🦄86

4.3K 71 14
                                    

Playlist: Magic - One Direction

Happy reading guyssssss!!

This is long chapter, ha! 😍😍
Sorry kalo ada typo, oke :))

***

Aku terbangun dari tidurku, karena alaramku sudah berbunyi. Jam menunjukkan pukul 09.03 am.

Hari ini adalah hari yang benar benar membanggakan, for me.

Setelah nyawaku terkumpul, segera aku menuju kamar mandi untuk melakukan aktivitas di pagi hari yang indah dan cerah ini.

Habis ini, aku akan check sound sebentar. Iya, itu wajib sebelum konser dilaksanakan.

Setelah mandi, memakai bajuku. Hanya hotpants putih dan sweatshirt berwarna hijau army. Berdiri di depan kaca, menyisir dan mengikat rambutku. Memberikan polesan bedak dan lip balm. Selesai.

Mengambil ponselku, lalu turun ke bawah untuk sarapan dan melakukan apapun untuk hari ini.

*Louis POV

Hola.

Kami sekarang berada di kamar hotel. Hanya bersantai saja.

Kamar hotel?

Iya, hotel.

Kami semua, aku, boys, mom, dan dad berada di Los Angeles. Haha, sebenarnya sudah mulai dari kemarin sore kami sampai di LA.

Soal tadi malam. Ya, kami berbohong. Bukan karena kami ingin memutuskan semangat Aura. Tapi, kami ingin memberikan kejutan untuknya. Karena kami tahu, bahwa Aura bisa. Ya, dia berhasil melakukannya sendiri tanpa kami yang menemaninya.

Kami sudah merencanakan ini semua, dengan alasan sibuk. Padahal tidak sih. Mom dan dad dapat cuti dari kantor. Hey, ingat dad yang punya perusahaan kan? Haha. Dan kami?

Kami sudah mengerjakan album ketiga kami. Mungkin hanya tinggal beberapa lagu lagi yang harus kami rekam.

Aura bukan termasuk orang yang manja. Bukan dirinya yang membuat dia manja, tapi kami. Ya, kami. Mom dad, aku, dan boys.

Kami benar benar menyayangi Aura, karena dia satu satunya anak perempuan dikeluarga Madison. Kami sangat possesive terhadapnya. Sebut saja kami Possesive Family.

Itulah kami. Kami sangat tidak ingin ada sesuatu yang terjadi dengan Aura. Aura lah satu satunya harta yang paling terpenting untuk kami.

Tapi sekarang, kami tahu bahwa tidak bisa selamanya kami possesive terhadapnya. Aura pasti akan grow up, sama seperti kami. Dulu kami juga sangat dimanja oleh mom dan dad. Itulah, keturunan. Aura sudah sembilan belas tahun dan sangat tidak memungkinkan kami masih bisa possesive terhadapnya. Tapi, apakah salah kalau kakak kakaknya khawatir dengan adiknya? Tidak kan.

Tapi, sudahlah. Aura juga tidak masalah dengan hal ini. Dan kami benar-benar bangga dengannya.

Back to topic.

Sekarang masih pukul setengah sepuluh, dan konser Aura akan dilaksanakan pukul lima sore.

"Boys, apakah kalian tidak lapar?" tanya Niall.

"Sungguh, Niall? Bahkan kita baru saja sarapan." jawabku.

"Kita sarapan jam delapan tadi, sekarang sudah jam setengah sepuluh. Apakah itu yang dinamakan 'baru saja'?" omel Niall.

Dasar pirang. Niall sungguh menyebalkan. Kadang aku berfikir, kenapa adikku yang satu itu sangat suka dengan hal yang namanya makan? Padahal kami tidak terlalu dengan hal itu. Entahlah. Dan sifat Niall yang itu menurun dengan Aura. Jadi, aku punya dua adik yang sangat suka dengan makan. It's fine.

POSSESSIVE FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang