Tears

11.4K 1.2K 25
                                    

Chanyeol menatap dirinya pada pantulan cermin yang ada di kamarnya. Ia terlihat sangat rapi dan juga tampan. Hari ini spesial untuknya, karena Chanyeol berencana akan mengajak Baekhyun untuk kembali kencan sepulang sekolah. Hanya saja kali ini ia buat kejutan untuk Baekhyun.

Chanyeol tersenyum bangga melihat penampilannya. Ia yakin Baekhyun juga pasti akan suka akan penampilannya. Apalagi kini Chanyeol mengancingkan seluruh kancing kemejanya dan hanya menyisakkan dua teratas.

Chanyeol segera turun untuk menyantap sarapannya. Keluarganya bahkan terlihat menatapnya dengan pandangan bingung.

"Tumben sekali kamu rapi."

"Tentu saja. Aku ingin berkencan dengan Baekhyun sepulang sekolah."

"Ck, yang benar saja. Aku yakin Baekhyun akan menolak ajakan kencanmu itu." Ucap Yoora sembari menjulurkan lidahnya di akhir kalimatnya.

Chanyeol yang mendengar itu mendengus. Ia tak habis pikir dengan kakaknya yang hobby sekali merusak moodnya.

"Appa, aku pakai mobil ya?" Ijin Chanyeol sembari menatap Tn. Park.

"Pakai saja. Untuk apa ijin."

"Sudah sudah makan sarapanmu yeol."

Chanyeok segera memakan sarapannya dengan cepat. Bagaimanapun juga Chanyeol tak ingin membuat kekasihnya menunggu.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Pamit Chanyeol setelah menghabiskan sarapannya.

"Sampaikan salamku pada adik manisku." Teriak Yoora yang kemudian ditanggapi dengan Chanyeol yang berteriak mengatakan 'ya'.

Chanyeol memilih menggunakan mobil sport berwarna biru metalik. Mobil yang sering ia gunakan untuk balap liar.

Chanyeol tanpa berlama-lama segera menjalankan mobil yang mengkilap itu meninggalkan pekarangan rumahnya menuju rumah kekasihnya. Chanyeol sedikit menaikkan kecepatannya karena ia tak mau membuat kekasihnya menunggu lama.

Chanyeol tersenyum ketika ia telah sampai di depan rumah Baekhyun. Ia memilih menyempatkan melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 6.30 tepat. Ia lalu mengambil ponselnya yang berada di saku celananya dan segera mengirim pesan ke Baekhyun bahwa dirinya sudah menunggu namja mungil itu.

Setelah pesan berhasil terkirim Chanyeol memilih menunggu Baekhyun di dalam mobilnya. Ia menunggu sembari memainkan game pada ponselnya.

Cukup lama namja tinggi itu berkutat dengan ponselnya hingga ia menyadari jika dirinya sudah terlalu lama menunggu Baekhyun. Ia kembali melirik jam tangannya. Matanya membulat sempurna ketika melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 7 yang mana tentu saja gerbang sekolah mereka sudah ditutup.

Chanyeol mengernyitkan dahinya heran karena tak biasanya Baekhyun selama ini. Ia lalu menatap pintu rumah Baekhyun yang tertutup. Ia sedang berpikir apakah Baekhyun meninggalkannya? Tapi namja mungilnya tak mungkin melakukan hal itu. Baekhyun hanya akan meninggalkan Chanyeol jika Chanyeol telat ke rumahnya lebih dari 10 menit, sedangkan tadi Chanyeol bahkan tak telat 1 menit pun.

Chanyeol yang penasaran memilih keluar dari mobilnya. Ia menatap rumah kekasihnya dalam diam. Ia entah kenapa menghela nafasnya kasar, setelahnya ia baru melangkahkan kakinya perlahan.

Tapi baru membuka gerbang mata Chanyeol sudah di hadapkan dengan sesuatu yang membuatnya penasaran di rerumputan halaman depan rumah Baekhyun itu. Karena rasa ingin tau namja tinggi itu sangat tinggi, ia mendekati tempat itu.

Dahi Chanyeol menernyit ketika melihat sesuatu yang tak asing di matanya. Ia berjongkok dan mengambil benda yang setengah hangus terbakar.

"Inikan- bukankah novel yang kemarin ku belikan untuk Baekhyun?" Gumam Chanyeol sembari menatap novel yang setengah hangus.

Chanyeol menatap itu dalam diam. Pasalnya bukan hanya 1 novel saja, tapi semua novel yang ia belikan untuk Baekhyun sudah hangus di sana. Chanyeol menatap pintu rumah Baekhyun dan novel itu bergantian.

"Apakah ia tak menyukai pemberianku? Tapi bukankah kemarin ia terlihat sangat menyukai novel-novel ini?" Gumam Chanyeol.

Entah kenapa perasaan namja tinggi itu terasa tak enak saat ini. Tapi ia segera menepisnya, karena ia tak mau berpikiran buruk. Perlahan ia kembali berdiri dan segera melangkah menuju pintu utama rumah Baekhyun.

Rumah itu seperti biasa terasa sangat sepi seperti rumah hantu yang tak berpenghuni. Hanya saja halaman rumah ini sangat rapi dan bersih.

Chanyeol menekan bell rumah Baekhyun sembari memanggil nama kekasih mungilnya itu. Tak ada sahutan ataupun tanda kehidupan di dalam. Chanyeol semakin dibuat bingung. Ia akhirnya memutuskan menelpon ponsel Baekhyun.

Panggilan itu sama sekali tak terangkat padahal disana tertulis sangat jelas ponsel Baekhyun berdering. Chanyeol awalnya hendak pergi darisana tapi telinganya mendengar nada dering ponsel Baekhyun dari dalam rumah itu.

"Bee kamu di dalam?" Teriak Chanyeol.

Sayangnya teriakannya itu sama sekali tak mendapat sahutan. Chanyeol semakin merasa gelisah. Tangannya tanpa sengaja mendorong pintu Baekhyun dan terbuka.

Chanyeol yang melihat itu segera masuk ke dalam rumah Baekhyun. Ia tak peduli jika nantinya di dalam ada Appa Baekhyun. Karena jujur saja Chanyeol penasaran apakah Baekhyun ada di dalam serta kenapa namja itu tak menjawab panggilannya.

Sepi.

Hanya itulah yang Chanyeol temui. Perlahan kakinya melangkah lebih jauh dengan mata memandang kesana-kesini. Hingga matanya menangkap kaki seseorang yang seperti tengah berbaring di atas lantai. Chanyeol yang penasaran semakin mendekatkan dirinya ke tempat itu.

Deg

Tubuh Chanyeol menegang. Nafasnya entah kenapa berhenti. Ia benar-benar terkejut melihat sosok itu. Tapi itu tak berjalan lama karena namja tinggi itu segera mendekat dan berjongkok di samping sosok itu.

"Bee. Hey sayang bangun." Ucap Chanyeol kalut sembari menepuk-nepuk pipi kekasih mungilnya.

Ia menatap seluruh tubuh Baekhyun dengan airmata yang menetes. Tubuh itu tak baik. Bahkan di lantai tempat Baekhyun terbaring ada bekas darah yang mengering.

Wajah putih mulus itu kini dihiasi oleh banyak luka lebam. Chanyeol benar-benar bingung sebenarnya apa yang terjadi pada kekasih mungilnya. Bahkan namja mungil itu masih mengenakan jaket Chanyeol yang Chanyeol pinjamkan semalam.

Chanyeol segera mengangkat tubuh mungil kekasihnya. Ia dengan kalut berlari ke mobilnya. Yang ada di dalam pikirannya saat ini ialah dirinya yang membawa Baekhyun ke rumah sakit segera.

"Kumohon bertahan ya."

Chanyeol yakin apa yang dialami namja mungilnya ini terjadi sejak semalam. Chanyeol tentu saja kalut mengetahui hal itu, ia takut jika Baekhyun kenapa-napa mengingat waktu kejadian dan waktu Chanyeol menemukan namja mungil itu berselang cukup banyak. Chanyeol tak mau hal itu terjadi, ia tak mau namja mungilnya pergi.

"Kumohon bertahanlah. Aku mencintaimu."

.

.

.
Tbc(?)

Vote apa woii gua maksa:')

1. My Bad Boy [CHANBAEK] || REVISIWhere stories live. Discover now