🌤19. penasaran lagi

4.1K 763 75
                                    


aku kira setelah ini antara aku dan haechan bakal awkward dan jadi aneh. tapi ternyata enggak, baik aku maupun haechan sepakat buat ga bahas hal ini lagi. tapi kata haechan sih,

"gua justru bersyukur udah bilang ini sama lu. lega banget, gua dari kemaren kemaren sensi garagara ini nih. tapi, terserah lu sih. asal mulai sekarang jangan jauh jauh lagi dari gua bisa?"

jadi, kita ini apa?

gatau. aku memutuskan buat ga ambil pusing soal ini. ada beberapa memori yang harus aku urus soal jaemin. jadi, aku gamau mikirin apapun. kasian haechan, kasian juga diri aku sendiri. iya kan?

"gua bakal selalu nunggu lu siap, tenang aja"

hari ini bagi rapot. mama sama a mingyu udah berangkat daritadi padahal kelas aku kebagian jam siang. sedangkan aku lagi sibuk chatting sama somi. bahas rencana nonton, yang akhirnya aku setujuin.

 bahas rencana nonton, yang akhirnya aku setujuin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gitu doang. selebihnya mungkin nanti karena sekarang udah mau jam 12 sedangkan aku belom mandi.

baru aja ngambil handuk, hp aku bunyi karena ada yang nelpon. pas liat namanya, langsung aku angkat.

"ke sekolah ga?" tanya dia dari sebrang sana. kebiasaan, tiap telponan sama haechan pasti kedengerannya suara motor. dia telponan di pinggir jalan mulu, udah kaya dilan.

"nggak ah. ini mau mandi, mau nonton"

"nonton apa? yang bagi rapot?"

"nonton film di bioskop, ngapain gue nontonin yang bagi rapot"

"sama?"

"somi" ucapku hati hati. haechan diem, kemudian terkekeh.

"kenapa lo?" tanyaku.

"gapapa. yaudah nonton mah nonton aja" kata dia.

"gabakal kenapa napa nih?"

"emang apanya yang harus kenapa napa? ini gayanya udah kaya izin ke pacar aja" ledeknya. aku ketawa, terus panik sendiri begitu sadar dengan omongannya.

"sana, katanya mau mandi" suruh haechan kemudian. aku mendehem, kemudian melirik jam di dinding.

"lo dimana?" tanyaku kemudian.

"gua? di pinggir jalan nih" tuhkan, udah ketebak. pasti dia lagi naek motor, terus berhenti dulu buat nelpon. padahal mah sampe dulu kek ya, enak banget kerjaannya berhenti di pinggir jalan mulu.

"mau ke?"

"kemana ya, gatau. asal pergi aja" jawabnya.

"kok gitu?"

"tadinya gua yang mau ngajak lu pergi, tapi katanya mau sama somi jadi yaudah" jelasnya lalu aku terkekeh.

"udah gitu doang? mau gua tutup, mau berangkat lagi" katanya kemudian.

Rumah #2 (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang