiliki pemikiran buruk tentang kekasihku."

"Tapi itu kenyataannya."

"Itu bukan sebuah kenyataan. Kamu menuduh. Aku lebih dulu mengenal Baekhyun daripada dirimu. Aku bahkan sudah memiliki hubungan dengan kekasihku sebelum mengenalmu, jadi jangan berpikir kamu tau segalanya akan hubungan kami. Aku yang mengutarakannya pertama pada Baekhyun, dan aku tak masalah dia menerima cintaku karena itu ataupun sesuatu yang lain. Tapi yang aku tau pasti Baekhyun ku tak seperti itu. Baekhyun bukan orang yang seperti kamu bicarakan." Ucap Chanyeol panjang lebar. Sedangkan Baekhyun yang mendengar itu entah kenapa cukup kaget. Akan tetapi hatinya benar-benar menghangat. Chanyeol mempercayainya.

.

.

.

Tbc(?)

Seperti biasa klo ada typo tandai ya. Nanti gua benerin oke

1. My Bad Boy [CHANBAEK] || REVISIWhere stories live. Discover now