Chapter 49

109K 4.1K 211
                                    

HAPPY READING GUYS💣
JANGAN LUPA PENCET BINTANG OKEEEE😃😃😃
_________________________________
Wanita yang bernama mia itu, berulang kali meminta maaf kepada pak liam dan istrinya. Ia benar-benar tidak mengetahui masalah itu, ia pikir semuanya sudah membaik. Sebab, setelah kejadian itu mia berhenti bekerja karena suaminya pindah tugas keluar kota dan menetap disana.

Baru beberapa hari yang lalu mia kembali lagi kejakarta, menengok ibu mertuanya yang sedang sakit. mia tak sengaja bertemu dengan istri pak liam dipusat perbelanjaan saat mia membeli beberapa pakaian untuk anaknya. Jadilah mereka memutuskan untuk mengobrol sebentar, istri pak liam menjelaskan jika hubungan suami dan anaknya tidak baik-baik saja sejak kejadian itu terjadi. Mia sangat merasa bersalah karena hal itu.

" Terima kasih mia, kenzie hanya membutuhkan waktu." kata mama lia menggenggam tangan mia.

" Maafin saya bu pak, sekali lagi saya mohon maaf."

" Tidak apa-apa, semua sudah berlalu. Saya hanya berharap hubungan antara saya dan kenzie membaik. Itu saja." kata papa liam.
" Dan terima kasih juga sudah menyempatkan diri untuk menjelaskan pada anak saya." tambah papa liam.

Mia mengangguk, ia memilih pamit untuk pulang karena suaminya sudah menjemput.

Mama lia dan suaminya saling memandang dan tersenyum lega. Lega karena anaknya sudah mengetahui hal yang sebenarnya.

¤♥¤

Keesokan paginya, seorang gadis masih bergelung dibawah selimut tebal, Menyelam dialam mimpi. Nyaring bunyi alarm menganggu tidur vani, ia meraba-raba nakas mencari sumber suara yang begitu menganggu tidurnya. Tangannya menyentuh alarm lalu mematikannya.

Vani menyingkap selimut yang menutupi wajahnya, mengucek-ngucek matanya yang masih terasa lengket. Pintu kamarnya terbuka.
" Baru aja mau mama bangunin." kata mama levi berjalan perlahan membuka gorden.

Vani tersenyum memperhatikan mamanya. Alarm terbaiknya selama ini adalah mamanya sendiri. Biasanya vani sulit untuk bangun walaupun alarm sudah berbunyi berkali-kali. Tapi kali ini ia berhasil bangun saat alarm berbunyi tanpa bantuan mamanya.

" Cepet mandi, malah bengong." kata mama membuyarkan lamunan vani.

Vani beranjak dari ranjang, memeluk mamanya dari belakang.
" Makasih ya ma, vani sayang banget sama mama." kata vani mengeratkan pelukannya.

" Iya sayang, mama juga sayang sama kamu." balas mama.  " Udah sana cepetan mandi, nanti telat." suruh mama menepuk tangan vani yang melingkar di perutnya.

Vani memanyunkan bibirnya, kemudian bergegas mandi untuk bersiap pergi kekampus. Butuh waktu 15 menit vani membersihkan diri, itu tidak lama bukan.
Sejak kepulangannya kemarin ia belum bertatap muka dengan papanya yang sengaja menghindarinya. Vani menghela nafas, ia harus bicara berdua dengan papa.

Vani berkaca, melihat bayangannya dicermin. Tubuhnya sedikit berisi, terutama pada bagian pipi. Ia memoleskan pelembab dan bedak diwajahnya, terakhir vani memoleskan liptin dibibirnya agar tidak terlihat pucat.

Vani keluar dari kamar berjalan menuju kamar orangtuanya. Ia mengetuk pintu beberapa kali.
" Ini vani pa." kata vani dari luar.

Terdengar jawaban papa, yang menyuruhnya masuk. Vani membuka pintu perlahan. Dilihatnya papa sedang membaca koran dibalkon.
" Pa .. " panggil vani dari belakang tubuh papanya.

" Ada apa." jawab papa tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.

" Vani mau minta maaf udah ngecewain papa." kata vani menunduk. " Vani belum bisa jadi anak yang ngebanggain papa, vani bisanya cuma bikin malu papa dan mama. Vani minta maaf." tambah vani dengan suara lirih.

Dosen Is My Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now