Chapter 1

540K 10.3K 337
                                    

HAI ANNYEONG, CERITA INI SEDIKIT DEMI SEDIKIT MAU AKU REVISI NIH. MULAI DARI SINI YAAA, 🥰
Semoga lebih nyaman baacanya☺

____

Seorang gadis cantik tengah bergelung dibawah selimut, menyelam dialam mimpi dan tidak memperdulikan waktu yang terus berputar. Gadis itu bernama Angelia Stevani Jackson, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Vani atau Stevani. Vani anak pertama tapi bukan satu-satunya, ia memiliki seorang adik yang lahir hanya berselang 5 menit, mereka berdua kembar bahkan nama merekapun hampir sama. Adiknya Angelio Stevano Jackson, benar sama bukan.

Terkadang Vani merasa kesal karena namanya dan Vano mirip, apalagi saat orangtuanya memanggil mereka dengan sebutan 'Van' pasti ia dan Vano akan langsung menoleh.

"Ya ampun nih anak, Vani bangun nak. katanya kuliah masuk pagi!" Mama menyibak gorden agar cahaya matahari masuk ke kamar anaknya, ia Levita jackson, Mama dari anak yang sedang tertidur ini.

"5 menit lagi Ma," jawab Vani kembali menarik selimut.

"Gak ada 5 menit lagi, cepet bangun sekarang. Cepetan nanti telat!" perintah Mama menarik kasar selimut.

"Ah Mama, masih pagi banget lo ini," gerutu Vani bersungut-sungut dengan mata masih terpejam.

"Masih pagi gundulmu, udah jam 9 ini Vani," geram Mama.

Vani tersentak langsung terduduk, "Hah?"

Vani celingukan mencari benda pipih kesayangannya, setelah ketemu matanya melebar saat melihat jam dilayar ponsel.

"Maaa, kenapa nggak bangunin Vani dari tadi sih? " Vani sebal karena kesiangan. Tanpa mendengar jawaban mama ia bergegas masuk kekamar mandi untuk bersiap-siap pergi kekampus.

"Dasar kamu tidurnya kaya kebo," dengus Mama setelah Vani hilang dari pandangan, ia berjalan keluar dari kamar anaknya.

Dikamar mandi, Vani hanya mencuci wajah dan gosok gigi karena waktunya tidak akan cukup jika ia gunakan untuk mandi.

Membuka lemari,Vani mengambil celana jeans panjang dan atasan kaos polos, ia rasa penampilannya sudah cukup dan pantas untuk dipakai pergi ke kampus. Vani tidak sempat untuk memilih baju yang lebih bagus dari ini.

"Perfect deh, walaupun gak mandi gak ada yang tau juga." Vani terkikik sendiri sambil berkaca menilai penampilannya.

Buru-buru ia mengambil tas, kunci mobil, sepatu lalu memakainya. Vani berjalan menuruni tangga menemui mamanya di dapur. Kamar Vani berada di lantai dua bersebelahan dengan kamar kembarannya Vano.

"Ma, Vani berangkat ya!" pamit Vani menarik tangan mamanya untuk bersalaman.

"Gak sarapan dulu sayang?" tanya Mama.

"Udah telat Ma, Vani berangkat." Vani berlari keluar dari mansion menuju garasi, menghidupkan mesin mobil dan melajukan mobilnya membelah jalanan raya.

•_•

Sesampainya dikampus Vani sedikit berlari mencari kelas mata kuliahnya yang ia sendiri tidak ingat dimana letak ruanganya. Vani termasuk ke dalam golongan gadis pelupa dan itu buruk.

"Masih muda tapi gue udah mulai pikun," Vani merutuk sepanjang koridor tanpa memperhatikan jalan.

Benda keras menghantamnya hingga terjengkang, "Aw aset gue," Ringis Vani menekan pantatnya yang keram.

Dosa apa yang telah ia perbuat hingga harinya menjadi sial. Sudah terlambat dan kini terjengkang. Double kill. 

Vani tidak salah lihat kan? Ini benar laki-laki yg bertabrakkan dengannya. Wajahnya tampan, matanya sayu memikat, hidungnya mancung seperti perosotan, pahatan rahang yang tegas dan- Vani melirik postur tubuh laki-laki itu- stop, akal sehatnya kembali.

Laki-laki itu menenteng sebuah buku dan diam memperhatikannya tanpa berniat membantunya berdiri. Bukannya nolongin malah diem aja, gerutu Vani dalam hati.

Vani melihat sekitar, ternyata ia menjadi tontonan gratis para mahasiswa yang lalu lalang.

"Bantuin napa Om!" Vani menyentak sinis melirik Laki-laki itu.

Yang dilirik menaikan sebelah alisnya sedikit tidak suka dengan perkataan gadis di hadapannya ini.

"Om gak denger ya? malah cosplay jadi patung," sungut Vani sambil berdiri, menepuk pantatnya yang kotor akibat debu di lantai koridor.

"Kapan saya nikah sama tante kamu?" tanya Laki-laki itu dingin.

Vani mengernyit tidak mengerti, "Hah, Maksudnya?"

"Selain ceroboh kamu juga telmi," Sarkas laki-laki itu lagi.

"Wah malah ngatain saya lagi," lirik Vani sinis.

Vani melihat jam diponsel, seketika matanya melebar melihat jam saat ini pukul 09.35. Mampus bentar lagi keluar tu dosen, pikirnya.

"Urusan kita belom selesai ya Om!" sinis Vani menyenggol kasar lengan laki laki itu kemudian lari terbirit-birit menuju kelasnya.

Setibanya didepan kelas, benar saja dugaannya sudah ada dosen killer mata kuliah statistik, Pak Brata. Vani kuliah di salah satu Universitas ternama di Indonesia, mengambil jurusan ekonomi dan bisnis. Bukan karena paksaan siapapun, itu murni pilihan Vani sendiri karena ia menyukainya.

Tokk... tokk...

Vani mengetuk pintu pelan, "Permisi pak, maaf saya terlambat," ucap Vani menghadap Pak Brata yg sedang sibuk menjelaskan materi. Jelas kedatangan vani menjadi pusat perhatian teman sekelasnya, karena Vani berani sekali terlambat dikelas pak brata yang terkenal sebagai dosen paling killer.

"Oh kamu Vani, silahkan duduk!" jawab Pak brata sambil membenarkan letak kacamatanya. Sontak hal itu membuat mahasiswa sekelas melongo karena heran.

Biasanya kalau ada salah satu mahasiswa yang terlambat sedikit saja pasti dilarang mengikuti mata kuliah tapi kali ini luar biasa, keberuntungan buat Vani.

Vani mengangguk sopan lalu berjalan ke kursi kosong yang tersisa untuk mengikuti mata kuliah. Walaupun sedikit terlambat atau bisa dibilang sangat terlambat.

•_•

Selesai sudah Mata kuliah hari ini, saat ini jam menunjukan pukul 12.25 waktunya pulang. karena mood Vani benar-benar buruk setelah bertemu Om-om yang tidak sengaja bertabrakan dengannya tadi dikoridor.

Mobil terparkir di halaman rumah, Vani nyelonong masuk. "Mama, Vani pulang, Spada..." teriak Vani menggelegar.

"Apaan si kak berisik banget teriak-teriak, dasar toa," Sahutan dari Vano terdengar kesal.

"Dih suka-suka gue dong anoa, Mama mana?" tanya Vani mendekati vano yang asik bermain game.

"Sini deh gue bisikin." Vano melambaikan tangan agar kepala Vani lebih mendekat kearahnya.

"Haaaaaaaaak," Teriak Vano kencang ditelinga Vani kemudian tertawa ngakak.

"Rese banget lo anoaaaa," teriak Vani dengan wajah merah padam, telinganya terasa berdengung. Ia mengambil bantal sofa lalu melemparkanya kearah Vano yang sudah berlarian menaiki tangga menuju kamar dengan tawa yang belum terhenti.

Vani melangkah menuju kamar dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, pandangannya menghadap langit-langit atap. Karena letih yang ia rasa tanpa sadar Vani tertidur.

Baru beberapa menit Vani terlelap, tidurnya harus terganggu oleh suara ponsel yang berdering nyaring.

"Halo?" ucap Vani dengan mata terpejam.

"Van, Udah pulang? maaf ya mama lagi dirumah temen. makan siangnya udah ada di meja, tinggal dipanasin lagi kalo mau makan!" Suara Mama terdengar dari sambungan telpon.

"Hm, Iya Ma. Ntar aja makannya, Vani capek mau tidur bentar," jawab Vani.

"Ya udah, Mama tutup telponnya." Mama mengakhiri panggilan.

"Hmm..." dehem Vani pelan, Ia meletakan ponsel dinakas kemudian kembali tidak sadarkan diri, lanjut tidur.

____

OH IYA,  BUAT PEMBACA BARU. JGN LUPA BINTANGNYA YAA HEHE🤭🤭

Dosen Is My Husband (TAMAT)Where stories live. Discover now