Family

12.4K 1.3K 49
                                    

Chanyeol sedaritadi tersenyum membuat keluarganya bingung dengan tingkah anaknya itu.

"Kamu sudah mengerjakan tugasmu?"

"Sudah." Ucap Chanyeol yang akhirnya tersadar dan segera melahap makanannya.

"Kau sungguh sudah menyelesaikannya? Tak biasanya."

"Eoh?" Tanya Chanyeol bingung sembari menatap ke arah sang Appa. Tapi sedetik kemudian ia memilih acuh dan kembali memakan makanannya yang tersaji di depannya.

"Ah eomma besok pagi aku ijin pergi keluar ya?"

"Bukankah besok hari weekend dan kamu libur?" Tanya Ny. Park yang bingung. Jika tak salah ingat besok itu harusnya Chanyeol libur.

"Ya. Aku tidak pergi ke sekolah."

"Lalu?"

"Ke toko buku."

Hal itu sukses membuat Tn. Park yang memakan makanannya langsung tersedek mendengar ucapan Chanyeol. Namja pemimpin keluarga Park itu segera meminum air di depannya guna meredakan rasa sakit di lehernya akibat putra bungsunya yang membuatnya cukup kaget akan ucapannya barusan. Ia lalu memilih menatap anaknya dengan pandangan penasaran

Sedangkan Ny. Park dan Yoora yang merupakan kakak Chanyeol hanya bisa tercengang dengan mulut yang terbuka. Mereka juga tak kalah kagetnya dengan Tn. Park yang mendengar ucapan Chanyeol itu.

"Ada apa dengan ekspresi kalian?" Tanya Chanyeol menatap bingung ke arah ketiga orang yang menatapnya dengan ekspresi yang menurut Chanyeol aneh.

"Kamu yakin pergi ke sana besok? Bukankah kau tak menyukai buku?" Ucap Yoora yang akhirnya memilih membuka pertanyaan. Ia cukup penasaran dengan adiknya itu.

"Tentu saja aku akan kesana. Lagipula memangnya salah orang yanga tak menyukai buku pergi ke sana."

"Bukan salah. Tapi aneh Chanyeol." Ucap Yoora yang sedikit mengoreksi ucapan sang adik.

Chanyeol yang mendengar itu mendengus dan kembali memakan makanannya.

"Kamu pergi ke sana dengan siapa? Teman-temanmu yang biasanya itu?"

Chanyeol yang medengar pertanyaan sang Appa tersenyum lebar membuat ketiga orang di meja makan itu menatap Chanyeol dengan pandangan sedikit takut. Tentu saja mereka takut Chanyeol gila. Karena pasalnya anak itu sedaritadi aneh menurut mereka.

"Ani. Aku dengan kekasihku."

"Kekasih? Sejak kapan kamu memiliki kekasih Chanyeol?"

Kini Ny. Park yang terlihat penasaran dengan anaknya yang mengatakan kekasih. Pasalnya putra bungsu keluarga Park itu tak pernah mengatakan apapun kepada mereka mengenai seorang kekasih.

"Sudah 2 tahun yang lalu." Jawab Chanyeol seadanya sembari kembali memakan makanannya. Anak itu masih saja tersenyum.

"Kamu sudah lama menyembunyikan hubunganmu dari kami?"

"Kalian tak pernah menyinggungku soal kekasih. Jadi untuk apa aku bercerita."

Yoora yang mendengar itu sungguh kesal. Ingin sekali ia memukul adiknya yang berada di seberangnya itu. Tapi sayangnya mereka masih di meja makan dimana hal itu sama sekali tak diperkenankan untuk dilakukan.

"Ajak kekasihmu itu mampir besok. Appa ingin bertemu dengannya."

"Appa tak berniat merebut kekasihku kan?"

"Tentu saja tidak." Ucap Tn. Park sembari mendengus. Namja paruh baya itu tak habis pikir dengan pertanyaan Chanyeol barusan.

"Baiklah aku akan membawanya besok untuk mampir. Aku jamin kalian akan menyukainya. Ia namja yang manis dan juga baik." Ucap Chanyeol sembari tersenyum. Namja tinggi itu bahkan menangkup kedua pipinya dengan tangannya sembari membayangkan wajah Baekhyun.

"Dia namja?"

"Ne. Sangat manis." Ucap Chanyeol sembari tersenyum.

"Yasudah besok bawa ke rumah. Eomma akan memasakkan makanan untuk kekasihmu itu."

Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan sang eomma.

"Ngomong-ngomong bukankah kemarin rambutmu berwarna merah. Kenapa sekarang sudah berganti warna? Dan tumben sekali kamu mengecatnya menjadi warna hitam." Ucap Yoora yang begitu penasaran dengan perubahan Chanyeol. Hal itu tentu saja disetujui oleh tuan dan nyonya Park. Pasalnya mereka juga tak biasanya melihat Chanyeol seperti ini.

"Kekasihku bilang aku lebih tampan jika rambutku berwarna hitam." Ucap Chanyeol sembari tersenyum.

Sepertinya keluarga Park benar-benar akan mengecek keadaan mental Chanyeol, pasalnya sedaritadi Chanyeol terus-terusan tersenyum seperti itu membuat mereka sedikit takut akan mental Chanyeol yang terganggu.

"Aku jadi penasaran dengan sosok kekasihmu itu. Apakah ia namja teladan?"

"Ya. Ia bahkan merupakan peringkat 1 sesekolah."

"Kamu tak berbohong kan?"

"Memangnya aku nampak seperti sedang berbohong?" Tanya Chanyeol yang tak terima ketika nonanya itu mengatainya berbohong.

Yoora yang melihat itu membenarkan ucapan Chanyeol. Adiknya itu sama sekali tak menampakkan tanda-tanda kebohongan.

"Kenapa namja pintar sepertinya mau dengan namja bodoh sepertimu?" Ucap Yoora yang terdengar mengejek.

Chanyeol hanya mendengus mendengarnya. Sedangkan Tn Park dan Ny Park hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri sulung mereka yang menggoda putra busungnya.

"Yak nona, namanya juga cinta. Cinta itu buta."

"Sekalinya buta kalau itu aku sih aku tak mau denganmu. Sudah bodoh terus kerjaannya cuma main. Apanya yang bisa dibanggakan? Lebih baik aku berpacaran dengan namja yang sama-sama pintar." Ucap Yoora sambil tersenyum miring.

Hal itu sukses membuat mood Chanyeol berubah dengan cepat. Namja tinggi itu terlihat kesal menatap Yoora.

"Buktinya kekasihku mau denganku. Lagipula aku tak berpacaran dengan nona kenapa nona percaya diri sekali ada orang sekeren diriku yang akan menembakmu."

"Kamu ini otak sekecil kacang hijau saja masih berani menyombongkan diri."

"Yak. Otakku besar tau."

"Pantas saja kepalamu besar."

"Yak Park Yoora!!" Ucap Chanyeol geram sembari berdiri.

Tn. Park yang melihat itu berdehem agar Chanyeol kembali duduk. Chanyeol tentu saja mengerti dengan kode sang Appa. Ia memilih kembali duduk dan menatap Yoora tajam.

Sedangkan putri sulung keluarga Park iu hanya terkikik geli melihat bagaimana ia berhasil memancing kekesalan adiknya itu.

"Yoora sudahlah jangan menggoda adikmu terus-terusan."

"Habisnya dia lucu appa."

Chanyeol yang mendengarnya hanya mencibir. Yoora memang suka menggoda adiknya itu. Ia bahkan selalu menghabiskan waktu kosongnya hanya untuk menggoda sang adik.

"Aku sudah selesai. Aku mau ke kamar." Ucap Chanyeol memilih bangkit dari duduknya.

"Jangan lupa besok ajak kekasihmu ke rumah."

"Ne, aku tau." Ucap Chanyeol acuh sembari melangkah pegi menuju kamarnya.

Tanpa keluarganya tau, Chanyeol tersenyum selama perjalanannya menuju ke kamaenya. Ia sudah menanti hari esok dimana ia akan berkencan dengan kekasihnya itu.

.

.

.
Tbc(?)

Baek mau dikenalin donk ke ortu Chanyeol. Hayo reaksinya gimana nanti wkwk🤣

Yuk dukung cerita ini sebanyak2nya hehe

1. My Bad Boy [CHANBAEK] || REVISIWhere stories live. Discover now